22

62.5K 7.4K 224
                                    

Happy Reading!

*****


Brylee dkk serta Fiona sekarang sudah berada di parkiran karena bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Brylee yang asik melamun diatas jok motor memikirkan kejadian di gudang bersama Deborah.

Tanpa sadar Brylee tersenyum mengingat Deborah memeluknya erat dan mengucapkan kata yang menenangkan,yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Apa ia harus bersyukur karena traumanya ini?karena traumanya ia bisa berdekatan dengan Deborah sampai di peluk seperti tadi.

Sunggu Brylee masih ingin merasakan pelukan Deborah yang terasa hangat itu.

Tadi saat Brylee sudah tenang,bertepatan dengan pintu gudang terbuka.Untung saja petugas kebersihan itu kembali lagi membuka pintu gudang karena ingin menyimpan sesuatu.

Jika tidak mungkin saja mereka akan berada di gudang sampai malam,karena mengingat tidak ada sinyal sama sekali di dalam gudang.

Brylee masih mengingat wajah kesal Deborah saat menceramai petugas kebersihan itu dengan seenak jidat mengunci mereka berdua.Lagi-lagi membuat Brylee tersenyum lagi.

Cristian dan Dean yang melihat Brylee tersenyum saling berpandangan,seakan mengatakan 'kenapa tuh anak' melalui tatapan mata mereka.

Karena tidak biasanya Brylee tersenyum tanpa alasan.Mengingat wajah Brylee yang dingin plus datar itu.

Tak mau ambil pusing mereka berdua mengangkat bahu acuh,mungkin memang Brylee kerasukan Jin.

"Zar! keknya gue nggak bisa jengukin Levin deh.Soalnya mau nemenin emak gue ke tempat ibu-ibu arisan"ucap Dean cengengesan.

"Gue juga Zar. Sorry banget"ucap Cristian yang entah mau kemana.Mungkin ingin melihat kucingnya yang melahirkan.

"Santai aja kali"kata Edzar tenang.Lagipula masih ada Aiden,Edzar,Fiona dan... Deborah?

Mereka berdua mengangguk pelan.Kalau bukan karena urusan mereka,mereka pasti akan ke rumah sakit untuk menemani Levin.

"Gue juga Zar.Di suruh Bunda jagain Ola"ucap Brylee datar. Saat ia selesai melamunkan Deborah.

"Kalau lo Van?"tanya Dean ke Revano yang hanya diam saja.

"Nggak bisa keknya,soalnya sepupu gue mau dijemput di bandara"

Edzar mengangguk mengerti,mengingat mereka semalam sudah datang menjenguk.

"Eum...Kak Brylee bisa bareng pulangnya nggak?soalnya Kak Edzar mau langsung ke rumah sakit"pinta Fiona lembut.

Brylee mengangkat alisnya sebelah,kenapa Fiona meminta tumpangan kepadanya?kan masih ada Cristian dan Dean.

Brylee melihat ke arah Edzar untuk melihat bagaimana tanggapan sahabatnya itu,ia melihat Edzar menganggukkan kepala menyuruh mereka untuk bersama.

Dengan terpaksa Brylee mengiyakan ajakan Fiona,karena berhubung tujuan mereka searah.

"Yauda ayo naik"kata Brylee cepat seraya menaiki motornya dan memakai helm,tak lupa ia juga memberikan helm ke Fiona

"Bisa tolong pasangin nggak Kak,ini susah banget"pinta Fiona dengan wajah memelasnya.

Menghela nafas ia mengaitkan pengait helm itu dan setelahnya menyalakan mesin motor.

Fiona naik ke atas motor Brylee pelan dengan memegang pundak laki-laki itu.

"Duluan semua!"ucap Fiona tersenyum manis seraya melambaikan tangannya ke arah keempat laki-laki itu.

Deborah New LifeWhere stories live. Discover now