5

26 2 0
                                    




Quin hanya mampu terdiam ketika mendapati sosok laki-laki paruh baya yang ia kenal kini tengah bertegur sapa dengan kolega-kolega nya sambil sesekali di bantu oleh salah satu maid kepercayaan keluarga nya sejak lama untuk turut menuntun laki-laki tersebut berjalan. Quin tidak pernah tahu bahwa satu-satu nya orang yang paling ia benci saat ini telah mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu hingga mengakibatkan hilang ingatan sebagian dari memori di kepala nya.

Retrograde Amnesia, kata Valen tadi kepada Quin ketika mendapati ayah nya tidak mengenal nya sama sekali dan bertindak seperti belum pernah melihat diri nya. Valen bilang ayah nya hanya mampu mengenal sosok Quin kecil, dan tidak pernah bisa mengenali penampilan nya saat ini. Ayah nya juga menganggap Quin telah ikut kecelakaan bersama nya sehingga tak bisa di selamatkan. Entah apa yang membuat ayah nya berfikir seperti itu, walau Valen sudah berulang kali menjelaskan bahwa Quin masih hidup.

Valen berdeham pelan untuk memecahkan fokus Quin saat ini dan kemudian berkata, " Daddy bisa di sembuhkan hanya perlu waktu untuk itu" ujar Valen

" Aku tidak peduli" sahut Quin dingin

" Valentino" panggil seseorang perempuan yang baru saja datang menghampiri Valen.

Valen tersenyum tipis dan ikut menyapa perempuan tersebut, " Emma.. apa kabar?"

" Ah baik Val, aku dari tadi sedang mencari tempat duduk ku namun seperti nya aku lebih baik duduk disini boleh? masih ada satu bangku tersisa nampak nya"

Valen tahu memang masih ada satu bangku tersisa di sebelah nya namun sengaja ia gunakan untuk meletakkan tas milik Quin, baru saja ia ingin menjawab pertanyaan Emma. Perempuan tersebut sudah terlebih dahulu menduduki bangku itu dan memberikan tas Quin kepada Valen.

Quin hanya tersenyum miring melihat kelakuan perempuan yang baru ia lihat malam ini, yang sepertinya sedang mencoba mendekati adik nya.

Tak lama setelah nya ayah Quin dan Valen sudah kembali ke meja mereka yang diikuti 3 orang dewasa lain, salah satu nya Quin tahu itu adalah maid yang sedari tadi menemani ayah nya. Lantas 2 orang tua yang lain nya itu siapa Quin pun tidak mengetahui sampai ayah nya membuka pembicaraan mereka.

" Sepertinya Emma begitu cantik malam ini yah nak" ucap daddy sambil tersenyum hangat ke arah Emma yang sedang tersipu malu mendengar pujian untuk diri nya.

" Dan kecantikan itu akan menurun ke cucu mu nanti Mr. Smith" ucap salah satu orang tua yang nampak nya Quin mulai tahu situasi seperti apa yang sedang dihadapi adik nya, Valentino.

" Maaf ini siapa kalau boleh tahu?" hingga keluar sebuah pertanyaan dari daddy nya sendiri yang terlihat tengah mengamati Quin saat ini.

Baru Quin hendak menjawab ia bukan siapa-siapa yang tidak perlu diingat oleh sang yang empunya pertanyaan itu . Valen sudah mengambil alih untuk menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu, " Ah iya Dad perkenalkan, ini Anne kekasih ku sebenar nya namanya Roseanne namun dad bisa panggil dia Anne" tutur Valen seraya mengelus pundak kakak nya yang hanya terdiam mencoba ikut tersenyum juga di samping nya.

Pernyataan Valen barusan membuat suasana meja nya saat ini menjadi hening, terlebih lagi Emma dan keluarga nya yang terlihat seperti menahan amarah mereka namun tetap bertindak biasa saja.

" Daddy pikir Emma yang kau inginkan Valen, namun tidak apa-apa jika kau punya pilihan sendiri" ucap daddy yang semakin membuat suasana meja menjadi hening sampai akhirnya Quin mencoba bersuara.

" Salam kenal dad, aku Anne.. aku dan Valen sudah mengenal lama, akhirnya bisa bertemu dad juga malam ini" sapa Quin sambil melekungkan senyum terbaik nya.

Satu sapaan dari Quin tersebut membuat Emma dan keluarga nya pamit terlebih dahulu mengatakan jika mereka punya urusan mendesak, yang menjadikan Valen tersenyum puas sekaligus lega dengan situasi saat ini.


Don't forget to like and comments!

💎💎💎

Beautiful MafiaWhere stories live. Discover now