01. Masa Lalu

24.2K 544 6
                                    

Haiiii... saya kembali posting cerita yang baru nih... semoga suka ya. Cerita ini udah lama saya tulis. Waktu masih hebohnya Drama Taiwan. yang suka pasti pada tau cast2 dibawah ini.

-----------------------------------------------------------

Terlahir dikeluarga berantakan siapa yang mau! Oh ya kenalkan namaku Chika, sebenarnya Jii Yue. Anak yang nggak  jelas asal usulnya! Itulah kata teman - temanku. Jujur saja saat masih kecil aku tinggal dipanti asuhan, karena diusir Kakek, saat itu aku gak tau pa alasan Kakek membuangku. Tapi kini aku tahu, aku adalah anak dari pernikahan yang tak pernah direstui oleh Kakek.

Ayahku seorang pembalap yang telah menikah lebih dahulu dengan wanita yang dijodohkan oleh Kakekku. Pertemuan dengan ibuku bisa dibilang setelah pernikahan itu telah menghasilkan seorang anak yaitu kakakku. Setelah itu ayahku kabur dari rumah dan bertemu dengan ibuku yang seorang guru TK saat itu. Cinta pada pandangan pertama, begitulah kesannya. Pernikahan hanya dihadiri sahabat ibuku saja dan tentu kerabat dekat ayah yang merahasiakan keberadaan ayah. Dari pernikahan itu terlahirlah aku, Jii Yue.

Awalnya kami merasa amat bahagia, namun itu hanya sebentar saja. Saat usia 6 tahun motor balap yang ayah kendarai meledak, dan itu di depan mata aku dan ibuku. Ibu roboh seketika dan aku hanya bisa menatapi kepulan asap kendaraan itu, tanpa tau artinya, arti bahwa aku tidak akan merasakan pelukan ayahku lagi, tidak akan mendengar suaranya, tidak akan menemaniku lagi, tidak akan bercerita untukku lagi. Setelah pemakaman ayah, ibu membawa aku pergi ke tempat Kakek, berharap aku diterima disana, sayangnya Kakek terlalu benci padaku. Dengan penuh kesedihan ibu memohon agar Kakek menerimaku, namun Kakek malah menendang ibuku. Kesedihan itu ternyata tidak berhenti disana. Setelah kehilangan ayah, tidak diakui Kakek, kini aku harus mersakan kehilangan ibuku. Saat keluar dari rumah Kakek sebuah mobil mewah menabrak kami. aku menangis bukan karena kepalaku berdarah, melainkan karena melihat ibuku terbaring bersimbah darah. Di tengah hujan yang deras, aku menangis sekeras-kerasnya. Dan Kakekku hanya diam terpaku, entahlah apa karena terkejut atau malah sebaliknya, senang.

Setelah pemakaman ibu, mau tidak mau akhirnya Kakeklah yang merawatku. Oh ya tadi kubilang aku sempat tinggal di panti asuhan kan? awalnya kukira Kakek benar2 sudah menerimaku, tapi... aku salah. Bisa dibilang hanya sebentar aku disana, dirumah yang penghuninya tidak mau memandangku, terutama Kakek, sekalipun dia tidak pernah menyentuh ataupun menyapaku. Kakekku menunjukan ketidak senangannya padaku dengan lebih memperhatikan Kakak. Membelikan kakakku mainan, mengajaknya jalan-jalan, bercanda, menina bobokannya. Aku tidak minta semua itu, aku cuma mau Kakekku membelai kepalaku, itu saja. Bibi, istri pertama ayahku, selalu memandangku dengan tatapan bimbang, aku bisa merasakannya dia ingin memelukku tapi karena Kakek, dia memilih untuk tidak memperdulikan aku. Tapi kalau kakakku, Sanny. Dia berbeda, dia sayang padaku. Pertama kali di sini, Kakak membelikanku permen, membagikan coklat yang baru dibelinya, juga mengajakku bermain ditaman, kalau bukan Kakak mungkin aku tidak akan tahan berada dirumah ini. Aku sangat menyayanginya. Tapi... itu hanya sebentar.

Suatu hari, saat aku dan kakak bermain di taman, kami melihat ada layang-layang tersangkut didahan pohon.

“Wah layang-layangnya bagus sekali ya kak!” kataku sambil menunjuk layang-layang itu.

“Kamu mau, Jii Yue! Kakak ambilkan ya!?”.

“Jangan, pohon itu tinggi, kak, kalau kakak jatuh gimana.” Tolakku.

Tapi kakak memaksa naik, saat layang-layang itu hampir didapatnya, tiba-tiba saja kaki kakak terpeleset, dan jatuh. Kakak menangis keras membuat Kakek dan Bibi datang.

“Kakak jatuh dari pohon” kataku pada Kakek begitu mereka sampai. Kakek lalu memandangku dengan tajam. Dan penuh kebencian.

“Pasti kamu yang menyuruhnya naik? Iya kan? Jawab?” kata Kakek marah sambil mencengkram bahuku dengan keras. Aku hanya bisa diam, karena aku tahu, percuma bicara pada Kakek. Lalu Kakek mendorong badanku jatuh keras ketanah. Bibi juga marah tapi tak mengatakan apapun, hanya memandangiku dengan penuh air mata. Kepala kakak berdarah. Kakek dan Bibi cepat-cepat membawanya ke dokter.

My Lovley BrotherWhere stories live. Discover now