04 ; Trauma Masa Lalu (2)

120 18 0
                                    

Dahulu kehidupan keluarga Yoo sangat harmonis membuat siapapun yang melihatnya iri ingin merasakan kebahagian yang indah itu. Memiliki kedua orangtua yang sayang pada kedua anaknya, memiliki ekonomi dan fasilitas yang melebihi standarnya membuat keluarga ini tampak sangat dikaruniai Tuhan

Namun semuanya hancur begitu saja ketika Tuan Yoo mengalami kebangkrutan. Perusahaannya ditipu oleh seorang klien tak bertanggung jawab. Kebahagiaan dan keharmonisan itu hilang dan lenyap begitu saja. Keluarga yang harmonis kini menjadi kenangan saja

Tuan Yoo mulai mengalami depresi yang membuatnya memiliki penyakit tempramental. Ia selalu menjadikan istrinya juga anak tertuanya sebagai pelampiasan dari setiap amarahnya

Kini keluarga itu menjadi keluarga yang sangat buruk. Penuh kekerasan fisik maupun verbal membuat dua anak yang masih berusia dini juga ikut merasakan hal yang tak seharusnya mereka dapatkan diusia sekecil itu

Yoo Kihyun, anak tertua dari keluarga Yoo harus merasakan sakit dan trauma yang mendalam akibat kejadian yang ia rasakan bertahun tahun lamanya. Penyakit mental yang membuatnya tak bisa sembuh hingga usianya semakin tumbuh

"SINI! IKUT DENGAN KU!" Bentak Tn.Yoo sambil menarik Kihyun kuat

"Appa! Sakit hiks! Appa" ucap Kihyun lemah

"KAU PIKIR BAJU KU INI MURAH HA? KAU PIKIR MENGHILANGKAN NODA INI MUDAH?!" bentak Tn.Yoo pada Kihyun

"Mian, appa maafkan Kiki" isak Kihyun ketakutan

Kihyun kecil mendapat amarah dan bentakan dari ayahnya pagi ini akibat noda kopi yang mengotori baju kemeja kerja ayahnya. Ini sebenarnya bukan salahnya, Hyunji yang tak sengaja menumpahkan kopi itu saat ingin mengantarkan kopi untuk ayahnya pagi ini, namun Kihyun terpaksa berbohong agar adiknya itu tak mendapat amukan dan pukulan dari ayahnya

"Appa! Mianhe, jongmal mianhe appa" isak Kihyun saat ayahnya mengangkat tubuh kecilnya dan membawanya ke dalam kamar mandi

"Aku sudah terlambat ke kantor dan kau selalu membuat ulah di pagi hari!" Ucap Tn.Yoo marah

Tn.Yoo membalikkan tubuh Kihyun membuat kepala anak itu tergantung di bawah, ia dengan teganya memasukkan kepala Kihyun ke dalam bak air yang penuh. Terdengar teriakan Kihyun yang teredam oleh air pun Tn. Yoo tak peduli

Tn. Yoo kembali mengangkat tubuh anaknya itu membuat Kihyun akhirnya bisa mengambil napas sebanyak mungkin sambil terbatuk-batuk akibat air yang masuk ke dalam hidungnya

"Appa, mianhe. Maafkan Kihyun" ucap Kihyun tak berdaya, wajahnya mulai membiru

Tn. Yoo tampak tak peduli dan kembali menenggelamkan kepala Kihyun ke dalam bak air. Wajahnya memerah akibat marah, ia mencengram kaki Kihyun hingga berbekas

"YAK! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN ANAK KU?!" Teriak Ny.Yoo yang datang

Ny.Yoo dengan cepat menarik tubuh Kihyun dari genggaman Tn.Yoo. Ia mengeluarkan Kihyun dari dalam bak dan memeluknya erat. Tubuh Kihyun bergetar hebat, napasnya tak beraturan yang membuat dadanya terasa sakit dan sesak

"Ajari anak mu baik-baik! Didik dia agar tak selalu membuat ku marah!" Kesal Tn.Yoo lalu pergi begitu saja meninggalkan Kihyun dan ibunya

"Eo-eomma" panggil Kihyun lemah

"Kiki-ah kau tak apa? Maaf kan eomma, maafkan eomma" isak Ny.Yoo sambil memeluk tubuh Kihyun yang mulai mendingin

"Ayo, ayo ganti baju mu" ucap Ny. Yoo sambil membantu Kihyun untuk berdiri

Kihyun berjalan dengan tak berdaya di bantu oleh ibunya. Ny. Yoo dengan cepat mengeringkan tubuh Kihyun dengan pengering dan menggantikan bajunya yang basah

"Eomma dingin sekali" gumam Kihyun dengan mata setengah tertutup

"Tunggu sebentar oke? Pakai dulu baju mu, setelah itu akan eomma buatkan teh panas" ucap Ny. Yoo lembut

Kihyun mengangguk lemas, setelah memakai baju tebal nya Kihyun langsung masuk ke dalam selimut dan membaluti tubuhnya agar merasa hangat. Ny. Yoo dengan cepat berjalan keluar kamar untuk membuatkan anak sulungnya itu teh panas

"Eomma" panggil Hyunji yang melihat ibunya keluar dengan tergesa-gesa dari kamar tidur Kihyun

Ny. Yoo yang melihat Hyunji sudah siap dengan seragam sekolahnya hanya berlalu melewati putrinya itu, "Hyunji, apa bisa pergi ke sekolah sendiri? Oppa mu sedang tak enak badan" ucap Ny. Yoo

"Oppa sakit?" Tanya Hyunji khawatir dan langsung berlari masuk ke dalam kamar Kihyun

"Hyunji-ah! Kau harus ke sekolah, nanti telat!" Teriak Ny. Yoo dari dapur

"Tapi—"
"Oppa mu akan baik-baik saja. Setelah pulang sekolah kau bisa melihatnya nanti" ucap Ny. Yoo

Hyunji menatap pintu kamar Kihyun nanar, ia tau Kihyun dimarahi dan dihukum oleh ayahnya karena kesalahannya. Ia menghela napas pelan sebelum berjalan menjauhi kamar Kihyun dengan tak bersemangat

"Ini bekal mu, setelah pulang sekolah jangan pergi kemana-mana langsung pulang ke rumah" ucap Ny. Yoo sambil memasukkan kotak bekal ke dalam tas Hyunji

Hyunji hanya mengangguk, ia berpamitan sebelum pergi ke sekolah sendiri dengan berjalan kaki. Sekolah Hyunji tak jauh dari rumah, biasanya ia akan pergi bersama Kihyun namun karena Kihyun tengah sakit kini ia harus pergi sendiri

Ny. Yoo dengan cepat membawa secangkir teh panas menuju kamar Kihyun. Ia melihat tubuh Kihyun yang terbalut selimut tebal di atas kasurnya, dengan perlahan ia mendekati putra sulung nya itu

"Kihyun-ah, ayo hangatkan badan mu dengan teh dulu" ucap Ny. Kihyun sambil mengusap rambut hitam Kihyun dengan lembut

Kihyun menyembulkan kepalanya dari balik selimut, ia masih terlihat menggigil bibirnya pun masih bergetar. Kihyun dengan perlahan mengubah posisinya menjadi duduk dan menerima tah panas yang di berikan ibunya

"Ini, perlahan lah teh nya masih sangat panas" ucap Ny. Yoo lembut

Ny. Yoo menatap Kihyun yang sedang menyeruput teh nya dengan perlahan. Ia menatap sendu putra sulungnya, Kihyun diumur 8 tahun harus merasakan sakitnya perlakuan ayahnya. Putra satu-satunya itu terlihat sangat tegar dan kuat dengan kata-kata kasar juga siksaan yang ayahnya berikan disetiap harinya

"Istirahat lah, eomma harus membersihkan rumah dulu" ucap Ny. Yoo sambil memalingkan wajahnya dari Kihyun

Sedari tadi ia menahan air matanya agar tak terjatuh dihadapan Kihyun. Kihyun yang menyadari bahwa ibunya tengah menangis menggenggam tangan sang ibu dengan tangan mungilnya. Ny. Yoo yang merasakan sesuatu yang dingin menyentuh punggung tangannya pun menoleh

"Eomma jangan menangis" ucap Kihyun dengan tatapan yang polos

Tangisan Ny. Yoo tak dapat dibendung lagi, ia memeluk tubuh dingin Kihyun dengan erat. Anak laki-laki nya itu selalu berusaha bersikap tegar dan kuat dengan segala hal yang ia lalui. Kihyun merupakan sesuatu yang berharga dihidupnya. Anak lelaki polos itu mampu bertahan menjalani hari-hari yang menyiksanya

"Kiki baik-baik saja. Eomma jangan menangis" ucap Kihyun sambil membalas pelukan ibunya

"Mianhe Kihyun-ah. Maafkan eomma" isak Ny. Yoo

Kihyun mengelus punggung ibunya dengan lembut, Ny. Yoo terisak dalam pelukan putra kecilnya. Ia merasa tak mampu menjaga anaknya dengan baik, ia selalu tak pernah bisa melindungi kedua anaknya terutama Kihyun. Bahkan Kihyun lah yang terkadang melindunginya yang membuatnya merasa tak berguna menjadi seorang ibu yang baik

"Mianhe Kihyun-ah, eomma tak pernah bisa menjadi ibu yang baik untuk mu" gumam Ny. Yoo pelan

Cintanya pada Tn. Yoo membuatnya menjadi buta akan kenyataan yang terjadi. Kehidupannya sudah tak bahagia, lalu apa yang ia harapkan lagi dari hubungan yang tak sehat ini? Ia hanya membiarkan pria tak bertanggung jawab itu menyiksanya juga anak-anaknya. Tanpa ia sadari bahwa kejadian ini sangat berpengaruh pada mental sang anak

Lost in The Dream [ YOO KIHYUN ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin