Belum sempat menjawab bisikan itu, sebuah pedang sudah lebih dulu tertancap di dadanya, tepat dijantungnya.

Oleh siapa? Tentu saja suaminya, ayah dari anak-anaknya, pemimpin kerajaan Arcerious.

Tapi masih pantaskah dirinya bilang begitu setelah apa yang ia lakukan terhadap suami dan anak-anaknya.

Bahkan ketika dirinya menoleh kepada anak-anaknya yang ia dapatkan justru tatapan acuh dan tidak peduli. Juga setitik kebencian.

Sakit. Tentu saja. Ibu mana yang tidak sakit melihat tatapan itu dari anak yang sudah dilahirkannya.

Tapi, dirinya memang pantas mendapatkan itu semua, karena dia sudah berani menghancurkan hati dan perasaan anak-anaknya. Terutama suaminya.

Sang kaisar mencabut pedangnya dan membuangnya. Ia mengalihkan pandangannya dari sang istri.

Menangis? Tidak akan. Keturunan Arcerious tidak akan pernah menangis. Ya mungkin.

Sebelum sang permaisuri terjatuh ia bisa mendengar ucapan terakhir suaminya yang membuatnya menyesal telah melakukan semua ini.

"Disaat aku sudah mencintaimu, kenapa kau malah menghianatiku, bukankah selama ini kau selalu mengharapkan balasan dari cintamu untukku. Sekarang setelah aku mulai menerimamu kau sendiri yang menghancurkannya, tapi tidak papa aku menerimanya. Sekarang istirahatlah dengan tenang disana dan ... maaf."

Ucapan itu memang terdengar dingin tapi tersirat ketulusan dalam setiap ucapannya yang membuat dirinya ingin mengulang waktu sebelum kejadian ini terjadi. Tapi, sudah terlambat. Ini salahnya jadi dirinya pun harus menerima konsekuensinya.

Brukk

Dia terjatuh dengan luka tusukan didadanya dan seketika pandanganya menjadi gelap, untuk selamanya.

Kaisar Albert menoleh, menatap ke arah tubuh istrinya yang sudah tergeletak tak bernyawa.

Ditatapnya sosok itu sejenak, sebelum menoleh kebelakang dan melihat ketiga anaknya yang hanya diam membisu.

Sang kaisar membuang nafasnya dengan lelah.

Keesokkan harinya. Berita kematian sang istri pemimpin kerajaan Arcerious sudah menyebar.

Semua orang yang mendengar itu tentu saja kaget. Mereka bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi setelah kepulangan sang kaisar ke kerajaan.

Tapi, tidak ada yang berani membuka suara ataupun mengatakan hal yang tidak-tidak.

Karena, satu hal yang pasti. Mereka semua hanya mengetahui berita bahwa sang permaisuri sudah berani melakukan hubungan terlarang dengan salah satu ksatria.

Mereka berdua sudah berkhianat kepada sang kaisar yang mana akhirnya menimbulkan tragedi tak mengenakan ini.

Selain itu, mereka semua memilih diam. Ya, mereka memang diam tentang itu. Tapi, justru mereka berbalik menjadi membicarakan putra keempat sang kaisar dan sang permaisuri, Darwin.

Anak yang baru beberapa minggu dilahirkan itu sudah menerima fakta yang seharusnya tidak ia terima di usianya yang masih bayi.

Ia dituduh sebagai anak hasil dari hubungan gelap permaisuri dengan sang ksatria.

Dituduh sebagai anak haram, diacuhkan dan diabaikan.

Tidak dipedulikan, tidak diingikan.

Dia juga di anggap sebagai aib kerajaan oleh seluruh warga.

Tapi, bagi Darwin itu bukan masalah baginya.

Selama orang yang menjabat sebagai pengasuh sekaligus pelayan pribadi, atau mungkin orang yang sudah ia anggap keluarganya itu-Heri-tetap berada disisinya.

Darwin akan merasa baik-baik saja.

Dirinya bahkan tidak pernah menyalahkan sang ibu yang sudah membawanya ke masalah ini. Ia tidak pernah.

Jikapun ia memang benar anak haram hasil dari hubungan terlarang itu, sejak dulu mungkin sudah dipastikan ketika tragedi itu terjadi dirinya pasti sudah dibuang saat itu juga.

Tapi, nyatanya itu terjadi. Ia masih ditampung meski tidak dipedulikan, diberi makan dan minum, diberi pakaian bahkan tempat tinggal.

Ini sudah takdir, kita sebagai manusia hanya perlu menjalaninya saja. Kita boleh berhenti, jika memang seandainya kita sudah sampai di titik dimana memang seharusnya kita untuk berhenti.

Itu yang selalu Darwin tanamkan di dalam hatinya.

^^^^

"Cih, goblog emang." Decihan yang disertai dengan umpatan keluar dari mulut Darwin, saat dirinya mengingat salah satu memori dari Darwin yang asli.

Darwin mendengus secara kasar.

Beranjak dari tempatnya berdiri dan langsung memasuki kamar untuk tidur siang.

Ternyata hanya memikirkan ingatan dari Darwin yang asli bisa menguras otaknya dan itu benar-benar membuatnya lelah.

Matanya menjadi sangat mengantuk dan ingin segera tidur.

Menaiki kasur yang berukuran king saze dan segera terlelap.

Darwin memang anak yang tidak dianggap, tapi soal fasilitas dirinya masih mendapatkannya dengan baik.

Yah, walaupun jarak kamarnya cukup jauh dengan kamar saudaranya. Tapi, itu lebih bagus untuknya.

----

T.B.C

~Terimakasih sudah membaca~

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Место, где живут истории. Откройте их для себя