#4 Kamelia untuk Abah

8 0 0
                                    


.....

Cahaya terang lilin kecil
kembali memenjarakan rindu dalam tabir
Berusaha kubantah semua ingatan yang mendarah
Tetapi kalah dengan bunga Kamelia kering di tangan

Ia bukan seorang pengecewa
Melainkan seorang kesatria
Aku ingin lihat lagi semangatnya,
dan senyum tulusnya
Dahulu, apapun yg kupinta
Tak pernah dirinya berkata selain "iyaaa"
Topi jeraminya mengingatkanku akan letihnya
Sepeda ontel usangnya menjadi bukti bahwa ia sekuat baja

Kain suteranya tidak pernah lepas dari pelukan ibu
Semua ini membuatku seperti terpenjara dalam kalbu,
dan terasa seperti benalu
Kali ini,
Tidak ada yang memanggil "jelitaku"
Hanya rengekan suara jangkrik yang terbelenggu
Sesak!!
Aku benci merasakan rindu!!

Jika Tuhan memberikan sepuluh detik saja untuk bertemu
Aku ingin memberitahunya,
bahwa kami baik baik saja di sini
Jika Tuhan memberikan sepuluh detik lagi,
Ingin kuceritakan semangat adik yang ingin menjadi polisi,
dan aku yang ingin menjadi seperti kartini,

Dan Jika Tuhan tidak bersedia memberikan sepuluh detiknya,
Apakah merpati dapat mengantarkan surat yang kuselipkan kamelia ini kepadanya?

Di antara kedipan air mata
kulihat asap lilin yang menghitam,
seperti malam yang dilapisi gelapnya gulita
Rinduku sudah saatnya bersalam
Untuk Tuhan sebagai pencipta,
Terima kasih telah mengirimkan malaikat dalam tubuhnya
Titipkan salam bahwa bunga kamelianya akan kujaga

Semoga Abah berada tepat disisi-Mu
sambil tersenyum dan tersipu membaca puisiku

Digit RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang