Bab 21 - Kakak, Siapa Cowok Aneh Itu?

12 6 2
                                    

Memikirkan itu, Sahrul yang masih berjalan di koridor tiba-tiba tersenyum.

Tak apa, sembari menunggu hal itu, dia akan terus memainkan perannya sebaik mungkin, menanti kapan datangnya hari itu. Atau mungkin, dialah yang akan memulainya pertama kali.

Tapi tunggu, situasi kali ini sudah berbeda, hubungannya dengan Gunay sekarang sudah renggang. Baguslah, itulah yang ditunggunya sejak lama, dia benar-benar muak selama ini, tersenyum dan tertawa seperti orang bodoh. Cuih, kejadian di gua itu hanyalah alasan saja, dia memang sengaja melakukan hal itu karena dia tahu bahwa Gunay akan bermain pahlawan dalam situasi seperti itu.

Heh, menjijikkan.

Lagipula, dia sudah lama tahu kalau gadis bernama Mingyan itu suka pada Gunay. Dan tampaknya, gadis itu memiliki attitude yang buruk pula. Dengan dia melakukan hal itu, gadis itu akan semakin jatuh hati pada Gunay, melakukan banyak hal untuk mendapatkan perhatian Gunay lagi. Dan karena hal itu pula, sudah pasti hubungan Gunay dengan Kanselir akan semakin renggang juga. Dia tahu betul, salah satu sumber kebahagiaan Gunay adalah gadis berhijab bernama Kanselir itu. Jika hubungan mereka renggang, bukankah Gunay akan menjadi sedih? Hahaha, dia benar-benar tak sabar menantikan hal dramatis itu.

.

.

.

Sore harinya, sebuah mobil hitam mengkilap berhenti tepat di depan pagar yang begitu menjulang tinggi. Saking tingginya pagar tersebut, rumah dibaliknya bahkan tak kelihatan sedikit pun atapnya.

Pria muda tampan yang mengendarai mobil tersebut dengan sengaja membunyikan klakson mobilnya beberapa kali.

Akhirnya seorang security datang mendekat. Pria di dalam mobil itu membuka jendela mobilnya perlahan, menjulurkan kepalanya keluar.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
Security itu bertanya sopan.

"Saya ingin bertemu dengan Nona Yanli," jawab pria itu dengan sopan pula.

"Bisa saya tahu Anda siapanya nona muda?"

Pria itu beberapa saat tertegun. Menurunkan pandangannya kebawah tampak berpikir. Merasa canggung untuk menegaskan statusnya. Lalu ia mengangkat wajahnya lagi dan membuka mulutnya, "Saya ...."

Titt tittt

Suara klakson yang memekakkan telinga seketika mengagetkan dua orang yang sedang berbicara.

Si security melihat ke arah datangnya suara, lalu memanggil dengan setengah berteriak, "Tuan muda!"

Sepeda motor yang luar biasa keren itu berhenti tepat di sebelah mobil yang berhenti.

"Kenapa, Mang?" tanya si pengendara yang dipanggil 'tuan muda' itu.

Pemuda yang berada di dalam mobil seketika melangkah keluar dan mendekat ke arah si tuan muda.

"Oh halo, kamu ... pasti Gunay, kan? Kenalin, nama abang, Addly," ucapnya mengulurkan tangannya.

Wajah Addly tampak sumringah saat menatap Gunay. Ekspresinya persis seperti dia baru saja bertemu adik kecilnya yang sudah lama terpisah.

"Abang, siapa?" Gunay membalas uluran tangan itu dengan enggan, lalu bertanya sambil memasang tampang curiga.

Kemudian si security menjawab,
"Katanya dia ingin bertemu dengan nona, Tuan."

"Ketemu sama kakak?"

Raut wajah Gunay semakin mengkerut, semakin merasa asing dengan kehadiran orang di hadapannya. Ia pun meraih ponsel di sakunya dan menelpon seseorang.

Gunay and His Broken Life [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant