15. Wanita Itu Lagi

Mulai dari awal
                                    

"Baik, Bu."

Setelah memastikan semua pesanan lengkap, Rosetta pun kembali ke ruangannya. Ia duduk dan menatap layar datar laptop miliknya. Menyiapkan laporan yang nanti harus ia serahkan kepada Gina.

Baru saja setengah pekerjaan yang dikerjakan oleh Rosetta, semua konsentrasinya mendadak terganggu karena mendengar suara keributan dari depan.

"Kenapa ribut-ribut gitu, sih?" Rosetta berdecak.

Wanita itu pun beranjak dari tempat duduknya, ia keluar dari ruangannya dan melihat apa yang terjadi di bagian depan. Ternyata terjadi sebuah keributan, sampai-sampai salah satu bawahan Rosetta tertunduk pasrah menerima kata-kata yang tidak enak untuk didengar.

Rosetta sebagai atasannya pun merasa tak enak. Ia pun menghampiri wanita itu. Posisi wanita itu membelakangi Rosetta, sehingga Rosetta pun memutuskan untuk menyentuh lengan bagian kanan wanita itu.

Tanpa diduga, tangan Rosetta langsung ditepis dengan kasar. Wanita itu langsung berbalik dan menunjuk wajah Rosetta sambil berbicara kasar.

"Jangan sentuh-sentuh saya, ya! Kamu enggak bakalan tahu berapa harga pakaian yang saya pakai hari ini!" Betapa angkuhnya wanita itu.

Tunggu!

Rosetta sepertinya menyadari sesuatu. Ah, ia rupanya mengenali wanita itu. Siapa lagi kalau bukan wanita menyebalkan yang mengharapkan Teora untuk menjadi miliknya? Wanita menyebalkan yang membuatnya putus dengan Ranggana dan harus mengundurkan diri drai tempat kerjanya terdahulu.

Wanita itu, wanita yang sangat menyebalkan!

"Kamu? Oh, Tuhan. Kenapa juga sih harus ketemu kamu terus?" Wanita itu mengeluh.

Rosetta benar-benar dongkol, harusnya ia yang mengucapkan seperti itu padanya. Bukan dia!

"Maaf, Mbak. Setiap kali kita bertemu, kenapa keadaannya pas sekali saat Anda membuat onar, ya?" sarkas Rosetta.

Matanya melotot, wanita itu tampaknya bersiap untuk meluapkan amarahnya kepada Rosetta. "Heh, siapa kamu seenaknya bilang gitu sama aku? Lagian ngapain kamu disini? Oh, mau gatel sama Teora, ya? Tempat kerja Teora kan enggak jauh dari sini. Ih, dasar cewek gatel!"

"Mbak, saya saranin buat Mbak beli cermin besar terus simpen di kamar. Kalau mau pergi, coba deh tatap cerminnya agak lama. Biar pas keluar enggak buat keonaran. Sama kalau gosok gigi, coba lebih bersih lagi pas kumur-kumur. Mbak itu cantik tapi sayang ucapannya enggak secantik sama wajahnya." Rosetta tersenyum menyungging.

"Eh, sialan!" Wanita itu mendekat ke arah Rosetta dan bersiap melayangkan sebuah tamparan ke arah wajah Rosetta.

Gep!

Sebuah tangan menahan tangan wanita itu. Rosetta beruntung pipinya tidak mendapatkan cap lima jari dari wanita menyebalkan itu.

Wanita itu kesal, ia pun menoleh, melihat siapa yang berani menahannya. Ternyata itu adalah Gina, wanita pemilik toko kosmetik itu datang tepat waktu. Gina menurunkan tangan wanita itu dan menghempaskannya secara kasar.

"Mbak yakin mau buat keributan di toko saya? Toko ini setiap sudutnya dipasang CCTV loh, Mbak. Saya bisa saja laporin Mbak ke kantor polisi terdekat karena sudah membuat onar disini. Mumpung saya masih baik, nih. Mbak saya kasih kesempatan buat pergi dari sini dengan tenang dan jangan sampai Mbak balik lagi ke toko saya, ya. Saya tidak suka dengan pengunjung yang arogan seperti, Mbak," tukas Gina.

Wanita itu pun berdecih, ia menatap tajam ke arah Rosetta setelah itu, ia berbalik dan berjalan meninggalkan tempat tersebut.

"Makasih banyak," kata Rosetta.

Gina tersenyum. "Enggak masalah. Tolong kalian ingat-ingat wajahnya, ya. Jangan sampai dia masuk lagi ke toko kita," kata Gina mengingatkan semua pekerjanya.

Setelah itu, Gina pun memasuki ruangannya. Ruangan yang berada tepat di depan ruangan Rosetta. Di dalam ruangannya, Gina langsung buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo, Teo ... ada yang cari masalah sama cewek yang kamu suka. Dia tadi hampir saja nampar Rosetta."






Bersambung ....
Voment jusseyo, mian untuk typonya.
Sisa satu chapter lagi, ya. 😊

BERUANG KUTUB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang