18. Pertanyaan Serius

112 12 0
                                    

Maksud Mona apa? Kenapa dia nolak gue? Katanya dia suka gue itu maksudnya apa hah?! Begitulah isi pikiran Yoshi saat ini.

Baru kali ini ia dighosting oleh perempuan. Kalau dipikir-pikir ini bukan karma, karena Yoshi tidak pernah mengghosting perempuan manapun, tapi kenapa ia harus menjadi korban ghosting?!

Di tengah kesedihannya, tiba-tiba sepasang kaki terlihat berdiri di hadapannya, lalu mengambil bunga yang terlepas dari genggamannya.

"Ga bisa nolak maksudnya hehehe..."

Yoshi mengangkat wajahnya. Menghapus air matanya sambil tersenyum lebar.

Ia segera berdiri dan memeluk Mona erat. "Hiiiiih, lo tuh ya! Kenapa harus gitu dulu sih?!"

Mona tertawa. "Hahaha, ga nyangka pranknya berhasil."

Yoshi melepaskan pelukannya, tapi tangannya masih memegang pundak Mona. "Gak lucu!"

"Iya deh iya maap. Yang penting gue nerima lo kan hehe."

"Iyaaa, makas--"

"Udah, ini di sekolah," kata Mona sambil buru-buru jalan meninggalkan Yoshi yang merentangkan tangannya, bersiap memeluknya lagi.

Yoshi ikut berlari. "Nanti di luar boleh dong?!"

"GAK!"



Karena katanya Juyeon ada urusan mendadak di kampusnya, jadilah Mona pulang bersama Yoshi.

Tidak usah ditanya lagi bagaimana perasaan mereka. Tentu saja senang sekali. Terutama Mona karena ia bisa menjadi pacar seorang siswa yang terkenal pintar seangkatan kelas dua belas itu.

"Jalan dulu, mau?" tanya Yoshi.

"Ga usah deh, tugas gue banyak, sama belum ijin mama hehe."

Yoshi mengangguk mengerti. Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah Mona.

Yoshi yang akan langsung pulang mengurungkan niatnya ketika melihat Seulgi keluar rumah. Ia turun dari motornya dan menyalami tangan Seulgi.

"Temennya disuruh masuk dulu Nak, kebetulan Mama habis bikin kembang kol goreng."

Hmm, temen ya.

Mona mengangguk, ia segera menarik tangan Yoshi supaya mengikutinya masuk ke rumah.

"Kita mau backstreet apa gimana?" tanya Yoshi.

"Ga perlu, habis ini gue bilang."

"Mama habis ngapain sih?" tanya Mona ketika melihat Seulgi masuk lagi ke dalam rumah dan saat ini ikut duduk bersama mereka.

"Habis benerin tanaman yang jatoh kena angin."

Seulgi beralih menatap Yoshi, lalu membaca name tagnya sebentar. "Ooh namanya Yoshi? Makasih ya Nak udah nganterin Mona pulang."

Yoshi tersenyum. "Iya Tante sama-sama."

"Itu tuh si Juyeon, disuruh jemput adeknya ga mau, padahal udah pulang dari kampus. Jadi ngerepotin kamu deh."

"Engga kok Tante ngga ngerepotin."

"Emang Jeno ke mana Mon? Emang dia ga cemburu liat kamu pulang sama Yoshi?"

Deg!

"Jadi mamanya Mona tau kalo sebelumnya mereka pacaran?!" batin Yoshi terkejut.

"Eee~"

"Kenapa?"

"Aku putus sama Jeno Mah."

"HAH?!"

Yoshi dan Mona terkejut melihat reaksi Seulgi yang berlebihan.

Sampai-sampai Juyeon penasaran dan membuka pintu kamarnya untuk melihat ada apa di ruang tamu.

"Dan Yoshi, pacar aku yang sekarang," sambung Mona.

Seulgi semakin terkejut. Itu artinya ia tidak bisa bertemu lagi dengan Jeno.

"Jadi nanti Jeno ga jadi ke sini?"

"Ya engga lah Ma, kan udah putus, buat apa juga."

"Yaudah kalo gitu di mana rumahnya Jeno?"

Mona, Yoshi dan Juyeon menatap Seulgi bingung. "Mau ngapain Mah?"

"Pengen ketemu sama Jeno, ada yang mau Mama omongin."

"Hah? Tentang apa?"

Tok tok tok!

"Permisiii..."

Semua yang ada di ruang tamu menoleh ke arah pintu utama. Di sana, terlihat Jeno yang tersenyum ke arah mereka.

Melihat Jeno tiba-tiba datang ke rumahnya, Seulgi senang sekali. "Eh Jeno? Yaampun untung kamu ke sini," katanya sambil berjalan menghampiri Jeno lalu menarik tangan Jeno supaya mengikutinya masuk.

"Ada yang mau Tante omongin."

Yoshi sedih, sedih karena Seulgi lebih suka pada Jeno ketimbang dirinya.

Sedangkan Mona dan Juyeon hanya bisa menatap bingung Seulgi.

"Ada apa Tante? Saya ke sini soalnya mau ngembaliin pensilnya Mona yang jatoh," kata Jeno sambil meletakkan pensil itu di meja.

"Lah pensil gue jatoh? Kapan?" batin Mona sambil mengambil pensilnya.

"Eh iya bener ini pensil gue."

"Tante mau nanya serius sama kamu."

Yoshi semakin insecure ketika merasa kalau Jeno sudah sangat dekat dengan Seulgi.

"Eh? Iya boleh Tante."

"Orang tuamu namanya Son Seungwan dan Oh Sehun?"

"Iya Tante."

Deg!

"Tante tau dari mana?" tanya Jeno.

"Kamu waktu SMP tinggal di Scarlett Residence dan sekolah di SMP Venus?"

Jeno mengangguk lagi. "Iya Tante, kenapa?"

"Satu lagi," kata Seulgi sambil menyalakan hpnya dan membuka aplikasi galeri. Kemudian ia menunjukkan salah satu foto pada Jeno. "Bener ini orang tuamu?"

"Iya bener Tante, emang kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Jeno, Seulgi langsung memeluk Jeno erat. "Anakku..."

•~• •~• •~•

To be continue

Salah Kirim • YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang