"Baiklah, bolehkah kita berteman kembali?" Putus Zergan, ia pasrah, ada benarnya ucapan Ima yang membuat hatinya berdesir tak lupa dengan senyumnya.

"Okey, kita berteman kembali," balas Ima.

"Untuk temanku yang cantik ini, Aku punya hadiah untuk kamu."

"Apa?"

"Tada."

Zergan mengeluarkan sebuah jepit berbentuk bunga. Bunga yang berbentuk mawar putih dilapisi permata dengan pinggiran berwarna ke emas-emasan. Sederhana, tapi begitu menakjubkan.

"Ih bagus banget, ini buat aku?" Ima menatapnya takjub sembari meraihnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ih bagus banget, ini buat aku?" Ima menatapnya takjub sembari meraihnya.

"Iya Ima." Zergan mengaguk setelah memberikan jepitnya pada Ima.

"Kok kamu bawa jepit rambut cewek sih Zer?"

"Ini kebetulan di ruangan aku. Rencananya pas kamu ultah nanti aku kirim, eh kamu malah udah nongol. Yaudah aku kasih." Ungkap Zergan.

"Aku keluar dulu." Ucap Zergan lagi.

"Iya Zergan." Ima mengaguk.

Sudah tiga hari Ima berada di rumah sakit ini. Ada rasa bosan, senang, ya campur aduk. Setiap hari hanya tidur, makan, minum obat. Tidak ada ponsel, tapi Ima sering pinjem ke zergan, bahkan pernah kemarin meminjam sampai satu hari penuh.

"Iqlima, diperiksa dulu ya?" Ucap zergan.

"Saya sudah sembuh Zer, boleh pulang?" tanya Ima yang sudah merasa baik-baik saja.

"Boleh, keadaannya sudah membaik, jangan lupa minum obatnya."

"Siap pak dokter."

"Eh?" Jawabnya sambil menaikkan salah satu alisnya ke atas.

"Mangsud nya siap Zergan." Ima memasang ekspresi seperti anak kecil yang sedang hormat.

Kali ini Ummi enggak di sini, jadi Ima cuma sama Ruly. Ruly membereskan barang-barang Ima, setelah selesai, mereka di jemput Ustad Azril untuk pulang. Kalau tentang orang tua, Ayah sedang di Mexico jadi gak bisa kontan ke sini, Ima mulai mengerti kondisinya, enggak boleh manja!

Kini, Ima berada di depan rumah sakit yang akan ia tinggalkan. Sebelum masuk mobil ada seseorang yang memanggilnya.

"Iqlima Aqeella tunggu!" Ima terdiam dan melihat ke belakang yang ternyata Zergan.

"Ini buat kamu" Zergan menyodorkan benda di tangannya ke Ima.

"Buket dan coklat?" tanya Ima sambil menaikkan alisnya.

"Iya, kamu suka kan? makanya aku beliin, spesial buat kamu."

"Ah makasih Gan! Aku jamin, aku makan deh."

"Harus dong."

"Ehem-ehem."  Ustad Azril memberi kode untuk segera pulang.

"Yaudah aku pulang dulu, sering-sering main ke pesantren Darul Ulum."

"Okey."

"Aku pergi dulu, dadah." Ima melambaikan tangannya tanda perpisahan.

Zergan tak lupa membalas nya dengan senyumnya yang manis itu, "Daah."

....
TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selasa, 24 Agustus 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selasa, 24 Agustus 2021

Revisi ulang
Jum'at, 16 Desember 2022

Imam Impian (Revisi)Where stories live. Discover now