"Apa maksudmu?!" Tanya Lusi berdesis

"Tanpa gue perjelas pun lo pasti ngerti lah."

"Sialan! Berani kamu menghina saya." Bentaknya

"Ya-"

"Pangeran, izinkan saya saja yang mengurus masalah ini. Lebih baik sekarang Anda kembali ke kamar, soalnya saya takut Anda kenapa-napa." Potong Heri

Darwin menggeleng tegas, "gak! Gue gak akan pergi dari sini, masalah gue belum selesai sama mak lampir satu ini." Darwin menolak dengan tatapan tajam yang menyorot kepada pelayan Lusi.

"Tapi-"

"Diam lo Heri!" Darwin beralih menatap Heri dengan tajam, meski ia harus mendongak.

Heri terdiam.

"Tidak sopan." Cibir Lusi

Darwin menoleh. Ia menaikkan salah satu alisnya, "apa? Siapa yang lo bilang gak sopan hah, siapa? Gak kebalik tuh, disini yang gak sopan itu sebenarnya lo atau gue?!"

"Kamu-"

"Ada apa ini?"

"Kepala pelayan Lusi ada apa ini? Kenapa kalian berdua bertengkar?"

Beberapa pelayan tiba-tiba saja masuk kedapur dan salah satu dari mereka bertanya dengan nada penasaran.

"Ah," Lusi segera berbalik menghadap mereka

"Apa kalian semua tahu? Ada seorang pencuri disini?" Ucapnya

"Apa, pencuri? Dimana? Dan siapa pencurinya?" Salah satu pelayan bertanya dengan shock

"Kepala pelayan lusi bagaimana seorang pencuri bisa masuk kesini? Penjagaan di istana sangatlah ketat, mustahil sekali dia bisa masuk?!"

"Justru itu, dia bisa masuk kesini dengan mudah karena dia termasuk orang dalam."

"Orang dalam? Siapa?"

Pelayan Lusi menoleh kebelakang, lebih tepatnya kepada Darwin sembari tersenyum menyeringai.

"Dia, dia yang mencuri!" Serunya menunjuk kepada Darwin

Para pelayan itu segera menoleh ke yang ditunjuk, "APA?!"

"Dia yang mencuri?"

"Bukankah dia itu anak buangan dari yang mulia kaisar?"

"Bagaimana dia bisa masuk kesini? Siapa yang mengijinkannya?"

"Lihatlah, lantai menjadi kotor gara-gara anak ini."

"Menambah pekerjaan saja."

"Dasar beban."

"Dia memang beban ... beban semua orang." Sinis Lusi

Sedangkan Darwin matanya sudah melotot, "HEH! Ngomong apa lo barusan?!"

"Lihatlah, bahkan sikapnya saja sangat tidak sopan kepada saya."

"Kenapa orang tidak beretika seperti dia bisa menjadi salah satu anggota kerajaan?"

"Sebenarnya apa yang dipikirkan yang mulia kaisar, kenapa dia masih menyimpan anak yang setiap harinya selalu menyusahkan orang-orang?" Cibir salah satu pelayan

"Saya juga berpikir seperti itu. Huftt ... dia benar-benar merepotkan kita semua."

"LO-"

"Yang mulia tenanglah," Heri berucap sembari membawa tubuh Darwin kembali ke belakangnya.

Darwin mendengus dengan keningnya yang mengernyit dalam, tanda kesal.

"Pelayan Lusi, sikap Anda kali ini sudah sangat keterlaluan kepada yang mulia pangeran. Saya bisa saja melaporkan hal ini kepada yang mulia kaisar karena Anda sudah berani menghinanya." Ucap Heri dengan tegas

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Where stories live. Discover now