Chapter 4

279 31 20
                                    

Selamat membaca~

*****

"Ya, aku pulang." Baekhyun mencubit gemas hidung Areum yang memerah. "Dasar cengeng, lain kali jang-" Baekhyun menggantung kalimatnya. Mengangkat wajah Areum. Mengusap leher Areum dengan ibu jarinya.

"Kenapa lehermu merah? Tunggu-kenapa tadi kau lari seperti itu? Ada yang mengganggumu? Katakan siapa? Dimana orangnya?"

Areum tidak segera menjawab. Ia hendak berdiri, menyadari itu Baekhyun sigap membantunya. Areum meremas lengan Baekhyun. "Oppa, sepertinya kakiku terkilir." bisiknya lirih. Gadis itu menepuk-nepuk rok, membersihkan debu. Meringis lagi ketika melihat luka goresan disekitar sikunya.

"Kenapa ada plester dikakimu?"

Mengikuti arah pandangnya. Areum melirik lututnya, lukanya bertambah disana. Ia mendesah. Menimang harus menceritakan kelakuan siswa yang tempo hari ia ceritakan atau tidak. Areum melirik sekitar dengan sebelah tangannya tetap memegang tangan Baekhyun. Ia mulai tidak nyaman berada disana. Beberapa murid melihat mereka. Areum tidak keberatan persoalan ia jatuh, namun tidak termasuk menangis, tentu ia malu.

"Oppa, kita ke klinik. Eomma pasti akan mengomel lagi setelah ini."

"Lagi?" pekik Baekhyun tak habis pikir. "Sungguh kau habis jatuh lagi? Areum, kau bukan bocah lima tahun yang harus berlari kesana kemari seperti mengejar mainan."

Areum mendecih tak acuh. Kemudian menjalankan kakinya. Lagi Areum meringis, meremas tangan Baekhyun, "Oppa, kakiku sakit."

Baekhyun menyipit. Areum tidak berubah, masih seperti bocah yang kemarin ia gendong. Lihat dan sekarang Baekhyun menyambar kebawah paha Areum. Menggendong ala bridal menuju mobilnya. Gara-gara adegan lari-larian itu ia jadi butuh waktu untuk mencapai mobil hitamnya. Baekhyun sibuk mendumel dalam hati. Berbeda dengan Areum, ia memerhatikan wajah Baekhyun, tersenyum manis, "Oppa kita seperti pengantin."

"Tidak ada pengantin pakai seragam sekolah dan penuh luka. Anak nakal." omelnya.

"Oppa, jangan mengomel terus, Areum jatuh karna oppa"

Baekhyun melirik sekilas. Sebelum menurunkan Areum didepan pintu mobil. Ia segera membuka pintu, membantu Areum masuk perlahan.

Baekhyun menutup pintu mobil, mengitari mobil menuju kursi kemudi. Areum tengah meniup-niup lukanya ketika Baekhyun telah duduk disebelahnya.

"Kau belum jawab pertanyaanku, kenapa lehermu merah?" Baekhyun menyibak rambut panjang Areum kebelakang.

"Memangnya semerah itu?" Areum bercermin melalui kaca spion dalam mobil. Memiringkannya.

"Hwang Areum." Baekhyun menegur, menanti jawaban.

Areum tersenyum lebar, nyengir. Otaknya mulai mencari alternatif jawaban. Mengingat sikap protektif Baekhyun yang kebapakan, pasti pria itu akan mencari masalah dengan Chanyeol, bisa-bisa Dobby banci itu kian meledeknya.

Oh No.

"Siapa yang mengganggumu? Katakan siapa yang menyentuhmu?"

"Tidak ada, ini bekas...bekas." kedua bola matanya memutar, buntu.

"Ayo, cepat-katakan. Kau kira aku tidak hapal gerak gerikmu."

Areum mendesah. Bersandar pasrah. Interogasi ini tidak akan berhenti sampai Areum jujur. "Si Dobby, dia marah karna jaketnya kuwarnai jadi pink."

Little Neighbor [Tahap Revisi]Where stories live. Discover now