Detektif

260 115 640
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Baruna dan Yumi mengendap-endap membuntuti Tedjo dengan gelagat yang mencurigakan.

"Lo udah siap, Yum?"

"Udah, Run!" seru Yumi mantap.

"Gue pikir lo belum siap deh." kata Baruna sambil melihat ke arah benda yang sedang berada di wajah Yumi.

"Ini termasuk penyamaran, Run." kata Yumi sambil merapikan masker wajahnya.

"Lepasin aja dulu, Yum. Belum keliatan ini." ujar Baruna memberi saran.

Yumi melepaskan masker wajahnya, lalu membuangnya begitu saja. "Oke. Sekarang gue bener-bener udah siap."

"Oke. Kita pake rencana A dulu. Ayo." ajak Baruna.

Yumi tampak bingung. "Baruna, tunggu!"

"Kenapa?"

"Seingat gue kita nggak ada buat rencana deh."

Baruna menepuk-nepuk kepala Yumi pelan.

Yumi bergeming.

"Oh iya, gue lupa." kata Baruna.

"Kalo lo yang lupa, kenapa kepala gue yang jadi sasarannya?" omel Yumi.

"Itu tanda sayang." balas Baruna.

Yumi hanya mendengus kesal.

"Terus kita ngapain? Kita ngeliat Tedjo dari deket kayak begini doang?" tanya Yumi.

"Kalo kayak gini, udah deket belum?" tanya Baruna balik.

Tiba-tiba....

"Woi! Ngapain lo ngeliatin gue begitu, anjim?!" seru Tedjo karena Baruna dan Yumi benar-benar memperhatikannya dari dekat.

Mereka bukannya bersembunyi dari Tedjo tapi malah menatap wajah Tedjo dekat-dekat. Kalau begitu, bukan mata-mata namanya.

"Lo pake parfum apa sih, Bang?" tanya Baruna dengan cengirannya.

"Seksi konsumsi." jawab Tedjo sekenanya.

"Pantesan. Baunya kayak rinso."

"Dasar ya lo, Bar. Buntelan kelinci lo." rutuk Tedjo kesal.

Yumi menepuk jidatnya tak habis pikir dengan Tedjo dan Baruna.

SUAMI DARI MARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang