Yami membalut rambut dengan handuk setelah selesai keramas, pagi hari di hari minggu. Cewek itu duduk di sofa seraya memainkan ponsel.
Notif pesan Whatsapp muncul di layar, Yami membuka dan mulai membaca.
Selow gans
Cece
Guys, jalan ke Mall yuk!
Gami
Gaslah, jam setengah 11
Deno
Boleh juga tuh!
Yami
Ayok kawan! Reolve ikut yuk! Den, jemput!
Reolve
Oke, gue ikut
Deno
Nyusahin lo Yam.
Yami
Wkwkwk
Yami menutup ponsel setelah tidak ada lagi pesan masuk. Ia bangkit membuka handuk di kepalanya dan mulai menyisir. Di rumah kontrakan yang jauh dari orang tua membuat Yami merasakan sepi saat dirinya sendirian.
Pukul 10:34
Suara deru motor membuat Yami yang tengah memakai bando mempercepat pergerakan. Ia segera keluar dari rumah begitu melihat hanya Deno sendirian di depan rumahnya.
"Yang lain mana?" tanya Yami seraya memakai pansus berwarna hitam.
Deno menghela nafas jengah. "Makanya liat grup. Mereka nunggu di simpang tiga tempat biasa," ujar Deno.
Yami mendengus, ia beranjak menaiki motor Deno setelah menutup pintu. Deno menaik turunkan alis menatap Yami di pantulan kaca spion. "Lo siap-siap ya! Pegangan erat sebelum akhirat."
Yami terbengong, tak mengerti akan ucapan Deno yang lebih mirip ngelantur. "Apaan lo Den!" ucap Yami sembari menepuk lengan Deno.
"Oh ya, nih helm," ujar Deno memberikan Yami helm yang sengaja di bawanya. Yami mengalihkan helm itu ke tangannya dan memasangkan di kepala.
Deno mulai menggeber motor begitu melihat Yami sudah bersiap, lalu kemudian ia menutup kaca helm yang dipakainya.
Brrmmm
Tubuh Yami terpental ke belakang, spontan memeluk pinggang Deno dengan dada yang berdebar. "Lo ngajak mati, Denos!" teriak Yami yang bahkan suara nya tak terdengar sama sekali.
Deno semakin meng-gas motor dengan kecepatan penuh, membuat Yami memukul pundak Deno berkali-kali dengan ketakutan. "Gue nggak mau mati, Tuhan!"
Yami mengusap air mata nya yang jatuh, dada nya berdebar cukup kuat, sedangkan Deno yang dibalik helm fokus melaju tanpa melihat sang penumpang. "Gue kutuk lo, setan!" teriak Yami lagi.
Tak berapa lama, kecepatan motor Deno berkurang. Yami menarik nafas panjang begitu tempat mangkal sudah terlihat di depan mata. Deno tersenyum smirk, ia meresing motor saat berhenti di persimpangan.
Cece tercenung, menugak ludah nya kasar dengan mata melebar. Sedangkan Gami mengerjapkan mata nya berkali-kali. Reolve yang di samping mereka menaikkan sebelah sudut bibir.
Dengan jantung yang berdetak sangat cepat, tubuh Yami bergetar mengusap air mata nya yang jatuh. Sedangkan Deno membuka helm tertegun saat melihat ketiga temannya itu menatap nya sambil menggeleng.
"Lo bawak cewek sampai trauma ya Den?" celutuk Gami menepuk keningnya.
"Sumpah Deno! Kalau gue mungkin udah mati tengah jalan!" sambung Cece.
YOU ARE READING
Messy Puzzles(Proses Revisi)
Teen FictionIni kisah Hurayami, tapi juga kisah Radeno. Mereka itu ceria penuh bercanda, ada Yami maka ada Deno. Gamian, Cece, dan Reolve. mereka berlima punya circle yang sama. Namun suatu pagi, kabar itu datang dari ketua kelas yang membuat Deno awalnya penu...
