S3 | 09• 『Gabriel is Coming』

1K 146 158
                                    

'Ya Tuhan... Gak mungkin, kan..? Astaga!! Kok bisa sih!?'

Riana menatap Michael ngeri, sedangkan itu rona merah yang berada di telinga Michael perlahan mulai hilang.

'Gak, itu gak mungkin. Akunya aja yang ke ge'eran, haha... Iya... Kan...?'

"Kenapa kau menatap ku begitu?" Perkataan Michael menyadarkannya, namun bukannya mengganti ekspresi, Riana malah semakin menatapnya ngeri hingga membuatnya kebingungan.

Riana tak menjawab pertanyaannya, dia membelakangi Michael dan mengedarkan pandangannya untuk mencari Alfred, tapi tak ketemu. Yah, Alfred hilang lagi.

Riana kembali berbalik lalu berjalan ke depan dan berhenti tepat di sebelah kiri Michael. Api milik Belial sudah menyebar mengikuti perintah tuannya untuk membakar semua lingkaran sihir Raphael yang berada di tanah.

Sedangkan itu Mammon dan Asmodeus yang terbang dihampiri oleh Raphael---ralat tepatnya Asmodeus yang diincarnya.

"Bunga itu milikmu, kan...? Benar-benar mengganggu--" katanya "Kalau kau kuhabisi dulu, bocah api itu akan berhenti dengan sendirinya" sambil menghunuskan sabitnya ke arah Asmodeus.

C R A A S H !

Namun yang terkena serangannya adalah Mammon. Mammon melindungi Asmodeus dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai tameng.

"Dasar bodoh... Memangnya untuk apa aku ada di sini...? Takkan kubiarkan kau berbuat seenaknya, malaikat sialan--"

"MAMMON!!" Asmodeus mengeluarkan sulur tanamannya untuk menangkap tubuh Mammon, "Dasar kamu ini! Apa yang kamu lakukan, sih-"

"Huh, kau juga bodoh... Kalau kau mati anak-anak itu takkan bertahan, tau--" balasnya.

"Diam dulu, biar aku--"

"... Sudahlah. Aku titip anak bodoh itu padamu, ya--" tubuh Mammon pun melebur dan akhirnya hilang.

"MAMMON!!"

Riana hanya melirik sebentar lalu kembali melihat kukunya yang sudah mulai panjang, toh si Mammon juga gak mati kok.

Kembali ke atas, "Dasar... Aku sampai terdiam sesaat. Kalian para iblis membuang nyawa seperti kalian punya banyak saja... Sungguh menggelikan. Sekarang bagaimana rasanya selamat karena temanmu berkorban untukmu...? " Kata Raphael.

"Kalian semua memang--" Val langsung memotong ucapan Raphael dengan menyerangnya.

"Apa yang kamu lakukan!! Lawanmu adalah aku, kan?! Jangan serang yang lain!! Kemana harga dirimu, hah!?" Teriak Val

'Keknya sih gak punya harga diri, Val'

"Apa semua malaikat se brengsek ini?!"

"Ah, aku tidak begitu kok..." Balas Michael sambil tersenyum. Riana yang mendengarnya pun mendadak julid.

"Hilih masa--mmphh-!" dan mulut Riana yang hendak mengeluarkan kata-kata julid pun dibungkam Michael dengan telapak tangannya, bahkan ekspresi wajahnya pun seperti berkata 'kau tidak perlu ikut-ikutan, ya~'

"Hilih masa--mmphh-!" dan mulut Riana yang hendak mengeluarkan kata-kata julid pun dibungkam Michael dengan telapak tangannya, bahkan ekspresi wajahnya pun seperti berkata 'kau tidak perlu ikut-ikutan, ya~'

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Enter the Webtoon |Aegis Orta|「2」Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu