Dusk Till Dawn | Na Jaemin

111 19 23
                                    

Genre : Crime, alternate universe, coming of age, suspense

Cast :

• Na Jaemin (Nct)

• Nana Ouyang (singer-artist)

❝Have you ever heard the difference about dusk and dawn?❞

alternate universe inspired by Kdrama “Extracurricular” and “Taxi Driver”



“Mulai kelas sebelas, seluruh siswa diwajibkan memiliki ekstrakurikuler tetap hingga semester satu kelas dua belas nanti.”

Jaemin gak pernah membenci sekolah. Karena menurutnya, kegiatan paling asyik di muka bumi adalah belajar hal baru sebanyak mungkin. Soal pelajaran atau sosialisasi. Walau sesungguhnya, di poin terakhir dia tidak ahli.

Menginjak usia tujuh belas, Jaemin hanya kepingin lulus dengan predikat baik dan kuliah di tempat terbaik. Kemudian lulus kuliah, mendapat pekerjaan bonafit sehingga dia gak perlu memikirkan cara mengirit uang tabungan.

“Kamu cerdas, Jaemin. Nilai kamu gak pernah di bawah atau pas KKM.” Pak Simon—guru Ilmu Sosial merangkap guru konseling—memuji Jaemin lebih dulu. Jaemin tahu, alasan dipanggilnya ia ke ruang konseling musti menyangkut masalah ekskul. “Kamu juga gak pernah berkelakuan buruk. Tapi, ada satu yang Bapak gak paham dari kamu.”

“Bapak gak usah bilang, saya udah tau.” Jaemin gak bermaksud songong, dia cuma malas berbasa-basi. “Saya gak mau masuk ekskul, Pak. Males.”

“Poinnya bukan itu, Jaemin. Saya yakin kamu bukan males, dan kayaknya rasa malas juga ogah nemplok kamu.” Omongan Pak Simon menyudutkannya. “Kamu cuma gak mau repot-repot berurusan dan kenal dekat sama orang baru.”

“Karena banyak hal lain lebih penting daripada itu, Pak.”

“Jaem,” sebut Pak Simon. “Kamu diam-diam pahlawan super ya?”

“Pak, itu cuma ada di film kali ....”

Pak Simon mengangguk paham seraya mengusap dagunya yang mulai kasar ditumbuhi rambut. “Masuk akal sih, lagian mana ada pahlawan super badannya krempeng?”

“Demi Tuhan, Pak Simon—”

“Pokoknya,” potong Pak Simon. “Kamu harus punya ekskul. Saya tunggu sampai lusa, kalau belum ada juga ....”

“Kenapa, Pak?”

“Saya sendiri yang pilihin ekskulnya.”

“... Pak.”

“Saya wali kelas kamu, Jaemin. Lagipula, saya kasian liat kamu. Dari SMP selalu makan sendiri, pulang sendiri. Kaya anak hilang.”

Pak Simon ini gak terlalu muda. Sudah tiga puluh enam tahun, namun berbekal gayanya yang agak rebel untuk ukuran guru sekolah jadi wajahnya terlihat lebih muda enam-sepuluh tahun. Mungkin, kalau beliau mengajar di sekolah negeri bisa saja penampilannya lebih alim.

“Saya gak apa-apa makan sendiri atau pulang sendiri, Pak.”

“Saya yang apa-apa,” sambar Pak Simon cepat. Alisnya menurun, sinar matanya setengah meredup. “Saya guru kamu, Jaemin. Saya kenal kamu dari SMP dan lihat perkembangan kamu sampai sekarang. Kamu jelas gak baik-baik aja. Saya bisa bantu kamu, tapi jelas akan beda rasanya kalau kamu punya teman seumuran buat berbagi cerita.”

Realationship | K-IdolsWhere stories live. Discover now