3. Pertemuan Jihan dan Puyo

97 37 7
                                    

Pertemuan klise antara karakter perempuan dan laki-laki yang biasanya terjadi di cerita-cerita atau dongeng itu tidak terjadi pada Jihan dan Ganta. Jihan yang sering kali rebahan sambil membawa novel-novel seru di aplikasi wattpad pun bisa merasakan halu juga. Tapi cewek itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan seekor kucing yang malam ini berubah menjadi sosok manusia. Tampan pula.

Pertemuan Ganta dan Jihan hampir sama seperti yang sempat hadir di mimpi Jihan. Hanya sedikit perbedaan yang ada.

Malam itu hujan gerimis, Jihan memegang payung birunya erat-erat sambil berdoa agar payungnya tidak terbang tertiup angin. Itu adalah payung terakhir yang ia miliki di rumahnya.

Ketika hujan mulai reda, Jihan mendengar suara kucing mengeong. Suara mengeong yang terdengar seperti tangisan dari hewan manis itu membuat Jihan mengedarkan pandangannya ke segala arah demi mencari-cari sosok hewan itu.

Jihan tersenyum sangat lebar ketika matanya berhasil menemukan seekor kucing yang sudah ia cari sejak tadi. Kucing berbulu orange kemerahan dengan matanya yang indah berwarna violet. Awalnya Jihan merasa takut karena kucing itu tidak terlihat seperti kucing pada umumnya. Namun ketika melihat tubuh kucing itu dipenuhi luka yang tampak sangat parah, Jihan bertekad untuk membawa kucing itu pulang ke rumahnya.

Saat itu, Jihan tak tau bahwa luka di sekujur tubuh kucing itu adalah luka cambuk. Namun malam ini, dia berhasil mengetahuinya.

Jihan memeluk kucing itu meskipun agak sulit membawanya sambil memegang payung. Cewek itu masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan setengah basah karena payungnya ia gunakan untuk melindungi kucing dipelukannya itu.

Pasti sakit jika luka kucing itu terkena air lagi, kan? Jihan tidak tega.

Jihan menurunkan kucing itu sementara dirinya menutup payung biru itu lalu mengunci pintu rumahnya rapat-rapat.

"Ayo mpus, kamu bisa jalan enggak?" Jihan menatap kucing itu sambil memberi isyarat agar kucing itu mengekorinya namun kucing itu malah diam saja.

Jihan menggendong kucing itu lalu masuk ke dalam kamarnya. "Bajingan mana sih yang nyiksa kucing sampe segininya? Luka kamu parah banget loh, mpus. Siapapun yang nyakitin kamu, rasanya pengen tak HIIIHHH!"

Andai kala itu kucing itu sudah bisa berubah wujud menjadi manusia, dia pasti akan tertawa ngakak.

Kucing itu hanya diam sementara Jihan berusaha keras untuk mengobati lukanya dengan telaten. Cewek itu cantik, dan itu adalah hal yang terlintas di pikiran si kucing saat itu. Jihan memeluk kucing itu setelah semua lukanya sudah diobati dan di plester dengan hati-hati meskipun agak sulit.

Jihan mendekatkan wajah kucing itu pada wajahnya, cewek itu menatap sepasang mata kucing itu lekat-lekat. "Mata kamu aneh deh, mpus. Tapi cantik banget, gue suka."

Bisa dibilang, kucing itu beruntung karena mata violetnya yang membuat Jihan jatuh cinta hingga berani membawanya pulang. Padahal sejak dulu Jihan sangat anti memelihara hewan di rumahnya. Selain karena Jihan hanya tinggal sendirian di rumahnya yang besar, Jihan juga jarang berada di rumahnya.

Jika dia memelihara hewan, bagaimana nasib hewan itu sementara Jihan saja jarang ada di rumah?

"Mungkin gue harus kurang-kurangin keluar rumah. Sekarang kan udah ada kamu, mpus." Jihan tertawa kecil, tawa yang tampak cantik itu membuat sang kucing merasa rasa sakitnya mereda perlahan-lahan. "Kalau kamu dipanggil mpus terus kayaknya bakalan aneh..." Jihan terdiam, wajahnya tampak sedang berpikir.

"Nama kamu Puyo aja ya? Puyo dari games Sega Ages Puyo Puyo yang gue mainin di nintendo switch pas gue masih kecil. Suka enggak?" Jihan menatap gemas kucing yang ia namai Puyo itu lalu dia menggesek-gesekkan hidungnya pada hidung Puyo yang membuat Puyo langsung mengeong.

GantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang