10

429 92 68
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🦁 Daichi sebenarnya

Karena aku sudah lulus dan hanya menunggu panggilan pelatihan dari kepolisian dan saat ini kondisi rumah sangat sepi.

"Seichi!" Panggilku.

"Ada apa?" Tanya Seichi.

"Kondisi fisikmu semakin memburuk." Ucapku.

"Aku sudah botak dai." Ucap Seichi.

"Apa maksudmu?" Tanyaku.

Seichi membuka jaket dan kupluk yang digunakan membuat aku terdiam ternyata seichi menggunakan rambut palsu selama ini.

"Aku sudah menjalani serangkaian pengobatan agar bertahan hidup padahal sebenarnya aku malas menjalani hal ini." Ucap Seichi.

Seichi kembali menggunakan rambut palsu dan kupluk miliknya lalu menutup benjolan yang berada di lehernya.

"Touchan dan kaachan mengetahui hal ini?" Tanyaku.

"Ya selama ini aku diantar berobat oleh touchan." Ucap Seichi.

"Dai jaga yang lainnya kalau aku sudah pergi." Ucap Seichi.

"Kau pasti sembuh." Ucapku.

"Usiaku bertambah karena obat-obatan." Ucap Seichi.

"Seichi!" Panggilku.

"Hm." Gumam Seichi.

Aku berdiri dan langsung memeluk seichi dengan erat bisa kurasakan tubuh seichi yang hanya tersisa tulang saja bahkan tulang punggungnya bisa kurasakan.

"Seichi kenapa kau tidak sedih?" Tanyaku.

"Untuk apa sedih?" Tanya Seichi.

"Lagipula perkataan paman dan bibi benar saat itu bahwa aku hanya beban untuk keluarga ini jadi kalau aku pergi kalian akan lebih leluasa." Ucap Seichi.

"Aku tidak memperdulikan ucapan paman dan bibi bagiku kau adikku yang paling bertanggung jawab dan paling kusayangi." Ucapku.

"Kita punya tiga adik lain dai." Ucap Seichi.

"Namun hanya kau yang tumbuh besar bersamaku." Ucapku.

"Kan kita kembar dai itu wajar." Ucap Seichi.

"Seichi menangislah aku ingin tahu penderitaanmu selama ini." Ucapku.

"Tidak perlu dai aku tidak mau kau sedih." Ucap Seichi

"Seichi kau yakin?" Tanyaku.

"Soal apa?" Tanya Seichi.

✔️ Sawamura Daichi Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang