"Pisau? Untuk apa?" Darwin bertanya dengan polos
"Tentu saja untuk memotong kuenya yang mulia, memangnya Anda sanggup menghabiskan kue sebesar ini sendirian?" Tanya Heri gemas
"Oh iya, ya," Darwin cengengesan.
"Boleh?" Heri bertanya sembari tersenyum tipis
"Em." Angguknya
Setelah itu, Heri berjalan ke arah sebuah pintu dan masuk ke dalamnya.
Pintunya sedikit jauh dari tempat Darwin berada sekarang, namun ia masih bisa melihat Heri didalam sana.
"Heri jangan lama-lama ya perut gue udah lapar nih!" Teriak Darwin
Terdengar suara sahutan dari dalam sana, "iya yang mulia."
Darwin mengangguk, ia lalu mengedarkan pandangannya dan akhirnya memilih berjalan ke arah meja yang sebelumnya ia tunjuk kepada Heri.
Tapi sebelum itu, Darwin terlebih dahulu mencolek krim salah satu cake yang ada disana dan mencicipinya.
"Emm, manis sekali." Gumamnya
Baru saja, saat Darwin ingin duduk, seseorang tiba-tiba saja menarik kursi yang ingin ia duduki hingga membuatnya jatuh dengan keras ke atas lantai.
"Anjing pantat gue!" Pekiknya
"Siapa yang berani-"
"Siapa kamu?!" Seseorang menyelanya
Darwin mendongak. Tatapannya seketika berubah menjadi datar saat tahu siapa yang berbicara.
"Ngapain sih ni cewek ada disini?"
"Kamu, apa yang kamu lakukan disini anak sialan!" Bentaknya
"Menurut lo." Balasnya dengan sorot mata yang dingin. Darwin lalu bangkit seraya menepuk celananya yang sedikit kotor.
Pelayan itu tersentak, matanya berkilat marah saat menatap Darwin.
"Berani kamu sama saya!" Teriaknya sembari ingin menampar Darwin.
Tapi, belum sempat itu terjadi. Suara Heri datang mengintruksi, "pelayan Lusi, apa yang Anda lakukan?!" Ucapnya sembari menghampiri mereka berdua.
Ia lalu berdiri di depan tubuh Darwin untuk melindunginya.
"Tolong jangan bersikap tidak sopan kepada yang mulia pangeran." Ujar Heri dengan tegas
Pelayan itu, Lusi. Hanya dapat berdecih, "saya tidak peduli. Lagipula untuk apa Anda membawa anak sialan ini masuk ke dapur utama istana?!" Ketusnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Anda pasti tahukan, meski ini dapur. Tapi, tidak sembarangan orang yang bisa memasukinya."
"Apalagi dia." Tunjuknya kepada Darwin.
Sedangkan yang ditunjuk hanya bisa mengernyitkan dahinya kesal.
"Jaga sikap Anda, yang mulia adalah tuanmu. Tidak sepatutnya Anda berbicara seperti itu kepadanya."
"Cih, saya tidak sudi menganggap anak sialan yang tidak berguna ini sebagai tuanku. Dia ini hanya anak buangan asal Anda tahu, seluruh dunia tahu itu!" Cemooh Lusi
"Apalagi gelarnya yang sebagai pangeran bungsu di kerajaan ini, itu sangatlah tidak pantas untuk ia dapatkan!"
Baru saja Heri akan kembali berbicara, suara Darwin terlebih dahulu memotongnya.
"Eh, nenek lampir. Your lambe kalau ngomong tolong dijaga ya, jangan main ceplas-ceplos aja."
"Meski gue ini cuma anak buangan, seenggaknya status gue disini itu lebih tinggi daripada lo yang tidak lebih dari seorang pelayan rendahan." Sarkas Darwin tajam
YOU ARE READING
' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS)
Random^^^^ Darwin Wesley. Pemuda jenius yang sayangnya menutupi kejeniusannya dengan bersikap nakal dan pembangkang, selalu berpenampilan badboy dan selalu senang melanggar aturan. Hidup sendirian di kota besar, orang tuanya sudah meninggal saat dirinya m...
^ Chapter 7 ^
Start from the beginning
