ROYAL - 8✅️

60 12 0
                                    

"Tuan, Lord George datang mengunjungi Lady Cathrine dan membebaskannya, kini beliau berada di kamar Lady Cathrine" Ujar Edwin Williams ajudan Jordan.

"Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?!" Tanya Jordan marah bahkan sampai menggebrak mejanya.

"Maaf Tuan saya baru mendapat laporan dari penjaga di penjara dan beliau pun tidak menggunakan kereta kudanya beliau kemari dengan kereta kuda milik Tabib Dimitri" Jelas Edwin sambil menundukkan kepalanya.

Tepat ketika Edwin selesai berbicara, pintu ruang kerja Jordan terbuka dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

Brak

"JORDAN! APA YANG TELAH KAU LAKUKAN PADA CATHRINE CUCUKU??!!" Teriak George tanpa basa-basi begitu matanya menangkap sosok sang anak.

"Aku hanya bersikap adil, hukum juga bisa berlaku untuk keluarga Ethelbert, dan Cathrine harus dihukum atas kejahatannya" Balas Jordan yang sama sekali tidak bereaksi dengan tingkah ayahnya.

George terkekeh sinis seakan mengejek Jordan yang berada di kursi kebesarannya. Beliau menyenderkan punggungnya dan tangannya beralih dari tongkatnya ke tangan kursi.

"Kejahatan? Kejahatan apa yang kau maksud huh?" Tanya George.

"Ayah masih bertanya kejahatan apa yang Cathrine perbuat?! ANAK SIALAN ITU SUDAH MEMBUNUH DUCHESS JOANNA ISTRIKU MENANTU AYAH DI DEPAN MATAKU SENDIRI!!" Teriak Jordan sangat murka bahkan wajahnya pun sampai memerah.

Brak

"AYAH! Tenanglah..."

Secara tiba-tiba pintu ruang kerja Jordan terbuka dengan keras, disusul dengan teriakan seorang perempuan yang segera bergegas menghampiri Jordan dan mengelus punggung tegap Jordan agar meredakan amarahnya.

"Ayah, Kakek kalian jangan bertengkar seperti ini, kita bisa membicarakannya secara baik-baik" Ujar Adelaide atau biasa dipanggil dengan Lady Adele.

Adele menuntun sang ayah untuk duduk di sofa yang berhadapan dengan George kakeknya dan dia ikut mendudukan dirinya bersebelahan dengan ayahnya.

"Paman Edwin bisakah paman membawakan teh dan cemilan untuk kakek dan ayah?" Pinta Adele pada ajudan sang ayah dan tanpa kata Edwin menundukan kepalanya dan pergi meninggalkan ketiga manusia berbeda generasi itu.

"Ayah, Kakek kalian bisa membicarakannya jika kepala kalian sudah dingin. Jangan terlalu terbawa emosi itu tindakan yang tidak baik" Ujar Adele bijak.

"Huh, berbicara dengan kepala dingin? Anak bodoh itu justru membuat keputusan saat sedang emosi" Sindir George pada Jordan.

"Sudah ku katakan, aku hanya bertindak adil untuk menghukum penjahat sekalipun itu keluargaku sendiri!" Ujar Jordan berusaha membela dirinya.

"Apa kau sudah menanyakannya pada Cathrine?" Tanya George menatap Jordan sengit.

Tok Tok

Mereka berdua menghentikan perdebatan dan memusatkan pandangannya pada Edwin yang datang bersama seorang pelayan yang membawa sebuah nampan berisi pesanan yang Adele minta. Setelah Edwin dan pelayan itu keluar ayah dan anak itu kembali saling melempar tatapan tajamnya.

"Cathrine tidak mungkin membunuh ibundanya sendiri, dia tidak memiliki alasan atau motif untuk melakukannya, justru Cathrine merasa sangat kehilangan. Kau pasti tahu rasanya kehilangan seorang ibu karena kau pun pernah merasakannya Jordan!" Ucap George.

"Dia punya motifnya--!"

"Ya jika itu anak sialan yang sekarang sedang duduk di sebelahmu, dia punya alasan untuk membunuh istrimu!" Potong George cepat sembari menunjuk Adele.

"K-kakek" Ucap Adele lirih memasang raut sedihnya.

