Loading.

Menunggu host untuk menginvite-nya segera. Setelah layar putih yang tampil kini berganti menjadi layar yang sudah ada Gavriel di sana, duduk di kamar dengan baju tidurnya. Rambut lelaki itu sedikit berantakan, mungkin karna agak lama menunggunya.

"Sorry telat. Makan dulu tadi," jelasnya singkat.

Gavriel hanya berdehem pelan. "Mau sekarang?"

"Hah? Apaan?"

"Naya, denger gue. Jangan potong dulu. Apapun yang gue bilang, gue harap lo ngerti maksudnya dengan baik." Gavriel berkata pelan. Zulfa menatapnya serius, ada apa ini.

"Iya."

"Gue suka lo." Kata pertama yang diucapkan Gavriel bahkan mampu membuat Zulfa yang tadi menatapnya langsung mengalihkan pandangannya.

Gadis itu kembali menghidupkan kamera setelah berteriak tanpa suara, memukul-mukul bantalnya gemas karna Gavriel. Berdehem singkat, berusaha tenang

Gavriel melanjutkan ucapannya. Ini adalah kata yang dia rangkai jauh-jauh hari.

"Kalo lo tanya kenapa, lo cantik dengan pesona lo. Gue suka cara lo senyum. Lo bisa bikin gue gila setiap liat lo sama cowok lain, lo bisa tau apapun tentang gue dengan mudah. Jadi, wajar kalo gue suka sama lo kan?" Mata mereka bertemu. Ada kegugupan di keduanya, Zulfa meremas baju tidur yang ia pakai saat Gavriel mengeser kursinya, memusatkan tatapannya pada dirinya.

"Banyak kata yang gue ucapin ke lo hari ini di sekolah, tapi gue rasa itu belum cukup."

"Gue tadi kasih pilihan sama lo, kalo lo gak masuk zoom ini berarti gue berhenti, tapi lo malah masuk. Terlepas itu karna lo cuma penasaran atau alasan lain. Tapi gue anggap lo nerima resikonya," kata Gavriel. Gadis itu memilih mengigit bibir bagian dalamnya, kenapa dia gugup sekali sekarang. Matanya bahkan tidak bisa dialihkan ke arah lain. Memilih menutup mulutnya rapat-rapat.

"Yang perlu lo tau, muka lo udah ditandain sama temen-temen gue, mereka ada di sini."

Saat mengatakan itu, Zulfa pikir Gavriel bercanda. Tapi setelah melihat teman-teman Gavriel bermunculan satu per satu dilayar dan menyapanya, Zulfa hanya mampu menutup mulutnya kaget. Ada sekitar 20 an orang di zoom itu sekarang.

Zulfa tidak menyangka ini, ia tidak berpikir sama sekali untuk mengecek siapa saja yang bergabung di zoom, karna ia pikir hanya ada Gavriel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zulfa tidak menyangka ini, ia tidak berpikir sama sekali untuk mengecek siapa saja yang bergabung di zoom, karna ia pikir hanya ada Gavriel.

"Nay.." Panggilan dari Gavriel berhasil menyadarkan Zulfa dari keterkejutan-nya.

"Jadi pacar gue atau temen gue yang ambil tindakan?"

ZGavrielWhere stories live. Discover now