2.) maaf tidak akan mengubah keadaan

6.7K 348 0
                                    


Alex terdiam saat mendengar suara yang amat ia rindukan dan amat ia suka .

Tanpa lama Alex berbalik dan tak sengaja manik matanya bertubrukan langsung dengan Arin ,seketika hatinya berdebar, mata nya memanas dengan tangan yang bergetar,sungguh ia sangat merindukan gadis  berpipi yang sedikit berisi dengan manik berwarna biru.

Alex rindu tawanya.

Alex rindu melihat Arin selalu memperhatikan segalanya tentang nya.

Alex rindu tatapan hangatnya.

Alex rindu semua .

Rindunya membuat dirinya gila

Rindunya membuat Alex tersiksa.

Rindunya membuatnya harus terus menerus merasakan jarum suntik dan minum obat penenang.

Dengan cepat Alex memeluk Arin dengan erat dan menangis di pelukan Arin, sedangkan Arin terbeku ia masih tak percaya dengan ini.

Siapa?

Siapa yang membuat Alex gila?

Mantan?

Mantan pacar yang mana?.

Arin tak mau terlalu percaya diri siapa tau yang dokter Sam maksud adalah mantan lain dari Alex.

Namun mengapa ia menangis kepelukanya?.

Arin memutuskan lamunannya , perlahan tangannya membalas pelukan Alex dan mengelus Surai Alex dengan lembut.

"Stt nggak papa aku disini" ucap Arin dengan lembut.

hal itu sontak membuat Alex mengeraskan suara tangisnya yang tampak sangat pilu, bagi siapapun yang mendengarnya.

" Maaf ..... Maaf ...Ririn maaf Alex salah" di sela² tangisnya ia mencoba mengeluarkan kata maaf yang dulu amat sangat susah untuk ia keluar kan.

Arin melepaskan pelukannya dengan halus, ia menangkup wajah tirus Alex ,dan menatap nya dengan lembut senyum tipis terukir di bibir ranum Arin.

" Emang Alex salah apa sama arin hmm" suara lembut itu ,ah Alex sangat merindukan suara lembut itu yang penuh perhatian.

" Gara² Alex ririn jadi sedih ,gara² Alex Ririn di bully ,dan gara ² Alex Arin terluka"  Alex sangat menyesal jika bisa Alex ingin bisa mengulang masa itu dan memperbaiki sifat nya itu.

Arin mengeryit jujur saja Arin sudah melupakan hal itu, bahkan ia sudah melupakan Alex, tapi mengapa takdir mempertemukan mereka kembali?.

Alex masih menangis tersedu-sedu. Arin yang melihat itu mencapai badan tegap Alex dan memeluknya, tangan kanannya mengelus lembut punggung Alex.

" Udah ya Ririn udah maafin Alex dari dulu, jangan nangis lagi ya? mana nih Alex yang dingin dulu kok gak ada ,apa jangan-jangan ini bukan Alex" candaan Arin sukses membuat Alex melepaskan pelukan Arin, dengan cepat dan menatapnya tajam.

" Ririn kok jahat ,oke Alex buktiin bentar" setelah mengucapkan itu dengan kasar Alex membuka baju nya yang berakancing ,yang spontan membuat Arin terbelalak .

Apa apaan ini!!#arin.

Terlihat tubuh Alex yang terlihat kurus dan tampak bekas luka gores yang memanjang miring di bagian rusuk hingga ke perut.

Dan hal itu berhasil membuat Arin membeku.

bekas Luka itu?

Flashback

Hari ini adalah hari ke 30 Arin mengalami bullying, karna menjadikan Alex kekasih yang notabenenya adalah idola hampir perempuan di sekolahnya.

namun bukan ini yang inginkan, tujuannya adalah membuat binar bahagia pada manik mata Alex. bukan menjadi kekasihnya, namun bagaimana lagi sudah terjadi bukan?.

Lamunnya terpecah saat tangan seseorang menggerakkan lehernya ke sebelah kanan.

" Obati kecup" lelaki itu menatap datar Arin, walau hanya tatap melongo yang arin nampakan

Arin yang baru menyadari bahwa kekasihnya kini sedang terluka parah kemudian mengambil kotak obat, yang baru saja ia gunakan untuk mengobati luka lebamnya tadi.

" Permisi kak aku bisa buka baju nya sedikit?" Dengan raut datar Alex hanya mengangguk.

Flashback off.

Bekas Luka yang Alex dulu!!?!.

" Arin percaya sekarang kan?"

Lamunan Arin terputus , dengan segera ia mencari baju yang tadinya di buang asal Alex.

matanya menggelar ke segala penjuru ruangan, dan manik mata Arin tertuju pada kain2 yang sudah sobek di lantai. belum lagi dengan banyak pacahan kaca dan air yang menggenang pada baju alex.

Arin baru ingat sewaktu sebelum Arin masuk kata dokter Sam, Alex sehabis mengamuk tak heran jika kamar Alex sekarang begini.

Arin melepas jas dokternya dan memakai kan nya pada Alex.

" Iya iya Ririn percaya ,sekarang Alex pakek jas Ririn dulu ya, biar Arin panggil bodyguard buat nanya baju Alex dimana" ketika Arin akan beranjak pergi keluar lengan kanannya di tarik kasar oleh Alex ,dan naas bukan mendarat di dada bidang Alex, justru Arin terjerembab kedalam pecahan gelas dan kaca.

Bruk.

" Ririn!!" Mendadak tangan Alex gemetar,bibir nya merancau tak jelas perlahan Alex mulai mundur ,ia tidak kuat melihatnya.

Sedangkan Ririn hanya menggerutu kesal, dalam hati mengapa hari ini sial sekali sih.

rasa perih mulai menjalar ke kedua telapak tangannya dan wajah Arin.

Hingga suara dokter  tiba² terdengar membuat Arin terbelalak.

" Apa mau mu bocah sial! Blm puas kau membuat banyak dokter menjadi tertular gila seperti mu ,dan sekarang kau mau menyakiti nya!!!"

this all comes from youWhere stories live. Discover now