بسم الله الرحمن الرحيم
Welcome to my lapak
Kali ini Alma bawa cerita yang relate banget sama kehidupan sehari-hari Alma. Tentunya atas saran dan permintaan dari teman Alma.
Dicerita ini akan banyak dibahas tentang kehidupan seorang santri. Ceritanya gak akan Alma bikin ribet dan berbelit-belit kayak benang kusut yang akan bikin kepala kalian pusing tujuh keliling.
Cerita ini sebenarnya terinspirasi dari seseorang yang cukup berarti bagi hidupku.
Alma harap bagi yang baca jangan berhenti aja pas ngebaca prolognya ya!
Peringatan buat kalian!
Plis jangan berhenti di prolog-nya ya karena ini tuh belum ada apa-apanya. Kalian harus baca sampai epilog untuk menentukan suatu kualitas karya, seru atau enggaknya cerita ini.
_Happy Reading_
"Jangan pernah berpikir yang tidak-tidak, karena apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi yang terjadi dalam hidup kita."
🍁🍁🍁
Saat ini para santriwati masih berkumpul dalam Madrasah Diniyah guna mempelajari kitab-kitab dalam tingkatan kelas tersebut. Ada santriwati yang mendengarkan penjelasan ustadzah dengan fokus, ada yang mendengarkan penjelasan dari ustadzah yang masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri, ada yang malah sibuk mengobrol dengan teman disebelahnya, dan yang paling kelewatan adalah yang tidur saat ustazah sedang menjelaskan. Tapi pemandangan ini sudah biasa terjadi dikalangan para santri bukan?
Kelakuan-kelakuan para santri memang pasti tidak jauh-jauh gambaran itu. Semua itu terjadi karena kegiatan malam yang mereka lakukan dan juga kebosanan yang mereka dapatkan sebab tak pernah keluar dari pondok pesantren.
"Pasal disini menjelaskan tentang akad nikah. Bahwasanya akad nikah tidak akan sah apabila tidak adanya wali dan dua sakti yang adil. Selanjutnya syarat menjadi wali dan saksi dalam akad pernikahan itu ada enam. Yang pertama Islam, yang kedua baligh, yang ketiga berakal, yang keempat merdeka, yang kelima laki-laki dan yang terakhir adalah memiliki sifat adil. Disini juga diterangkan bahwasannya pengantin wanita tidak perlu hadir dalam acara ini." jelas Ustadzah Suhaila seraya memperhatikan santrinya satu persatu, tak lupa sesekali melirik kitab tersebut agar tak salah dalam menjelaskannya.
Setelah kalimat demi kalimat yang ustadzah ucapkan selesai, ada seorang santriwati yang mengangkat tangan. Biasanya gerakan tubuh ini digunakan untuk meminta izin atau pun ingin bertanya pada ustadzahnya.
"Iya, kenapa? Ada yang ingin ditanyakan?" respon ustadzah Suhaila melihat salah satu santriwati yang mengangkat tangannya.
"Izin bertanya Ustadzah," ujar setelah mendengar persetujuan dari mulut ustadzahnya. Dipesantren ini memang dibiasakan untuk mengangkat tangan terlebih dahulu agar tidak terlihat rusuh dan berebut mengajukan pertanyaan pada santri yang lain. Dan nanti ustadzah yang akan menentukan siapa yang akan memberi pertanyaan terlebih dahulu.
"Iya silahkan," kata Ustadzah Suhaila.
"Kenapa pengantin wanita boleh tidak hadir dalam acara? Bukannya pernikahan nggak akan berlangsung tanpa adanya pengantin wanita?" tutur Nuwaira, salah satu santriwati yang bisa dibilang cukup cepat dalam menangkap pelajaran yang diberikan. Jujur saja, mungkin inilah salah satu pertanyaan yang mewakili seisi kelas kali ini. Karena topik yang dibahas lumayan membingungkan bagi santriwati yang masih awam dalam soal nikah.
STAI LEGGENDO
A & E
SpiritualeKetika kebebasan seorang gadis direnggut oleh sebuah ikatan. Ikatan yang mengajarkannya pada hal yang baru. Ikatan yang membatasinya dalam berbagai aspek kehidupan. "Dari dulu Abah nggak pernah ngatur hidup Khansa. Kenapa sekarang Abah ngatur hidup...
