Epilog: Untukku Di Usia 18

54 14 3
                                    

 30 Agustus 2023

Untuk 18 tahun Sahara,

Halo, ini Sahara di umur 23. Terima kasih karena dulu sudah bertahan sekuat tenaga. Terima kasih sudah menerima kenyataan dengan lapang hati, terima kasih sudah berusaha bangkit.

Dear Sahara, Terima kasih karena sudah berusaha kerja dan mengesampingkan rencana kuliah kamu waktu itu. Terima kasih sudah memilih jeda dan istirahat. Jangan khawatir, kamu tetep kuliah kok. Sekarang aku sudah semester akhir. Hanya karena prosesmu lebih lama, bukan berarti kamu tidak sukses. Semua orang punya waktunya tersendiri. Jangan merasa bersalah karena bukan fakultas kedokteran seperti yang ekspektasi kamu dulu, menjadi perawat juga bisa membantu orang-orang yang sakit seperti keinginan kamu dulu, kok.

Sahara, terima kasih sudah berani. Berkat pengalaman kerja menjadi barista di Kafe Azalea dulu, aku bisa bekerja di kafe terkenal dengan gaji yang besar dan jabatan yang bagus. Terima kasih atas perjuangan kamu, sehingga aku bisa survive hingga saat ini.

Sahara, katanya masa muda itu adalah waktu untuk berbuat salah sebanyak-banyaknya, karena saat tua nanti, kita bisa berjalan di jalan yang benar. Katanya masa muda itu saat kamu mencoba segalanya, sehingga saat tua nanti, kamu tahu apa yang mau kamu lakukan. Aku bersyukur karena kamu pernah menyebalkan dahulu, sehingga aku bisa melangkah menuju hari dimana aku akan menjadi versi terbaik dari diriku. Aku bersyukur kamu pernah berbuat salah sehingga aku memahami mana yang seharusnya kulakukan dan tidak kulakukan.

Sahara, kamu tahu bahwa dunia ini tidak selamanya berputar dan bekerja sesuai dengan keinginan dan ekspektasimu. Terkadang ekspektasi bisa saja tidak terjadi, tetapi hidupmu tetap harus berjalan dengan ribuan jalan lain. Kamu bukan satu-satunya orang yang disakiti oleh dunia, jadi, jangan memandang segalanya dengan sinis, dunia hanya mengajarkanmu untuk menjadi sosok yang lebih kuat. Kalau jatuh, ayo bangkit perlahan.

Hidup itu lucu, ya. Kamu bisa merencanakan masa depanmu, apa yang akan kamu lakukan kelak, tetapi ujung-ujungnya, segalanya terjadi atas izin Tuhan. Kayak ngerjain skripsi, banyak yang ingin kamu tulis, tetapi akhirnya tetap harus melewati proses revisi dari dosen. Yang menurutmu baik, belum tentu baik ternyata. Pada akhirnya, kita memang merencanakan masa depan, tetapi tidak pernah tahu apakah rencana tersebut akan berjalan dengan semestinya, atau malah digagalkan oleh Yang Maha Kuasa, lalu diganti dengan yang lebih indah.

Oh, ya, Sahara. Pada kenyataannya, sesuatu yang kita anggap benar belum tentu benar. Juga yang kita anggap salah belum tentu salah. Kalau kata Sherina, lihat segalanya lebih dekat. Sekarang aku mengerti, lihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Jadi, jangan judge Raja gak bakal sukses karena dia enggak kuliah, ya? Haha. Dia sekarang punya kafe sendiri. Oh iya, dia juga udah punya dua anak hasil pernikahannya dengan Mbak Kaila.

Aku? Tentu saja masih sendiri.

Hidup itu selalu memilih, dan tidak ada pilihan yang salah, asalkan dipertanggungjawabkan. Lulus sekolah mau kuliah, langsung kerja, tidak ada yang salah dari keduanya.

Terakhir, jangan takut patah hati dan kehilangan. Mati satu tumbuh seribu. Kata Afgan sih, jodoh pasti bertemu.

Sahara, jangan khawatir. Kata Hivi, kalau jatuh harus bangkit lagi. Jangan khawatir, kamu di usia 23 baik-baik saja kok.

Jalani dan nikmati hidupmu dengan baik. Sesekali kamu memang perlu tersandung, supaya lebih kuat.

Ada kutipan dari Cilla Black yang kubaca, katanya; the nicest thing about coming of age is that I can do whatever I Like. Jadi, ayo nikmati saat-saat tumbuh dewasa!

Sincerely,

Sahara Arin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time-LagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang