⊱┊ kepulangan

542 125 11
                                    

dua hari di rumah juyeon, lia sama sekali nggak dapat kabar apa pun soal eric. tanya sunwoo juga cowok itu nggak tau. katanya, terakhir sunwoo lihat eric adalah ketika temannya itu meminta bertemu pada malam hari.

saat lia tanya untuk apa mereka bertemu, sunwoo enggan menjawab. ingin rasanya lia paksa, tapi sunwoo sepertinya juga nggak mau diganggu. alhasil lia hanya pasrah dan siap pulang ke rumah dengan hampa.

"kamu kok akrab sama tetangga depan?" tanya mama.

"ohh itu, anu ma.. aku tadi pagi bantu siram tanaman sama nenek di sana. dibuatin roti juga," jawab lia ketika mereka bersiap untuk pulang.

"oh ya? nenek alice emang ramah banget sih," sahut juyeon.

"juyeon," panggil sang papa dengan tenang.

"iya pa?"

papa menepuk bahu anak laki-lakinya, "papa bangga sama kamu. bangga banget, ju. kamu udah bisa seberhasil ini di usia yang masih muda. jangan pernah lupain kerja keras kamu hari ini ketika nanti udah sukses ya," ucapnya.

juyeon mengelus tangan papa yang ada di bahunya, "pasti pa. ini juga berkat doa papa, mama, dan lia. aku nggak akan bisa sampe sini tanpa kalian," papa langsung memeluk juyeon.

"ajak mama dong!" mama ikut masuk ke dalam perukan mereka.

"iii kok jadi gloomy gini?" protes lia yang sebenarnya sedang menahan air mata. lia sangat haru dengan keadaan sekarang.

"iya sini kakak peluk juga," juyeon menarik lia dan memeluk kencang adiknya. lebih tepatnya bukan pelukan, tapi mencekik.

"kak juyeon sumpahㅡ"

"hehehe.."

"yaudah kita pulang dulu ya sayang. kamu jaga diri baik-baik di sini,"

"pasti ma. aku udah gede nih," canda juyeon.

papa, mama, dan lia masuk ke mobil. juyeon berdiri sambil melambaikan tangannya dengan senyum yang mengembang. lia di belakang membuka kaca mobil lalu menampilkan wajah sedih ke kakaknya.

"yah kok udah gede nangis?" ledek juyeon.

"sumpah kak rese banget sih!" kesal lia dengan mata berair.

"udah dek, kakak kamu pasti bakal pulang kalo liburan," papa menenangkan, lalu mereka mulai berangkat pulang.

ketika mobil mereka melaju, juyeon mengadahkan kepalanya ke depan. di sana bisa dilihat ada nenek alice serta cucunya yang turut melihat kepergian orang tua serta adik juyeon. juyeon hanya menampilkan senyumnya.

"mereka keluarga yang harmonis ya nek," ujar jeno.

"seharusnya eric juga bisa punya keluarga seharmonis itu..." lanjut laki-laki itu.

"ayo masuk," nenek alice menggenggam tangan cucunya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

***

lia berjalan lesu setelah keluar dari mobil. perjalanan pulang sungguh melelahkan. mereka menghabiskan waktu lima jam lebih karena macet. badan lia jadi pegel-pegel semua karena itu.

dengan mata sayu dan tangan yang bertengger di pinggang, lia berjalan lesu menuju kamarnya. membuka pintu, masuk, menggantung tas dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

tapi tunggu..

lia mengernyitkan keningnya. ia meraba kasur dan merasakan sesuatu yang aneh. matanya masih terpejam semenjak masuk ke dalam kamar.

ketika lia membuka mata...

"hai,"

lia mengerjap bingung. lia mimpikah, atau berhalusinasi mungkin. tapi kenapa rasanya senyata ini? lia mengucek matanya mencoba menjelaskan pandangan.

sepersekon kemudian lia terlonjak kaget dan langsung bangkit. namun gagal dan kembali tiduran karena kepalanya yang terpentok kepala orang lain.

"aduh lia sakit anjir!"

"eric lo ngapain???" lia memekik pelan. hampir aja dia berteriak tadi.

"nyaman ya lo tiduran di paha gue?" eric malah meledeknya membuat lia segera bangkit.

"lo bisa gue laporin ya!" tunjuk lia kesal.

raut wajah eric yang tadinya lagi ketawa tiba-tiba berubah serius. lia bisa merasakan perbedaan itu.

"gue tau ini salah. nyelinap masuk ke kamar lo, apalagi lo cewek dan gue cowok. i'm so sorry..."

lia melunak. eric bukan seperti ini. eric keliatan berantakan dan lemas sekarang.

"is everything alright?"

"no," jawab eric menunduk.

"hey what's wrong?" lia mengelus punggung eric.

"lia sumpah gue bener-bener minta maaf soal ini please forgiveㅡ"

"sshh iya ric, udah nggak apa-apa. sekarang ada yang mau lo ceritain?" lia berusaha bertanya setenang mungkin.

"bantuin gue ya?"

"why me?"

"it's because i trust you, lia."

tbc.

[ pendek ya hehe..

btw, mari kita ringkas pertanyaan tentang cerita ini;

1. ada apa dengan eric?
2. ada apa dengan eric?
3. ada apa dengan eric?
4. ada apa dengan eric?
5. ada apa dengan eric?

dan ya.. sebenernya eric kenapa? 🤔 ]

what if | lia, eric ✔️Where stories live. Discover now