Kemudian mobil Satya melaju meninggalkan kawasan apartemen Tere. Lagu 'Nyaman' yang dibawakan Admesh kini menemani perjalanan mereka berdua. Sesekali Tere ataupun Satya akan ikut bernyanyi hanya pada bagian bait lirik yang mereka hapal saja. Jadinya, mereka seperti berduet. Karena lirik yang mereka hapal dibagian yang berbeda.

"Kamu bisa nyanyi juga ternyata," ucap Satya, saat alunan musik 'Nyaman' itu berubah menjadi musik lain.

Tere mengangguk, "Lumayan." Jawabannya, sambil melihat Satya yang sedang memegang setir.

Satya menoleh ke arah Tere"Gimana, kalau next time. Kita pergi karaoke, kayaknya seru." Ucapnya pada perempuan yang sekarang sedang menyelipkan anak rambut pada telinganya. Kegiatan itu tanpa sadar lagi-lagi membuat Satya menatap Tere dengan tatapan memuja. Karena, sungguh! Wanita itu sangat cantik malam ini. Biasanya ia hanya melihat Tere dengan pakaian kantor setiap harinya.

Untung sedang lampu merah. Jadi, tidak masalah jika Satya mengalihkan pandangannya pada Tere, bukan pada jalanan didepan sana.

Mendengar itu Tere menoleh dan mendapati Satya yang sedang melihat kearahnya. "Wah! Boleh dicoba tuh, Mas. Apalagi kalau rame-rame sama yang lain---anak divisi keuangan." Jawab Tere antusias.

Laki-laki yang mengenakan pakaian casual itu mengangguk setuju dengan ide Tere. "Gampang'lah tinggal atur waktunya aja. Kayaknya yang lain anytime bisa, cuma kamu yang sibuk terus." Ucap Satya jahil pada Tere. Tapi memang benar, karena pekerjaannya sebagai asisten pribadi membuat Tere tidak pernah punya waktu untuk memikirkan hangout. Karena rasa-rasanya ia baru saja terlelap tidur esoknya ia sudah harus kembali bekerja, jadi untuk saat ini nongkrong ataupun hal lain yang berbau fun. Ia tidak bisa melakukan-nya kecuali hari weekend seperti saat ini, itupun kalau si Aksa, arghhh-----

Kenapa Tere kepikiran Aksa sih. Tidak! Ia tidak boleh memikirkan bos nyebelin-nya itu. Sekarang waktunya ia Quality time untuk dirinya sendiri.

"Hehehehe, tau sendiri'kan jadi Asisten pribadi itu capeknya gimana. Boro-boro mikirin nongkrong sana-sini. Aku pulang kerja bisa tidur nyenyak aja udah allhamdulilah banget." Tere meringis sendiri mendengar ucapannya. Padahal, jika mau ia tidak perlu capek bekerja. Hanya tinggal bertopang kaki ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun, Tere tidak seperti itu.

Aduhhh!!! Tere idaman banget kawan-kawan. Udah anak holkay tapi masih tetep mau capek kerja buat cari duit.

"Kalau nggak capek namanya bukan kerja, Ter." Satya terkekeh mendengar ucapan Tere.

Tere mengangguk membenarkan ucapan Satya. Kemudian, lampu merah berubah warna menjadi hijau. Dan Satya langsung melajukan mobilnya untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Sepertinya, karena obrolan mereka di mobil tadi. Membuat waktu terasa begitu cepat. Kini keduanya sudah berjalan menyusuri Kota Tua yang malam itu dipenuhi orang-orang dari banyak kalangan, mulai dari muda-mudi sampai orangtua yang datang bersama anak-anak ikut meramaikan Kota Tua malam itu.

"Kamu udah pernah kesini?" Tanya Satya pada Tere yang berjalan disampingnya.

"Udah. Terakhir waktu SMA," ucap Tere memberitahu. Empat tahun lalu ia kesini dengan seseorang yang saat itu sangat ia cintai dan sangat ia percaya. Tapi itu dulu! Tidak dengan sekarang, semuanya berubah karena sebuah pengkhianatan.

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang