"Iya, kayanya memang better aku resign aja. Ini kalo nanti sebar undangan ke kantor, pasti semua heboh. Posisi aku sebagai istri direktur pasti sedikit banyak ngaruh ke perlakuan orang-orang ke aku, kan, Mas? Bukannya ge er sih, cuma kadang Nia sama Lisa aja suka sungkan kalau bercanda sama aku, nggak sebebas dulu. Padahal aku udah bilang buat biasa aja"

"Emang gitu?" tanya Renjaka sambil tertawa karena beberapa kali melihat Nia dan Lisa yang memang masih sering menghabiskan waktu makan siang bersama dengan Renata, mereka masih tampak berinteraksi seperti biasa. Ternyata, dia hanya tidak mengetahui, ada kecanggungan yang terjadi di antara mereka. 

Renata mengangguk dengan bibir yang sedikit dimajukan karena sedih mengetahui keadaan itu, "Makanya, aku resign nggak apa-apa ya, Mas? Besok senin aku masukin surat resign ke HRD"

"Kalau sudah kamu pikirkan baik-baik, saya ikut aja. Asalkan semua berdasarkan keinginan kamu. Bisa ditendang sama Abi kalau dia tahunya kamu resign karena nikah sama saya"

Renata tertawa, "Abi emang agak posesif sih, tapi nggak selebay itu sampe ikut campur di urusan keputusan yang aku ambil kok, Mas"

"Ya kan takutnya aja, baru dapet restu, udah ditarik lagi gara-gara kamu resign"

Renjaka mengambil handphonenya, membuka sebuah email kemudian menunjukkan pada Renata, "Btw, Ta, kemarin saya minta tolong Nia buat cariin honeymoon package buat kita. Dia kasih beberapa referensi, kamu cek deh, kamu mau yang mana?"

Kali ini Renata yang terkejut lalu mengambil handphone yang diserahkan Renjaka dan melihat isi email yang dimaksud Renjaka, makin terkejut melihat isi paket yang ditawarkan Nia, "Mas, ini paketnya 2 minggu semua?"

Renjaka mengangguk, "Two weeks in Raja Ampat, Anambas, or Lombok. You choose"

"Kenapa lama banget sampe 2 minggu? Nggak bisa 3 hari aja?"

Renjaka yang sedang minum langsung menoleh pada Renata, "Honeymoon apa dinas kantor? Masa cuma 3 hari?"

"Dua minggu tuh lama loh, Mas. Kamu ninggalin kantor 2 minggu, kerjaan kamu mau dikemanain?"

"Saya tuh nggak pernah cuti, Ta. Hani pasti paham kalau saya mau cuti 2 minggu buat honeymoon"

"Kelamaan, Mas. Rendra nggak ikut kan?"

"Ya masa Rendra ikut honeymoon, jadinya malah family gathering dong"

"Ninggalin kerjaan dan ninggalin Rendra 2 minggu, aku nggak mau. 5 hari aja"

"Yaudah 12 hari"

Renata masih menggeleng, "6 hari deh" tawar Renata yang membuat Renjaka melotot, masa cuma nambah 1 hari? Renata kembali merengek, "Jangan kelamaan dong, Mas. Kasian Rendra kalau ditinggal sampai 2 minggu"

"Oke, 10 hari kalau gitu"

Renata mendengus, kali ini memasang tampang galak, "Seminggu. Last deal, nggak bisa diganggu gugat"

Renjaka mendecih, "Masa cuma seminggu?"

"Seminggu atau nggak usah honeymoon?" tanya Renata dengan ekspresi menantang. 

Mendenguskan nafasnya kasar, Renjaka menatap Renata dengan sebal, "Begitu ya ngancemnya?"

Renata tertawa puas di tempat duduknya. Renjaka kemudian melanjutkan, "Destinasinya kamu mau kemana, Ta?"

"Bandung aja biar deket" jawaban Renjaka sukses membuat Renjaka ingin menoyor kepala Renata karena pilihan yang disebutkannya tidak masuk daftar pilihan yang diberikan.

Never Been Easy [Completed]Where stories live. Discover now