Jordan yang mendengar cicitan Adele yang terdengar sedih merangkulnya dengan sayang.

"Jaga ucapan Ayah! Adele tidak mungkin melaakukan hal itu"

George mendengus remeh "Kamu benar-benar anak yang paling bodoh Jordan. Kenapa kamu tidak bisa percaya pada Cathrine seperti kamu percaya pada anak pungut itu?" Tanya George tak habis pikir dengan otak anaknya itu.

"Tuan George! Adele juga cucumu tidak seharusnya anda mengucapkan kata itu pada Adele!" Ucap Jordan kembali meninggikan suaranya karena merasa tak terima dengan hinaan ayahnya pada sang anak, dia semakin merengkuh tubuh Adele seakan memberikan perlindungan pada anak gadisnya.

"Kalau memang Cathrine tidak membunuh istriku lantas mengapa dia justru melarikan diri berlindung dibalik tunangannya itu?" Tanya Jordan.

"Kau seharusnya mendengarkan penjelasannya maka kau akan tahu jawabannya, dan untuk Cathrine yang berada di kediaman mantan tunangannya itu karena para pelayannya yang membawa Cathrine kesana untuk mengobati nonanya yang kritis karena racun yang sama dengan racun yang telah merenggut nyawa menantu" Jelas George dan menekan bagian mantan tunangan cucu nya.

Sejak pesta kedewasaan cucunya yang berakhir tragis, tak lama setelah itu kediaman Marquess Ridgewell mengirimkan surat tentang pembatalan pertunangan antara anaknya dan Cathrine. Jangan ditanya George dapat mengetahui hal itu dari mana, karena di kediaman Ethelbert ini George telah mengirimkan mata-mata untuk tetap memantau kinerja anaknya dan memantau takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian ini.

Salah satu mata-matanya adalah Dimitri, teman sebayanya yang masih saja bekerja tidak seperti dirinya yang memutuskan untuk pensiun dini. Tapi sepertinya keputusannya salah, lihat saja anaknya yang bodoh itu telah menimbulkan kekacauan, semoga saja berita ini belum terdengar sampai ke telinga raja. Namun sepertinya itu cukup mustahil yah karena berita ini pun sangat sering dijadikan bahan gosip, jadi sangat kecil bahkan mustahil sang raja tidak mendengar berita ini.

"Dia bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dengan dalih kehilangan ingatannya, tcih alasan yang sangat tidak masuk akal, bahkan kepalanya tidak mengalami benturan yang menyebabkan hilang ingatan" Cibir Jordan.

"Bagaimana dengan kau yang tidak memiliki bukti bahwa Cathrine adalah pelakunya" Balas George mencibir anaknya.

"Bagaimana aku bisa mendapatkan buktinya jika orang suruhannya saja sudah melarikan diri" Ujar Jordan.

"Aku katakan sekali lagi sadarlah Jordan! Cathrine tidak mungkin tega membunuh ibundanya sendiri, tidak ada alasan untuknya sampai tega berbuat keji seperti itu gunakan kembali akal sehatmu Jordan!"

Cukup sudah kesabaran George menghadapi anaknya yang sangat keras kepala itu. Entah menurun dari siapa sifatnya itu.

"Sudahlah ayah tidak perlu ikut campur dalam urusan yang ada di kediaman Ethelbert ini, ayah sudah tidak memiliki hak untuk ikut campur di dalamnya. Aku dengar ayah bahkan berani memerintah prajuritku untuk membebaskan penjahat kecil itu keluar dari penjara. Tcih, biar aku percepat ia bertemu dengan ibundanya itu" Ujar Jordan, ia tampak berdiri merapikan pakaiannya agar tidak ada bekas lekukan, dan hendak berjalan meninggalkan ruangan ini.

Di luar begitu pintu terbuka, Jordan memerintahkan ajudannya untuk memanggil beberapa prajurit untuk menghampirinya ke kediaman barat bangunan ini, kamar dimana Cathrine berada sekarang.

"Aku perintahkan padamu Jordan untuk berhenti atau kau akan menyesal saat kebenaran bahwa putri kandungmu itu tidak bersalah!" Teriakan George berusaha menghalangi niat anaknya itu namun diabaikan oleh Jordan, dia tetap melangkahkan kakinya menuju dimana Cathrine berada.

R O Y A LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang