- 4 -

444 51 8
                                    

Mari kita awali kisah kali ini tentang persahabatan War, Yan dan Bever.

Semua bermula dari War yang tinggal di Phuket semenjak sang mama meninggal dunia dan dimakam kan di Phuket, tanah kelahiran sang mama. Saat itu usia War masih 8 tahun. Saat di Phuket ia tinggal bersama sang papa, papanya harus bolak balik Bangkok-Phuket demi menjaga anaknya dan bekerja. Tentu sang papa tidak bisa menjaga War 100%, maka War akan diasuh oleh Pak Chan, orang kepercayaan tuan Winata Ratsameerat, papanya War.

Lanjut ke cerita Yan Aran Wong saudara kembar Yin, ia tinggal di Phuket bersama sang mama saat usianya 10 tahun. Saat itu pula Yan dan War saling kenal disekolah.

Untuk Bever, ia baru pindah ke Phuket saat usianya 15 tahun. Saat itu pula ia, War dan Yan saling mengenal dan semakin dekat lalu menjadi sahabat. Awal kenal Yan dan War,
Bever tau jika keduanya saling menyukai, namun ia telah jatuh hati pada War dan Bever lebih memilih diam karena ia tau cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.

Seiring berjalannya waktu ketiganya semakin akrab namun naas saat usia mereka bertiga 18 tahun, Yan mengalami kecelakaan tragis.

Saat itu lah semua berubah, War yang terus saja menyalahkan dirinya atas kepergian Yan. Lalu seharusnya disaat itu sebagai sahabat Bever ada disisi War, namun Bever harus segera pindah ke Jepang bersama keluarganya. Meninggalkan War dengan segala rasa bersalahnya.

Ok sekian kisah persahabatan War, Yan dan Bever.

Mari kita ke masa sekarang lanjutan cerita part sebelumnya.
.
.

Setelah kejadian pembentakan(?) yang dilakukan Yin dilapangan basket itu, semua orang diuniversitas mulai membicarakan Yin, menganggap pria tampan itu sombong, angkuh dan dingin. Tak ada lagi yang berani mendekatinya, kecuali satu orang yaitu War.

Meski War sudah dibentak dan diperingati oleh Yin tetap saja laki-laki tampan yang cenderung cantik itu tetap mengejar Yin atau lebih tepatnya mengganggu Yin. Tiap hari ketika selesai kelas, War akan datang menemui Yin, hanya untuk sekedar memberikan makanan, minuman, atau apapun yang ia tau itu adalah kesukaan Yan. Justru hal tersebut membuat Yin semakin kesal pada War. Yin tak ingin bersikap kasar pada War, entah kenapa ia tak tega melihat wajah memelas War atau tatapan lugu laki-laki cantik itu. Yang bisa Yin lakukan saat ini adalah menghindari War, disaat kapan pun dan dimana pun.

Bever sebagai sahabat War, merasa kasihan pada War namun apa yang bisa ia lakukan, War yang sekarang terlalu keras kepala jika diberitau.

Prom sebagai sahabat Yin merasa kasihan pada War juga, Prom sudah sering menasehati War namun apa daya War terlalu keras kepala saat ini.

Dan beginilah keadaannya sekarang War yang mengejar Yin, sedangkan Yin yang berusaha menghindari War, lalu Bever dan Prom hanya bisa diam tak bisa melakukan apapun.
.
.

Pukul 8 malam.

Dentuman musik sangat kencang, aroma wine dan bir sangat kentara, banyak orang yang menggoyangkan tubuhnya menikmati dentuman musik dan segelas wine ataupun bir.

Terlihat disana Yin tengah duduk disalah satu meja club bersama teman-teman Prom, begitu juga pemilik hotel sekaligus club ini yaitu Prom.

Yin tengah asik sendiri meneguk beberapa gelas wine favoritnya. Namun itu hanya berlaku sementara setelah dilihatnya War berjalan kearahnya, raut wajah Yin berubah masam.

Dengan senyuman lebar yang tertuju untuk Yin, War melangkah mendekati meja Yin, namun Prom dengan cepat menyambut kedatangan War.

"Ku pikir kau tidak jadi datang nong" Prom menyambut War dengan senyum cerahnya, begitu pula beberapa teman Prom yang memandang War dari atas sampai bawah.

YinWar I am Not Him (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora