Suara ayunan pedang akhirnya terdengar, sebuah kepala menggelinding di bawah kakinya.
Darah mengalir dengan banyaknya.
Soal membunuh kaisar Albert terkadang tidak suka berbasa-basi, selalu ingin to the point.
Ia tidak peduli saat istrinya menangis histeris di hadapannya dengan memeluk lelaki yang sudah tidak bernyawa itu.
Sang istri menoleh dengan wajah yang memerah dan mata yang sembab.
Ia berdiri dan menatap nyalang pada sang suami yang hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan datarnya.
"Pembunuh!" Serunya dengan tangan yang menunjuk.
Itulah kalimat pertama yang dirinya dapat. Tapi, ia tidak peduli. Lagian untuk apa ia peduli kepada seorang penghianat.
Penghianat?
Ya, istrinya penghianat. Dia dengan beraninya berselingkuh dibelakangnya dengan lelaki asing yang ternyata adalah salah satu ksatria kepercayaannya untuk menjaga keamanan di istana.
Dirinya tidak menyangka orang yang selama ini ia percayai. Malah berbalik menghianatinya.
Termasuk istrinya.
Juga cinta yang tadinya hinggap dihatinya untuk sang istri telah lenyap entah kemana. Digantikan dengan rasa benci.
Amarah dan tangisan sang istri pun tidak didengar olehnya sedari tadi. Bahkan saat istrinya menyerangnya ia dengan mudahnya menghindar.
Dan itu tak luput dari pandangan sang istri yang semakin tersulut emosi dan dengan brutal menyerangnya berulang kali. Tapi tak ada satupun serangan yang melukai tubuhnya.
Bahkan anak-anaknya yang sedari tadi berdiri melihat pertarungan ayah dan ibu. Opsss...lebih tepatnya mantan ibu. hanya diam dan melihat pemandangan itu dengan datar.
"Bunuh dia ... bunuh dia ayah."
Itulah pemikiran mereka bertiga.
Kejam? Memang, itulah sifat mereka. Salah satu ciri khas keturunan Arcerious
Penghianat. Kerajaan Arcerious sangat benci penghianat dan seorang penghianat memang pantas untuk dimusnahkan dan dilenyapkan.
Dan sekarang ibu yang dulunya mereka cintai dan sayangi telah berprofesi sebagai penghianat. Sifat lembut dan kasih sayang yang dia curahkan selama ini ternyata hanya sandiwara belaka.
Benci. Itulah yang mereka rasakan sekarang.
Kembali kepada sang kaisar yang masih bertarung.
Tidak ada jejak kelelahan di wajahnya, sedangkan istrinya sudah terengah-engah sedari tadi. Energinya sudah habis.
Terlalu fokus mengatur nafasnya, sang permaisuri sampai tidak menyadari suaminya sudah berdiri dihadapannya dengan tatapan yang begitu tajam.
Mensejajarkan wajahnya untuk melihat wajah istrinya yang kelelahan. Mendekatkan bibirnya ketelinga sang istri.
"Penghianat," bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS)
Random^^^^ Darwin Wesley. Pemuda jenius yang sayangnya menutupi kejeniusannya dengan bersikap nakal dan pembangkang, selalu berpenampilan badboy dan selalu senang melanggar aturan. Hidup sendirian di kota besar, orang tuanya sudah meninggal saat dirinya m...
^ Chapter 3 ^
Mulai dari awal
