S3 | 15•『Human World』

827 106 105
                                    

Libur lebaran tanggal 29, masuk lagi tanggal 9 ಥ‿ಥ

----

Tristan melangkahkan kakinya keluar dari RS, tepatnya menuju Chevalier Mart yang terletak diseberang jalan. Ia masih lengkap memakai snelli beserta stetoskop dilehernya dan id card yang bertuliskan, dr. Tristan C. Alexander, Sp. BTKV.
____________

*Snelli ---› Jas dokter
*BTKV ---› Bedah Toraks dan Kardiovaskular
____________

Saat membuka pintu---seperti biasa terdengar ucapan sambutan. "Selamat datang di Chevalier Mart." ucap seorang kasir perempuan dengan aura berbunga-bunga, maklum jadi seger karena ngelihat cogan.

Tristan langsung pergi menuju kulkas minuman. Ia mengambil dua kaleng kopi, lalu pergi lagi ke rak makanan dan mengambil empat sandwich selai, dua selai stroberi dan dua lagi selai kacang. Setelah dirasa tak ada lagi yang ingin diambil, ia langsung menuju meja kasir untuk membayar belanjaannya.

"Ini aja? Ada tambahan lagi?" tanya kasir perempuan itu dan Tristan pun menggeleng.

"Isi pulsanya sekalian, kak?" Tristan kembali menggeleng. Setelah selesai, ia kembali ke RS tempatnya bekerja, Chevalier Hospital.

Hm, hebat juga Chevalier ini.

Melihat jam tangannya, sekarang pukul 23:50. Koridor rumah sakit tampak lenggang di malam hari, hanya ada perawat dan dokter yang sedang shift malam---berlalu-lalang di sana.

Sambil menenteng kantung plastik, Tristan pergi ke ruangan adiknya, Zen. Sesekali ia membalas sapaan rekan dokter maupun perawat yang berpapasan dengannya. Sampai di depan pintu, ia mengetuk sampai terdengar suara yang menyuruhnya masuk.

C E K L E K-!

Terlihatlah Zen dengan wajah kusutnya. Setelah menutup pintu kembali, Tristan menghampirinya kemudian meletakkan kantung plastik tadi di atas meja dan mengeluarkan isinya.

Zen langsung membuka bungkusan sandwich selai kacang dan memakannya, begitupun dengan Tristan, mereka makan dalam diam sampai--

"Menurutmu Adriana itu kenapa sebenarnya?" tanya Zen. "Jujur aja, rasanya gak mungkin dia koma tanpa sebab. Bukannya aku ingin dia punya penyakit, tapi--"

Tristan mengusap sudut bibirnya yang terdapat selai sebelum menjawab. "I know ... Sebagai dokter kita tau, umumnya Koma didapatkan oleh mereka yang mengalami luka di kepala. Entah itu gegar otak, pendarahan otak, kurangnya oksigen hingga merusak otak, overdosis obat-obatan, hingga keracunan. Tapi untuk Adriana, dari hasil diagnosis yang diberikan---dia sehat, sangat sehat malah."

"Tapi kita juga tau bahwa Koma tetaplah Koma. Kebanyakan orang awam mungkin berpikir kondisi Koma seperti 'tidur panjang', gak salah sih---namun 'tidur panjang' yang mengancam nyawa. Komplikasi paling fatal dari Koma adalah--"

"--kematian." sambung Zen. Ah, rasanya selera makannya jadi hilang.

Suara notif handphone Zen seketika menghentikan obrolan mereka. Zen segera mengecek handphonenya, sedangkan Tristan kembali memakan sandwichnya sampai suara Zen mengintrupsi.

"Tristan, ingat pasien kecelakaan yang di samping Adriana?" pertanyaan Zen membuat Tristan mengangkat sebelah alisnya.

"Iya. Kenapa?"

"Pasien itu baru saja dinyatakan Mati Batang Otak." ucapan Zen membuat Tristan terdiam. Pasalnya, seseorang yang mengalami Kematian Batang Otak atau Brain Death secara keseluruhan, sudah dianggap meninggal secara medis.

Enter the Webtoon |Aegis Orta|「2」Where stories live. Discover now