⊱┊ kehangatan di waktu subuh

462 117 21
                                    

di ruang tengah yang remang-remang diisi eric, lia, jeno, serta dua sejoli yang ngikut alias seungeun yang lagi senderan di bahu chan karena masih ngantuk. beda dengan dua orang kasmaran itu, eric justru gugup. duduk berhadapan dengan jeno bikin dia nggak tau harus ngomong apa. lia juga bisa ngerasain kecanggungan anak kembar ini.

“lo mirip banget sama gue,” ujar eric tiba-tiba. maklum kaget, ini kali pertamanya liat jeno. sedangkan jeno kan beda, sering dia liat eric.

“namanya juga kembar,” jawaban jeno bikin suasana makin canggung. tiba-tiba dua anak kembar ini ngusap tengkuk barengan, setelah itu liat-liatan dan makin canggung lagi. lia nggak tahan dan bersuara.

“jadi sekarang rencana lo apa, no?” tanya lia pada jeno.

“gue nggak yakin. tapi kata nenek alice, sekarang udah telat untuk kami ngambil eric dari orang tua angkatnya,” jawab jeno membuat lia dan eric auto mengucapkan 'hah' bersamaan.

“kenapa telat? gue udah di sini, ini pilihan gue. gue udah nggak mau sama bokap, dia nggak ngebiarin gue ngebangun masa depan gue sendiri! gue punya rencana lain, bukan jadi direktur perusahaannya itu!” eric nggak terima.

jeno mengambil napas panjang. “ric, lo setahun lagi selesai sma. kita selesai sma. gue udah ada rencana dari dulu, lo juga kan. lo juga udah direncanain sama bokap angkat lo itu untuk pergi ke LA dan belajar berbisnis di sana. nggak ada waktu untuk putar balik, masa depan lo bakal cerah di sana,”

selesai jeno ceramah, eric langsung berdecih dengan seringaiannya. lia maupun jeno menatap bingung cowok itu.

“gue kira lo emang tau semua tentang gue, seperti yang dibilang lia. nyatanya enggak ya?”

“eric...” lia mengusap lengan eric.

“dari kecil, no. dari kecil gue apa-apa diatur! mau main diatur, mau makan diatur, mau punya hobi pun mesti diatur! sekarang tolong biarin gue bebas dan memilih apa yang gue mau. gue mau ikut kalian, please...” pinta eric lirih. chan di seberang merasa iba dengan temannya itu.

“nggak pernah gue kepengen duduk di balik meja ngurusin berkas-berkas, nggak pernah! yang gue pengen itu jadi atlet, no. atlet basket, bukan direktur,” pengakuan eric ini menjadi fakta yang baru diketahui semua orang di ruangan ini. dikira eric main basket cuma untuk mengisi nilai ekstrakurikuler.

“jeno, lo bisa lakuin sesuatu kan?” tanya lia penuh harap. jeno tampak memikirkan sesuatu.

“mending kalian tidur dulu, istirahat. tunggu nanti pas udah terang kita bahas sama nenek aliceㅡ”

“nggak perlu!” ucapan jeno terpotong begitu nenek alice turun dari tangga. kakinya dengan cepat mendekati eric, kedua tangannya yang gemetar terangkat untuk menangkup wajah eric. eric bangkit, lalu nenek alice segera memeluknya.

“kamu tau sekarang,” bisik nenek alice dan eric langsung merasakan kehangatan seketika.

jeno, lia, dan chan tersenyum. sedangkan seungeun masih asik di mimpinya. nggak lama mereka melepaskan pelukan, lia memutuskan pindah ke sebelah jeno membiarkan nenek alice duduk di sebelah eric.

“kita bisa, jeno!” ucap nenek alice tiba-tiba. “kita bisa rebut eric kalo itu emang maunya. selagi eric tau keberadaan kita, semua pasti berjalan dengan mudah,” lanjutnya. eric maupun jeno langsung menampilkan senyum lebar.

“serius nek?” jeno masih nggak percaya. waktu nenek alice menyerah mendapatkan eric, jeno berusaha membujuknya hampir setiap hari. namun nihil, nenek alice tetap pada pendiriannya. nggak disangka dengan adanya eric sekarang, nenek alice kembali pada rencana awal mereka.

“iya sayang. kalian harus jalanin masa depan sesuai yang kalian mau. nenek nggak mau kalian nggak bahagia nanti jalaninnya kalo terpaksa,”

“eric tau jeno mau jadi apa?” tanya nenek alice, eric gelengin kepalanya. “jeno mau jadi guru tk. dia suka anak-anak,” kata nenek. eric angguk-anggukkin kepalanya.

“kamu mau jadi atlet?” tanya nenek alice, eric mengangguk semangat. “kalo gitu ayo keluar dari dunia perbisnisan orang tua kamu,”

eric menatap sorot mata nenek alice. terlihat banyak harapan di sana. lalu eric mengangguk mantap. jeno tersenyum dari seberang. sedang disisi jeno, ada lia yang sedang mengkhawatirkan sesuatu.

“oh ya nenek mau terimakasih dulu ke lia. berkat kamu, mereka bisa ketemu. makasih banyak sayang,” lamunan lia seketika tersadar.

“oh iya.. sama-sama,”

eric langsung menyerngitkan keningnya. cowok itu tau lia lagi mikirin sesuatu. jeno yang peka liat gelagat dua orang itu pun menyudahi.

“ini masih gelap banget. mending kalian tidur dulu, nanti kalo udah terang gue bangunin. gih di kamar tamu yang itu,” tunjuk jeno.

“eric kamu sama... itu teman kamu itu ya. lia, kamu sama perempuan itu,” titah nenek alice.

eric langsung memberi kode pada jeno untuk membawa nenek alice kembali ke kamarnya. setelah mereka pergi, eric menarik lia masuk ke salah satu kamar.

“eh ric katanya cowok-cowok, cewek-cewek!” semprot seungeun yang lagi usap matanya.

“sssh jangan berisik! ada hal penting yang mau gue omongin sama lia,” ujar eric lalu menutup pintu. akhirnya seungeun dan chan tidur di kamar yang satunya.

"hey, kenapa?” eric langsung menyodorkan pertanyaan, bahkan lia bersandar di balik pintu karena eric memblokir jalan.

“gue takut..”

eric lantas mengusap kepala lia. menyelipkan rambut ke belakang telinganya.

“kenapa?”

“gue takut lo kalah. papa lo itu kan banyak duit, semua bisa dilakuin pake duit kan. kalo hak asuh tetep di mereka, lo tetep bakal ke LA?” suara lia mulai gemetar.

“enggak. lia percaya sama gue, gue pasti bisa lepas dari mereka. gue bakal baik-baik aja,” eric menangkup wajah lia, ternyata cewek itu nangis. eric malah ketawa, lia keliatan lucu.

“jangan ketawa!”

“gue seneng, lia. gue seneng disaat kayak gini, ada seseorang di sisi gue. makasih ya...”

lia mengelus tangan eric yang masih di pipinya. “gue seneng lakuin ini,”

mereka saling menatap. eric mencoba berpikir jernih, namun degupan hebat di jantungnya menginterupsi semua. pada akhirnya eric memajukan wajah, menempelkan bibirnya pada bibir lia. bukan menolak, justru lia membalas perlakuan eric.

itu adalah yang pertama bagi keduanya.

tbc.

gUYSS ninuninu aku oleng ke jewelsblue alias lia-junkyu

pindah kapal nggak yaa

what if | lia, eric ✔️Where stories live. Discover now