6

22 2 0
                                    




Quin menatap jengkel ke arah Valen yang sedang mencoba menahan tawa nya sedari tadi, pesta telah usai sekitar setengah jam yang lalu namun kedua nya masih berada di kediaman mansion keluarga hingga tengah malam ini.

" Puas kau?" tanya Quin dari balik hembusan nikotin yang berhembus dari bibir merah nya saat ini

" Ayolah kau tahu aku jarang meminta mu pertolongan jika tidak mendesak Quin" sahut Valen yang terduduk di kursi balkon

Quin menarik nafas nya pelan lalu kemudian berkata, " Kali ini aku membantu mu Val but remember for next time ada harga yang harus kau bayar, membalas kebaikan ku malam ini contoh nya"

" Aku berjanji akan membalas kebaikan mu, tenang saja"

" Tapi Quin aku jarang sekali bahkan hampir sudah tidak pernah melihat mu tersenyum seperti tadi. itu sangat luar biasa" sambung Valen

" Ah sudahlah berhenti menggoda kakak mu ini, aku sedang dalam keadaan mood yang baik jadi seperti tadi" ucap Quin lalu melenggang pergi memilih untuk meninggalkan Valen

Valen menatap punggung kakak nya itu dan " Mau kemana kau?"

" Pulang" sahut Quin tanpa menoleh ke belakang dan terus berjalan pergi

Malam itu Quin langsung mengendarai mobil menuju mansion nya di ikuti oleh para pengawal yang menggunakan mobil lain di belakang mobil milik Quin. Dalam kecepatan tinggi Quin telah melajukan kendaraan nya ia ingin segera mungkin sampai ke kediaman nya yang berlokasi cukup jauh dari mansion keluarga nya.

Sesampai nya di mansion Quin melihat Owen sedang menunggu nya dengan tatapan yang sepertinya menunjukkan ada masalah yang harus Quin segera tangani. Ia pun langsung memastikan bahwa pistol milik nya masih berada di balik paha nya yang berbalut dress hitam satin itu.

" Ada penyusup nona" sebuah kalimat dari Owen yang langsung membuat Quin bersiap siaga dan berjalan untuk mengitari mansion bersama para pengawal nya.

" Kita berpencar ke sayap utara dan selatan" titah Quin kepada pengawal nya

Quin berjalan tegap tampak seperti tidak ada hal yang perlu ia takuti karena sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, sampai suara tembakan dari arah lawan pun terdengar.

" Keluar , jangan jadi pengecut" teriak Quin di tengah lorong mansion sayap utara

Seorang laki-laki berjalan ke arah Quin berbalut lengkap dengan jas hitam dan kemudian berkata menyapa Quin, " Sudah lama tidak bertemu dengan kau Ms. Quin"

Quin tersenyum miring ketika mendapatkan seseorang yang ia kenal 2 tahun lalu sepertinya baru keluar dari penjara setelah Quin berhasil memasukkan laki-laki tersebut ke dalam penjara. Quin berjalan mendekat setelah memberi aba-aba kepada pengawal nya untuk tidak bergerak dari tempat nya masing-masing dan terus bersiap dengan kemungkinan yang tidak-tidak.

" Kalau ingin bertamu kau bisa lebih baik Mr. Anderson, tanpa harus terlihat seperti pencuri" ujar Quin kepada sang lawan

Anderson tertawa dan juga berjalan ke arah Quin, " Apa kau akan menerima ku dengan baik jika aku datang dengan sopan kepada mu?"

" Ada banyak kamar tamu disini kau tak usah khawatir Mr. Anderson"

" Ah ya.. tapi aku lebih menginginkan mu dari pada kamar tamu itu, atau kita bisa langsung melakukan nya di lorong ini? terasa lebih menarik bukan? aku yakin kau akan suka Quin"

" Kau masih sama, terlalu banyak omong" sahut Quin tajam seraya menarik pelatuk pistol ke arah lawan yang sudah ia genggam sedari tadi.

satu tembakan lain juga lolos ke arah Quin tanda perlawanan dari Anderson, bukan Quin nama nya jika tidak bisa menembak dengan cara terbaik yang mungkin orang lain tidak lakukan.

" Itu hadiah dari ku Mr. Anderson, racun yang berada pada peluru ku" ucap Quin sambil berusaha berjalan pergi di bantu para pengawal nya karena kaki nya tengah terluka akibat peluru milik Anderson yang menembus kulit kaki nya saat ini.

" Persetan kau Quin" teriak Anderson dari tempat nya seraya menahan sakit karena racun yang begitu cepat sudah menyebar ke seluruh tubuh nya.

Don't forget to like and comments
💎💎💎

Beautiful MafiaWhere stories live. Discover now