10

2K 268 25
                                    

Vote sebelum membaca
.
.
.
.
.

1 minggu kemudian

Satu minggu, sudah satu minggu sejak kejadian hampir ciuman itu terjadi dan itu adalah hari terakhir keduanya bertemu. Jennie merasa Jisoo menghindarinya, gadis itu tidak membalas pesannya.

"Chaeyoung-ah" Kata Jennie, dia sekali lagi berada di kamar Rosés. Dia tidak tahu apa yang harus dirasakan atau dipikirkan, semuanya sangat membingungkan baginya.

"Ak -aku rasa aku menyukai seseorang" Tambahnya membuat Rosé berhenti membaca bukunya dan menatapnya.

"Apa? Kamu menyukai seseorang?" Rosé mengatakan itu karena dia terkejut itu adalah pertama kalinya dia mendengar Jennie mengatakan dia menyukai seseorang.

"Sepertinya" Kata Jennie menatapnya sambil menggigit bibir bawahnya.

"Sepertinya? Aku tidak mengerti. Apa yang kamu rasakan?"

"A-aku tidak tahu. Setiap hari yang aku inginkan hanyalah melihatnya, itu membuat hariku terasa lengkap. Setiap kali gadis itu menatapku, aku merasa seperti kita satu-satunya orang di dunia. Setiap kali dia tersenyum padaku, itu membuat jantungku berdebar kencang. Gadis itu membuatku sangat bahagia seperti Chaeng yang sangat bahagia, dan yang ingin aku lakukan hanyalah memeluknya dan menciumnya" Kata Jennie melihat Rosé, mata Rosé melebar ketika dia mendengar semuanya.

"Gadis? Dia perempuan? Kupikir itu Jin" Kata Rosé, Jennie menunduk dan menggelengkan kepalanya.

"Jen- jennie aku tidak tahu kau-"

"Aku juga" Kata Jennie, Chaeyoung dengan cepat menepuk punggungnya untuk menghiburnya.

"Siapa dia?" Tanya Rosé, Jennie dengan cepat mengingat hari dia bertemu Jisoo, hari ketika matanya tertuju pada gadis itu.

Mengingat bagaimana Jisoo tiba-tiba memasuki kamarnya dengan gugup, mencari kamar mandi membuat Jennie tersenyum.

Mengingat saat-saat mereka bersama, di atap gedung, bioskop, di rumahnya. Dia ingat ketika Jisoo mendukungnya untuk menjadi dokter. Dia ingat hari-hari mereka hampir berciuman.

"Kim Jisoo" Kata Jennie membuat Rosé terdiam, Jennie menatap sahabatnya berharap dia tidak akan menghakiminya.

"Jisoo? Kim Jisoo? Adiknya?" Kata Rosé tak percaya, Jennie hanya mengangguk dan menundukan kepala.

"Apa dia tahu?" Rosé menambahkan, Jennie hanya memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya.

Rosé tidak percaya, itu adalah pertama kalinya dia melihat Jennie benar-benar bahagia. Tapi sayangnya alasan kebahagiaannya bukan karena seseorang yang akan dia nikahi.

--

Sementara itu Jisoo berada di kamar tidur Lisa, mengganggu gadis yang sedang sibuk mengedit foto untuk majalah.

Lisa tinggal di sebuah apartemen beberapa blok jauhnya dari rumah Jisoo, orang tua Lisa tinggal di Thailand dan Lisa memutuskan untuk tinggal di Korea untuk bekerja.

"Lisa-yah" Ucap Jisoo yang sedang merebahkan diri di ranjang gadis yang matanya sedang menatap langit-langit.

"Ya?" Lisa menjawab, duduk di bangku mejanya melakukan pekerjaannya.

"Ingat hal yang aku katakan padamu" Kata Jisoo.

"Apa?"

"Bahwa aku melakukan sesuatu yang bodoh" Kata Jisoo, Lisa hanya bersenandung sebagai jawaban.

"Aku hampir mencium Jennie. Dua kali" Tambah Jisoo membuat Lisa membeku dan menatapnya.

"Apa? Jisoo- apa kamu gila?!" Kata Lisa hampir meneriaki temannya.

"Aku tahu Lisa, aku menyukainya. aku sangat menyukainya" Kata Jisoo dengan serius menatap temannya.

"Kau-kau suka dia?" Kata Lisa dan mendekati Jisoo, gadis itu duduk dan mengangguk.

"Kalau begitu katakan padanya bahwa kamu menyukainya! Jika kalian berdua hampir berciuman dua kali, maksudku dua kali maka itu berarti dia juga menyukaimu!" Kata Lisa, Jisoo hanya tertawa pahit dan menggelengkan kepalanya.

"Lisa-yah, keluargaku akan membenciku jika itu terjadi. Ibuku tidak senang dengan gagasan bahwa putri tunggalnya menjadi gay, dan sekarang aku menyukai gadis yang akan dinikahi kakakku" Kata Jisoo dengan tenang dan lembut padanya temannya.

Lisa hanya menatap temannya dengan marah dan menampar kepalanya.

"Ya untuk apa itu!" Teriak Jisoo menyentuh tempat lisa memukulnya.

"Aku tidak peduli dengan orang tuamu Jisoo, ini adalah kebahagiaanmu. Kebahagiaanmu dan untuk sekali ini jangan memikirkan keluarga bodohmu itu dan berbahagialah" Kata Lisa menatap mata Jisoo, Jisoo hanya menghela nafas.

"Lisa tidak semudah itu" Ucapan Jisoo terpotong saat ponsel Lisa bergetar, membuat gadis itu menoleh untuk melihat siapa itu.

"Itu Rosie tunggu sebentar Jis" Kata Lisa, bersiap-siap untuk membalas pesan gadis itu.

"Bucin" Bisik Jisoo tapi cukup keras untuk didengar Lisa, gadis yang lebih muda memelototinya membuat Jisoo tersenyum kecil.

Rosie: Aku butuh bantuanmu.

Follow dan comment setelah membaca

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

An act of Love (Jensoo)Where stories live. Discover now