CHAPTER 14

5.5K 129 9
                                    

Disini, aku bakal jelasin ke kalian apa apa yang aku lupa jelaskan ok. Di sini akan ada penjelasan tentang Alex-Ara. Kalian belum tau kan yah.. okok.

Oiya... Sebelum itu. Gua mau bilang terimakasih sama kalian yang udah nyumbang suara dan luangin waktu kalian buat komen di cerita aku. Yah, walau nggak banyak. Tapi itu, berarti banget gua.
Makasih yah, kalian udah Hargai cerita aku dan ngedukung aku.

Hehe... Nggak tau mau bilang apa. Tapi, aku benar-benar terharu banget.. lebay kan aku haha..
SELAMAT MEMBACA DAN TERIMAKASIH

****

Sinar matahari membuat seorang pemuda yang tengah tertidur kini perlahan namun pasti, ia membuka bola matanya yang langsung di suguhkan dengan wajah cantik gadis di pelukannya.

Gadis? Hehe wanita dia sekarang

Kejadian semalam membuat sudut bibir Alex terangkat menciptakan senyuman tipis. Ia, pemuda itu adalah Alex dan gadis itu adalah Ara. Entah kenapa Ara selalu percaya padanya. Ini yang Alex takutkan, ketika Ara terlalu percaya padanya dan akan berakhir ia menyakiti kepercayaan itu. Alex sungguh takut. Enggak ada yang tau kita kedepannya bagaimana kan ? Maka dari itu, Alex putuskan pagi ini, Eh tidak. Maksudnya siang ini, ia akan menikahi Ara. Gadis yang telah ia ambil kesuciannya tanpa ada ikatan apapun.

Ara bukan pacarnya. Bukan pula siapa siapnya. Tapi bagi Alex. Ara adalah segalanya. Ara adalah gadisnya, miliknya. Dan tak ada yang boleh ngambil miliknya.

Alex tau ini salah. Tapi ia benar benar kehilangan kontrol semalam. Alex juga sudah berjanji akan mempertanggung jawabkan semuanya. Yah walaupun ia tak mengeluarkan spermanya di dalam tapi ia harus tanggung jawab karna sudah mengambil mahkota gadis yang ia jaga selama sebulan penuh ini.

Tapi, Alex tak berani pada kakak gadisnya. Zyan. Bagaimana jika ia tau semua ini. Alex bukannya takut bagaimana. Tapi Zyan ? Dia tak bisa di pandang remeh, Zyan adalah salah satu anggota IT ( Badan Intelejen CIA ) apalagi Ara adalah harta satu satunya yang keluarganya tinggalkan. Alex takut Zyan akan menjauhkannya pada Ara. Alex takut. Jika Zyan ingin memukulnya maka Alex siap. Bahkan jika Zyan ingin menghancurkannya ia siap. Tapi jika harus di pisahkan oleh gadis di pelukannya.

Sungguh.

Alex tak siap.

Menghela nafas pelan, mau bagaimanapun, Zyan adalah Keluarga Ara. Ia harus bicara baik baik oleh Zyan.

Ia. Alex harus percaya, Zyan tak akan sejahat itu untuk memisahkan ia dan ara.

Iya. Zyan temannya. Teman tak akan membiarkan temannya terpuruk kan ?

Alex mengambil ponsel yang berada di atas nakas dengan tangan yang melingkar di pinggang Ara dan tatapannya masi tertuju pada gadis yang masi tertidur itu. Entah kenapa Alex merasa jika ia berkedip sekali saja, maka Ara-nya akan pergi entah kemana. Maka dari itu, ia tak pernah memalingkan mukanya dari wajah polos gadisnya.

Di lain tempat, Zyan kakak Ara tengah mondar mandir dari semalam hingga siang membuat orang yang berada di dalam markas pun di buat bingung olehnya.

"Udah woii, duduk sini. Percaya sama pak boss, dedek gemes pasti aman" ucap Ucup yang sedari tadi membujuk Zyan untuk makan tapi tak di gubris oleh cowok itu.

Bagaimana mau di gubris kalau ia tengah panik akan adiknya. Ara yang di culik oleh Arvie. Liat saja, jika terjadi apa apa pada Ara ia tak akan memaafkan Arvie setelahnya.

"Duduk ZE duduk. Enggak capek apa Lo, mondar mandir Mulu, kek cacing kepanasan aja" ucap Dino.

"Si Athes ngabarin gua bang. Semua aman ko" ucapan Rangga membuat Zhang menghela nafas panjang. Syukurlah jika tak terjadi apa apa pada Ara nya.

"Ara aman ?" Tanya Zyan yang di balas anggukan oleh Rangga.

Drett,,,,Drett,,

Suara ponsel bergetar membuat seluruh menghuni markas diam. Itu ponsel Zyan. Ini yang Zyan tunggu sedari tadi, kabar dari sahabatnya Alex dan Ara.

"Hallo !! Gimana ? Ara aman ? Ada yang luka nggak ?"

"..."

"WOIII,, JAWAB BANGSAT !. ARA GUA ENGGAK KENAPA KENAPA KAN. LO JANGAN BUAT GUA KHAWATIR ANJIR !!"

"Sorry.."

"APA MAKSUD LO–" ucapan Zyan terpotong karna dengusan Alex di sebrang sana.

"Bisa dengarin gua dulu enggak ? Gua mau bicara penting. Jadi lo jangan teriak terus. Ara nanti bangun"

"Lo mau ngomong apa?"

"Gua mau nikahi Ara.."

"...."

"Gua tau ini terdengar konyol. Tapi gua beneran mau nikahi Ara. Sorry, gua udah ambil keperawanan adek Lo. Tapi Lo jangan khawatir, gua bakal tanggung jawab dan jagain Ara. Trust me !. Sepulang dari sini, gua bakal bawa Ara ke rumah orang tua gua.."

"Dimana ko sekarang ?"

"Apartemen gu–"

Tut..Tut..

Panggilan di putuskan sepihak oleh Zyan dan berlari dengan cepat keluar dari markas. Lelaki itu mengutak-atik ponselnya dan menempatkan nya di telinga.

"Oma, kemasi barang barang. Tunggu aku di bandara. Kita akan ke Spanyol sekarang"

Setelah mengucapkan itu, Zyan kembali mengutak-atik ponselnya untuk beberapa saat hingga hp yang ia genggam. Ia lempar ke jalan raya dan di injak oleh kendaraan yang berlalu lalang.

****

Pendek banget yah ? Ia duh. Maaf yah, soalnya Alex sampai sini dulu. Karna CHAPTER 15 nungguin nih. Si Athes sama Sella hhhaha

Sampai ketemu lagi

By : zx_yndy

My Dear ! [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang