Deg
"Dikirim?" Wang Yibo mulai ragu.

"Iya "

" Apa maksud ibu di antar?" Tanya Yibo memastikan.

"Di kirim. Bukan di antar." Ujar nyonya Wang menegaskan ucapan nya.

Seorang pelayan datang "Tuan ada paket untuk anda. Tolong tanda tangan disini!" Ujar sang pelayan yang sempat membuka pintu.

Wang Yibo langsung menandatangani resit pengiriman barang yang ia terima lalu di kembalikan pada si pengirim.
"Terima kasih!" Ucap Yibo.

"Halo, Yibo kurasa itulah paket yang ibu pesan. Cepat lihat!" Ujar Nyonya Wang.

Wang Yibo deg-degan.
Berharap ibunya tidak membuat nya shock.

"Baiklah, biar aku lihat dulu ibu. Nanti kuhubungi lagi!" Ujar Yibo.

"Baiklah, ibu menunggu kabar darimu. Dan tak perlu berterima kasih pada ibu. Ibu tau kau pasti sangat menyukainya." Ujar nyonya Wang. Lalu memutuskan sambungan telepon.

Wang Yibo melihat isi paket berukuran besar.
Helen juga yang berada di samping sang Daddy. Cukup takjub dengan ukuran paket yang terbilang panjang dan besar.

"Itu apa Dad?" Tanya Helen.

"Mari kita lihat sayang!" Ujar Yibo.

Setelah paket besar itu terbuka. Di dalam sana terdapat boneka seks yang super cantik dan memiliki dada yang besar.

"Dad, ini untuk apa?" Tanya Helen.

Yibo langsung menelpon sang ibu.
Yibo sudah menduga, walaupun dugaan meleset tapi yibo yakin hal semacam ini akan terjadi.
Sejak kapan ibu Yibo berpikir waras. Itu menurut Wang Yibo.

.
.
.

Helen Wang memberikan banyak undangan pada teman sekolahnya. Guna merayakan ulang tahunnya.

Menjelang sore Helen Wang dan Daddy sudah lebih dulu berada di tempat dimana pesta ulang tahun Helen Wang akan di rayakan.

Helen yang begitu menyukai princess. Diapun mengenakan gaun snow white.

Wang Yibo dengan tenang menemani putrinya. Menunggu tamu undangan.

Sedangkan para pelayan restoran. Sibuk dengan beberapa kebutuhan yang di gunakan untuk acara tersebut.

"Dad, kenapa belum ada yang datang?" Tanya Helen.

Yibo melihat jam sudah pukul 4
"Mungkin sebentar lagi sayang."

"Oh." Helen kembali membenahi duduknya.

30 menit kemudian.

"Daddy!" Panggil Helen.

"Iya sayang?"

"Kenapa lama sekali?" Tanyanya. Satupun dari teman sekolahnya belum ada yang menunjukkan batang hidungnya.

"Mungkin mereka dalam perjalanan " jawab Yibo khawatir.
Ada rasa khawatir dalam diri Yibo.

Hingga pukul 7 belum juga ada yang datang.
Helen mulai terisak.

Anak yang hari ini ulang tahun yang ke lima. Seperti nya menyadari jika tak seorang teman pun yang menghadiri acara ulang tahunnya.

Biasanya Helen akan menangis dengan suara yang cukup keras.
Namun kali ini dia menagis tanpa suara, yang ada hanya isakan seperti orang dewasa yang memendam luka "hiks...hiks."

"Helen!" Panggil Yibo mengusap lembut punggung Helen yang terisak dalam pelukannya.

"........"

"Hiks.... Hiks..."

Unmarried Dad |YiZhan| ENDWhere stories live. Discover now