67

4.1K 873 44
                                    


Dua bulan kemudian

SMU Celeste

Hari ini adalah hari pengumuman kenaikan kelas. Tuan Steven menawarkan diri mengantar Reyn ke sekolah untuk melihat hasil nilai ujian Reyn.

Reyn mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya.. dia kemudian menoleh pada Tuan Steven yang duduk di sampingnya.
"Kakek, saya pergi.."

Tuan Steven mengangguk,
"Aku akan menunggu di sini.."

"Baik, kakek.."

Reyn segera keluar dari mobil dan berlari memasuki gerbang.

°°°
Tuan Steven yang memandang punggung Reyn semakin menjauh hanya bisa tersenyum.. laporan dari pelayan-pelayan yang dia kirim untuk Reyn selalu penuh pujian.

"Bocah kecil itu.. entah sejak kapan dia jadi begitu dewasa.." Hati Tuan Steven di penuhi kebanggaan untuk Reyn.

"Mark.. jika aku mati, aku sudah sangat tenang untuk meninggalkan segalanya pada Rize.." Ucap Tuan Steven lembut.

"Tu- Tuan..!! Mohon jangan bicara yang tidak-tidak.. Tuan muda masih membutuhkan bimbingan Anda.." Sahut Mark panik.

"Mark.. cari tahu latihan apa yang dilakukan Rize setiap malam.." Ucap Tuan Steven lirih.

"....???"

"Kamu ingat saat Rize sakit malam itu.. aku bisa melihat jelas luka memerah di belakang lehernya.. Mark, aku mungkin sudah tua, tapi aku tahu jelas jika itu luka pukulan.. Rize.. entah bagaimana dia hidup selama ini di bawah pengawasan Gilbert.. Aku hanya tidak ingin melihat dia terluka lagi.." Gumam Tuan Steven.. entah sejak kapan dia merasa bahwa cucunya begitu berharga baginya. Tuan Steven ingin melindunginya.

"Tuan.. anda sudah sangat berubah.. tapi saya menyukai anda yang sekarang.." Ucap Mark sambil tersenyum lembut.

"Saya sudah mengatur tempat tinggal Tuan Muda selama di Roxwly, Tuan.." Lanjut Mark.

"Bagus.. aku selalu mempercayaimu, Mark."

*********

Mansion Tua Hutan Oriya

Pagi Hari,

Rize berdiri menatap keluar jendela dari ruang belajarnya.. kemarin Reyn mengabarinya jika akan ke Roxwly dalam waktu dekat. Rize mengepalkan tangannya sambil tersenyum lembut.

"Aku akan ikut denganmu, Reyn.. Seperti yang pernah ku ucapkan bahwa aku akan menjadi bayanganmu.."

Rize benar-benar tidak sabar.. lagi pula dia belum pernah ke Roxwly.. tak dapat di sangkal juga, sebenarnya Rize sangat ingin mengunjungi makam Ibunya.

"Tuan...." Suara Austin terdengar dari belakang punggung Rize.

Rize dengan tenang berbalik ke arah Austin.

"Saya sudah mempersiapkan apa yang sudah kita rencanakan.. ini identitas palsu yang anda minta.." Ucap Austin seraya menyerahkan dua kartu pada Rize.

Reyn [ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ]Where stories live. Discover now