⊱┊katanya teman

674 138 32
                                    

asli semenjak kejadian dua hari lalu, dimana soobin menghentikan eric, lia masih kepikiran sampai sekarang. main hape mikirin soobin. lagi makan mikirin soobin. bahkan di kamar mandi jadi mikirin soobin juga.

soobin oh soobin, gue udah move on tapi kok lo gini-- lia yang sedang bergelut dengan pikirannya.

brumm brumm

lia yang lagi rebahan di kasur menoleh ke arah jendela. ada suara motor yang kayaknya sengaja banget digasin gitu buat pamer knalpot. tapi kayaknya baru kali ini ada yang manasin motor serame itu di dekat rumahnya.

lia mencoba mengabaikan. tapi lagi-lagi suaranya nggak berhenti. karena gusar, lia mencoba ngintip di jendela.

matanya membelalak melihat seseorang disana. itu eric!!!

"eric, lo mau apa lagi sih dari gue??" lia mendesah frustasi. eric yang ternyata juga sedang menatap ke jendela kamar lia melambaikan tangannya.

lia buru-buru turun ke bawah. ada mama lagi jahit baju di depan tv. menanyakan kemana lia akan pergi tapi lia hanya melengos enggan menjawab.

"berisik lo!" semprot lia.

"ganti baju gih,"

lia mendelik, "dih lo pulang sana,"

"gue udah disini masa lo usir? ayo ikut gue,"

"lo tuh ya gue diemin malah menjadi-jadi! ada apa-apa nggak tanya pendapat gue dulu," omel lia.

"ya kalo gue ijin mau ke rumah lo udah pasti ditolak duluan,"

"itu tau!!!!"

eric berdecak. membuka jaket kulitnya menyisakan kaos putih. lalu mengulurkan jaket itu ke lia.

"ngapain sih?"

"kalo nggak mau ganti baju pake aja jaket gue. nih,"

lia merotasikan matanya. mau lia ganti baju atau enggak juga bukan karena eric. kepedean banget manusia satu itu.

"gue bilang nggak mau ya nggak mau eric,"

eric menghela napas, "seriusan li? gue udah nyampe sini lo nya malah nolak," eric tiba-tiba berubah serius.

"y-ya salah lo! makanya bilang sebelum kesini,"

eric tanpa bilang apa-apa langsung pakai lagi jaketnya. ketika Eric ingin menyalakan mesin motor, lia tiba-tiba bersuara.

"yaudah bentar gue izin mama dulu!" setelah bilang gitu lia langsung balik badan sambil menghentakkan kakinya.

sekembalinya lia, eric mengerutkan keningnya. lia belum berganti pakaian. masih dengan kaos putih serta celana pendek di atas lutut. cuma beda alas kakinya.

"siniin jaket lo gue males ganti baju," Pinta lia tanpa melihat eric.

eric membuka lagi jaketnya untuk diberi ke lia. setelah dipakai, lia langsung memegang pundak eric untuk naik ke atas motor.

"lo ngapain sih make motor ginian? biasanya juga pake matic," dumel lia, kesusahan naik motor gedenya eric.

"suka-suka lah biar keren gonta-ganti motor,"

"pegangan,"

"udah," lia mencekram kedua bahu eric.

"mau jomplang lo megang disitu? sini!" eric menarik kedua tangan lia untuk dilingkarkan ke pinggangnya. tentu ditolak lia.

"nggak!" ditariknya lagi untuk memegang bahu eric.

"li, ini bukan motor matic,"

"ya terus?"

what if | lia, eric ✔️Where stories live. Discover now