THE VILLA SINNER'S

64 15 2
                                    

Gaharu, Stefano dan Naresh berlari mencari tempat untuk berlindung. Bahkan Naresh sudah berfirasat jika di bangunan ini ada yang tidak beres, namun Gaharu tetap keras kepala dan lihat yang mereka dapatkan malam ini.

Keringat membasahi pelipis mereka. Sekarang mereka tengah melarikan diri ke taman karena tidak memiliki persiapan apapun untuk melawan wanita yang tengah terbakar amarahnya itu.

"Apa ada yang punya ide kita akan melakukan apa?" bisik Stefano.

Naresh yang sedari tadi memerhatikan keadaan pun berbicara, "Aku akan ke belakang mencari dapurnya untuk mengambil pisau."

Gaharu melotot dan memegangi lengan Naresh agar tidak nekat, karena kondisi yang minim cahaya akan sangat membahayakan.

"Gaharu, kita harus terus bergerak atau kita akan mati," ucap Naresh, lalu Gaharu melepaskannya dan Naresh yang mulai bergerak perlahan ke arah belakang dengan sebuah korek api di tangannya.

Stefano tidak bisa tenang karena sosok perempuan itu terlihat tengah duduk di atas pohon besar. Stefano dapat mencium baunya yang seperti dupa.

Mereka sangat terkejut saat sebuah anak panah mendarat di perut seekor kelinci yang melintas yang tak jauh dari mereka.

"Oh shit!"

***

Naresh berjalan dengan perlahan sambil sesekali menyalakan korek api untuk melihat ia harus berjalan ke arah mana.

Sampailah ia ke sebuah pintu belakang.

"Ada apa kemari?" tanya seorang staff yang berpakaian maroon tersebut.

"Aku ingin ke kamar kecil ... can i?" tanyanya dengan ragu.

Staff itu menjawab dengan tatapan yang kosong. "Silahkan."

Tanpa Naresh menyadari bahwa staff itu bukanlah staff melainkan Ina yang tengah merasuki tubuh itu. Terjadi perkelahian antara Ina dan Naresh saat itu juga.

Ina menendang Naresh sampai laki-laki itu menabrak meja yang di atasnya terdapat sebilah pisau. Namun, Ina bisa menghindar dengan cepat.

Ina mengambil pisau itu saat Naresh lengah karena sinar bulan yang tertutup oleh awan hitam membuat pandangan Naresh menjadi tidak jelas.

Brak!

Ina melukai perut laki-laki itu, lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

***

Semak-semak yang bergoyang menarik perhatian Sekar untuk mendekat ke sana. Ia pun turun dari balkon dan berjalan ke arah taman.

Ia tidak melihat Ina di mana-mana, entah apa yang tengah dilakukan oleh hantu itu. Yang terpenting Sekar harus membayar utang masa lalunya.

Wanita dengan pakaian serba hitam ini berjalan menyusuri taman. Sebenarnya ia tahu jika ada Gaharu di sana karena Ina yang tiba-tiba berada di atas pohon sedang menatap ke arah bawah dengan tatapan membunuh.

"Aku tidak ingin melakukan ini, tapi kamu sendiri yang terlalu baik kepadaku," ucap Sekar sembari duduk di kursi taman dekat dengan Gaharu dan Stefano bersembunyi.

Sekar mencabut anak panah yang mengenai hewan lucu tersebut dan menyimpannya kembali. Wanita ini tidak hanya membawa 1 anak panah melainkan 3 anak panah.

Terdengar suara bisikan di telinganya. "Naresh ingin membunuhmu."

Dari belakang Sekar sudah tahu jika Naresh ingin menyerangnya dengan sebulah pisau. "Naresh, kamu dulu sahabatku, tapi mengapa sekarang berpihak kepada Gaharu padahal dulu kamu pun sama ingin membunuhnya?"

Bangchin Twoshoot StoryUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum