6 - éxi

13 7 0
                                    

The first time

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah itu keheningan melanda di antara mereka berdua sama-sama melihat ke arah pantai.

"Tuh kan hampir lupa kalau kita ke sini mau diskusi."

"Hm sorry, ayo mulai."

Setalah itu mereka menyelesaikan tugas meraka tak terasa matahari sudah hampir terbenam.

"Pulang ?"

"Bentar gue mau lihat sunset dulu, bentar aja oke ?"

"Hmm."

"Lo gau ga gue suka banget sama sunset tapi gue juga agak kecewa sama dia."

Xavier mengangkat alisnya tanda ia bingung.

"Di pagi hari dia bersinar dan memberikan cahaya ke makhluk hidup yang ada di bumi tapi ketika sore dia pergi dan di gantikan dengan bulan yang indah dan bintang-bintang kecil, ya setidak nya matahari tetap selalu hadir di setiap harinya."

"Dunia berdampingan seperti matahari cerah dan membawa kebahagiaan dan malam membawa kegelapan tapi tidak dengan kesedihan ya walaupun ada beberapa orang yang nasib nya kurang beruntung termasuk gue salah satunya lanjut nya dalam hati, tapi dengan lo nge lihat bulan atau bintang lo pasti ga akan ngerasa sendiri."

Audrey terus menatap pemuda yang ada di sampingnya dari tadi

"Kenapa?

"Ini beneran lo si irit bicara kan? Lo sehat kan ga kenapa-kenapa ?"

"Maksud lo gue sakit gitu ha ?!"

"Bukan gitu iih, gue cuman speechless aja biasanya kan lo irit bicara, datar, dingin lagi."

"Hm, semua itu ada alasannya."

"Alasannya?"

"Ga usah ikut campur dalam kehidupan gue!!"

Audrey mengatupkan mulutnya karena dia juga sebenarnya kepo dengan kehidupan Xavier yang terlalu tertutup dan misterius.

"Ck, yaudah pulang lo yang bawa gue tadi kesini jadi anter gue pulang!!"

"y."

Tuh kan mulai lagi nih dingin nya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Setalah mereka menempuh perjalan sekitar 30 menit akhirnya mereka sampai ke rumah Audrey

"Makasih, Lo mau masuk ga ?"

"Ga, bye." tanpa menunggu balasan Audrey dia sudah meninggalkan area rumah Audrey

"Yaellah kalau gitu ga usah gue tanya tadi."

Audrey membuka rumahnya yang tampak sepi sepertinya mamanya belum pulang.

Setelah mengganti baju seragamnya dengan setelan kaos oversize warna putih yang di padukan dengan celana pendek selutut gadis dengan rambut yang di cepol tinggi itu menuju ke dapur untuk mengisi perutnya yang sedari tadi berbunyi tanda ia sangat lapar.

émmoni idéa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang