Chapter 9 Bebas

5.2K 578 10
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-

"Kak bahkan jaket kakak yang kemarin belum aku balikin."

Taehyun terkekeh lalu menarik tangan Beomgyu untuk menerima jaket darinya.

"Aku tidak semiskin itu sampai menagih jaket yang sudah aku pinjamkan. Kalau kau keberatan menyimpannya, kau bisa mengembalikannya di pertemuan kita selanjutnya."

"Tapi-"

Taehyun segera menghentikan ucapan Beomgyu dengan menaruh jari telunjuknya di bibir Beomgyu. Beomgyu mengatupkan bibirnya.

Taehyun tersenyum. "Jangan pernah bilang kita tidak akan bertemu lagi. Takdir seseorang tidak ada yang tahu. Kalau kau lupa, omongan adalah doa. Kau mau Tuhan mengabulkan ucapan konyolmu?"

Beomgyu terdiam, tapi ada sesuatu yang mengganjal. "Bukankah kakak sendiri yang mengatakannya? Apa kakak tidak mau bertemu denganku lagi?"

"Aku hanya mengingatkan."

"Tapi tetap saja itu terucap dan terdengar di telingaku."

Taehyun menghela napas. "Baiklah terserah kau saja."

Beomgyu tersenyum senang saat melihat wajah kesal Taehyun. Beomgyu lalu memakai jaket kulit milik Taehyun untuk menutup kaos putih yang ia gunakan.

"Ayo cepat kalau kau tidak mau sampai terlalu larut."

Taehyun segera menarik tangan Beomgyu menuju ke parkiran kafe. Ia berhenti di depan sebuah motor hitam. Beomgyu langsung terdiam.

"Kenapa?"

"Naik motor?" tanya Beomgyu balik.

Taehyun terkekeh. "Kenapa? kau tidak suka?"

Beomgyu segera menggeleng mengelak. "Tidak, hanya aku tidak pernah naik motor sebelumnya."

Beomgyu tidak berbohong. Walau katanya dulu Jaehyun adalah seorang pembalap, tapi demi Tuhan Beomgyu tidak pernah naik motor. Karena menurut keluarganya, presentase kecelakaan menggunakan motor lebih besar dibandingkan mobil.

"Tidak heran sih, keluarga jung."

Beomgyu menoleh. "Apa?"

"Tidak, jadi kau jadi ikut atau tidak?"

Mata Beomgyu bergerak gelisah. Tidak banyak hal yang dia tidak bisa, tapi ia benci kalau ia tidak bisa akan sesuatu.

"Aku tidak tahu caranya."

Taehyun terkekeh. "Ayolah kau hanya perlu naik, duduk, lalu peluk aku supaya kau tidak jatuh."

Beomgyu mendongak. "Hanya itu?"

"Ya."

Lalu tanpa aba-aba Taehyun memasangkan helm ke kepala Beomgyu. Beomgyu sedikit tersentak saat wajah mereka terlihat begitu dekat. Beomgyu bisa melihat wajah tampan itu dari jarak yang sangat dekat, hidung mancung, mata lebar, dan jangan lupa bibir tebalnya. Beomgyu meneguk ludahnya, ah kenapa pikiran Beomgyu kotor sekali.

"Kenapa? Apa aku setampan itu sampai kau tidak berkedip?"

Beomgyu tersentak lalu salah tingkah karena perbuatan tidak tahu malunya itu. Beomgyu menunduk dan menggumamkan kata maaf.

"Kenapa minta maaf?" Beomgyu terdiam. Taehyun menggeleng lalu naik ke motornya dan langsung memakai helm.

"Cepat naik!"

Beomgyu naik dan Taehyun langsung mengulurkan tangannya sebagai tumpuan Beomgyu. Walau tinggi, tapi tetap saja ini adalah pertama kalinya Beomgyu naik motor, hanya untuk berjaga-jaga agar Beomgyu tidak jatuh.

Youngest Child || Jung FamilyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon