16 || Misunderstanding resolved

494 69 2
                                        

____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______________
_____



Bunyi pin pintu yang dibuka, hanya dihiraukan oleh Rav yang sedang menyesap kopi sambil membaca beberapa artikel tentang bisnis. Tanpa melihat siapa yang datang, Rav sudah mengetahui siapa orangnya. Karena hanya ada satu orang yang mengetahui password apartemennya.

Brakk

Untuk pertama kalinya, Jeane menghancurkan barang dengan mata yang dipenuhi air mata. "APA?! KENAPA LU HERAN, PADAHAL SEMUA JELAS!!" Sangat menyakitkan, Jeane tidak bisa menahan untuk berlaga kuat. Dirinya terjatuh sambil menangis dihadapan kakak angkatnya.

Rav masih terdiam dan memikirkan apa alasan Jeane sampai seperti ini, "Akhhh!! Lu harusnya sadar. Kalau Mami butuh lu saat ini! Bahkan setiap gua kesana cuman nama lu yang keluar dari mulutnya—"

Kenyataannya memang pahit, Kakaknya bukan anak kandung dari orang tuanya. Tetapi, tidak ada yang dibedakan dari keduanya. Tapi Rav bahkan tidak pernah menenggok sekalipun ke rumah sakit, dimana Sarah berbaring lemah disana.

"Kenapa lu bales hal menyakitkan ini buat Mami?! Apa dia pernah lakuin hal salah, hah?!" Dahulu hubungan Rav dengan Jeane layaknya musuh, karena menurut Jeane kasih sayang kedua orang tua lebih untuk Rav. Ego dan bencinya mulai mereda, dia tidak ingin Maminya harus ngalamin sakit yang lebih parah hanya karena keegoisannya.

"Bangun!"

Jeane menepis tangan Rav dan berdiri sendiri, "Gua tau ini salah, tapi ini kemauan lu berapa tahun terakhir bukan? Lu larang gua untuk dateng!" Seketika Jeane merasa bersalah kepada Maminya, dia mengatakan hal yang membuat Rav tidak pernah kembali ke rumah. Tapi itu semua keluar begitu saja, saat dirinya marah. Dia tidak pernah ingin mengatakan hal itu sebelumnya.

Flashback On

2 tahun yang lalu.

Jeane diliputi kemarahan besar, mendengar semua bisnis Papinya diberikan kepada Rav. Dia hanya berpikir bukannya itu semua tidak adil, walaupun dirinya sudah memiliki beberapa bisnis kecil sendiri dan juga memperoleh uang dari hasil kerjanya di Entertainment.

Karena sejatinya, dia putri kandung Papinya. Tapi kedua orang tuanya tidak pernah memikirkan perasaannya dan selalu memuji Rav. Mungkin dihadapan Faye dan Christian dirinya akan menjadi sosok yang biasa aja, tetapi jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam. Jeane tidak menyukai semua ini.

Malam hari, Rav tidak pulang. "Bu, ayo tidur. Sudah malam, tidak baik. Den Rav juga pasti pulang!" Mendengar penuturan bibi yang selalu bersama Maminya, hati Jeane sedih. Dia juga belum pulang, namun hanya Rav yang menjadi kekhawatiran Maminya.

RE-BYEWhere stories live. Discover now