9. Cerita Jeno

130 13 1
                                    

"Besok lagi ah," gumam Yoshi sambi usil memainkan rambut boneka barbie milik Lia.

Kalau biasanya Lia yang akan bermain di kamar Yoshi, kini gantian, entah kenapa tiba-tiba Yoshi masuk ke kamar Lia dan iseng mengambil salah satu boneka barbie milik Lia.

"Mau ngapain lo?" tanya Lia yang mendengar gumaman Yoshi. Matanya tidak lepas dari boneka barbienya yang dipegang Yoshi karena takut dirusak oleh Yoshi.

"Ngajak Mona ngantin lagi."

"Iya kalo ga bareng Jeno."

"Ya semoga aja ga bareng. Oh iya, besok lo jangan gabung lagi duduknya! Kan gue mau berduaan sama Mona."

"Iya-iya, kemaren kan rame banget, jadi gue ga kebagian tempat.

Yoshi hanya diam, ia teringat sesuatu, "Eh iya, tadi gue ga kepikiran buat nanya kok ga bareng Jeno ngantinnya."

"Lo kan gitu, kalo ga gue ingetin pasti ga kepikiran."

"Iya-iya, yaudah ntar gue nanya di chat."

"Ga usah, tadi gue udah nanya."

"Pas tuh, apa katanya?"

"Katanya Jeno lagi ngerjain tugas."

"Oalah."

"Tapi Ci..."

"Apa?"

"Tadi pas guru gue keluar dia juga langsung keluar loh, sendirian pula. Kan gue jadi curiga."

"Apa jangan-jangan..."

"Apa?"

"Dia nemuin pacarnya yang lain?"

"Eh iya anjir bisa jadi. Lo inget ga? Pas SMP kan dia pernah dijuluki buaya. Masih mending sih kalo dapet julukan buayanya pas udah tiga tahun sekolah di sana. Lah ini, baru kelas satu SMP udah dijuluki buaya, sampe akhirnya dia pindah sekolah."

Iya, Yoshi, Lia dan Jeno sempat satu sekolah ketika SMP. Namun, ketika naik ke kelas 8 Jeno pindah sekolah ke luar kota. 4 tahun kemudian tepatnya kenaikan kelas 12 Jeno kembali ke sini dan akhirnya satu sekolah lagi dengan Yoshi dan Lia.

"Tapi pas SMA kok engga ya?"

"Lo tuh pikun apa gimana? Dia kan anak baru, baru masuk bulan Juli kemaren."

"Oh iya hehe," kata Yoshi nyengir. "Tapi mantap banget tuh kalo bener Jeno selingkuh, gue bisa jadian sama Mona hahaha."

"Iya dah serah lu."

Beberapa detik mereka saling diam, sampai Yoshi,

"Eh ini kalo rambutnya dipotong bagus loh," kata Yoshi sambil membuka laci meja milik Lia, berniat mencari gunting.

Lia melotot. Ia langsung merebut boneka barbienya.

"MENDING RAMBUT LO AJA SINI YANG GUE GUNTING!" kata Lia yang sudah memegang gunting dan bersiap mengarahkannya ke rambut Yoshi.

Yoshi ngibrit ke kamarnya, daripada nanti digunting sama Lia kan jadi jelek.



"Sebenernya apa?"

"Sebenernya waktu pertama kali ketemu sama mamamu, waktu aku jemput kamu itu, aku ngerasa ga asing sama wajah mamamu. Terus pas tadi, pas liat papamu, aku juga ngerasa ga asing sama wajahnya. Intinya aku tuh ngerasa pernah ketemu sama mama papamu. Daritadi aku coba inget-inget tapi gagal, aku lupa di mana aku pernah ketemu sama mereka."

"Kita kan seperumahan, mungkin kamu pernah liat di sekitar perumahan?"

"Engga, bukan gitu maksudku. Pernah ketemunya tuh kaya yang udah lama banget, makanya aku lupa, tapi ngerasa pernah ketemu gitu, ngerti ga si? Belibet ya penjelasanku?"

Mona mengangguk-angguk. "Iya-iya ngerti. Kaya yang ngerasa ketemu orang yang sama di beberapa tahun lalu."

Jeno menjentikkan jarinya. "Nah! Menurutmu gimana?"

"Coba inget-inget lagi deh."

"Ga ah, udah nyerah, yang ada pusing kepalaku mikirin itu terus."

Mona hanya tertawa kecil, sampai ia teringat sesuatu.

"Tadi pas istirahat kamu ke mana?"

"Ngerjain tugas kan, kamu lupa?"

"Jangan bohong Jeno."

"Hah?"

"Tadi kata Lia pas guru keluar kamu juga langsung keluar sendirian, nah itu ke mana?"

"Ng-nggak kok, Lia salah liat kali."

Tapi tunggu, Jeno merasa ada yang janggal.

"Kamu kenal Lia?"

"Sebenernya engga sih, cuma tau aja."

"Terus kok bisa bilang gitu ke kamu?"

"Tadi semeja pas di kantin."

"Kok bisa?"

"Jadi tadi tuh sebenernya aku mau ngantin sama Yeji, tapi pas di depan kelas tiba-tiba ada Yoshi yang narik tangan aku ke kantin, pas di kantin Lia tiba-tiba gabung, terus dia nanya kenapa ga bareng sama kamu, ya aku jawab seadanya. Tapi kata Lia gitu."

"Yoshi? Yoshi sodara kembarnya Lia?"

"Iya."

"Loh, kamu kenal Yoshi?"

"Engga, cuma tau aja."

"Kalo ga kenal kenapa berani banget pegang-pegang tangan kamu?"

"Ya ga tau Jenooo."

"Lain kali kalo diajak Yoshi lagi jangan mau, aku cemburu."

"Halah apa sih? Aku tau ya kamu lagi ngalihin pertanyaanku yang tadi."

"Ih iyaaa beneran aku ga keluar kelas yang. Lia salah liat ituu. Masa kamu ga percaya si?"

Mona hanya memutar bola matanya malas sambil mengalihkan pandangan ke arah pengunjung yang sedang mengantri tiket bioskop.

Namun dengan tiba-tiba Jeno memegang pipi Mona lalu dihadapkan ke arahnya.

Mona tentu saja terkejut. Ia melotot. Namun Jeno tetap memegang kedua pipinya.

"Liat wajahku yang, masa keliatan boong si?" kata Jeno sambil menatap mata Mona.

Mona terdiam, baru kali ini ia melihat wajah Jeno dari jarak yang sangat dekat.

Mata sipit, hidung mancung, rahang tegas.

Perfect.

"Baru sadar kalo pacar gue ganteng banget," kagum Mona dalam hati.

Namun ketika teringat jika ia sedang marah pada Jeno, ia menggelengkan kepalanya.

"Wajahmu wajah buaya, banyak cewenya."

"Ih ayang!"

•~• •~• •~•

To be continue

Salah Kirim • YoshiWhere stories live. Discover now