Rey segera melepaskan pelukannya dari pinggang Dira dan beralih memegangi perutnya. “Akh.. Dira,” keluhnya sembari membungkuk.

Dira tak menghiraukan keluhan Rey, dirinya lebih memilih untuk kembali menatap abang dan kakak iparnya. “Biarin aja,” ucapnya lalu tersenyum tanpa dosa.

“Akh,” keluh Rey berusaha mengambil perhatian Dira, tapi tak berhasil. “Sakit, akh..”

Dira menganggukan kepalanya, “Iya, tau,” sahutnya pelan.

“Om Rey kenapa, Tante?” tanya Rama kepada Dira.

Dira menggelengkan kepalanya, “Tante juga nggak tau, tuh. Coba tanya ke orangnya,” ucapnya.

Rama sgera beranjak dari duduknya dan melangkkah mendekati Dira dan Rey. Anak itu lalu berdiri diantara Dira dan Rey sembari menoleh ke arah Rey, “Om Rey sakit, ya?”

Rey menganggukan kepalanya. “Iya, Rama. Om Rey sakit, nih. Bilangin ke Tante Dira dong,” ucapnya, membuat Dira mencebikkan bibirnya.

Rama beralih menatap Dira, “Tante, Om Rey katanya sakit.”

“Om Rey boong, tuh,” bantah Dira. Ia lalu mengulurkan kedua tangannya kepada Rama, “Sini, Rama duduk dideket Tante aja, ya.”

Rama mengangguk, membuat Rey membelalakkan kedua bola matanya. “Eh? Ja- jangan mau, Rama! Rama duduk deket Mama sama Papa aja,” ucapnya.

“Tapi, Rama mau duduk dideket Tante Dira,” ucap Rama.

“Eng- nggak usah,” cegah Rey.

“Jangan didengerin, Rama. Sini,” ucap Dira dengan senyum simpul.

“Nggak, jangan! Om Rey mau tiduran disini,” cegah Rey lagi. Cowok itu lalu merebahkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya diatas pangkuan Dira. “Rama duduk disana aja,” usirnya.

Dira membelalakkan kedua bola matanya sambil menatap Rey dengan tajam, “Heh?!”

Rama mengerutkan dahinya, “Om Rey!” 

“Om Rey lagi sakit, Rama,” ucap Rey memelas.

Rama beralih menoleh ke arah Raka dan Raya, anak itu lalu mengadu, “Pa, liat Om Rey!”

Raya terkekeh sejenak. “Rama sini,” ucapnya sembari mengulurkan kedua tangannya.

“Rama mau sama Tante Diraaa,” rengek Rama.

“Iya, sini, Rama,” ucap Dira dan kembali mengulurkan tangannya.

Saat Rama hendak menerima uluran tangan Dira, Rey segera menarik dan memeluk kedua tangan sang istri dengan kuat. Cowok itu memejamkan matanya untuk menghindar dari tatapan tajam sang ponakan.

“Om Rey!”

Rey membuka salah satu matanya lalu menjulurkan lidahnya sejenak, “Wle,” ledeknya, membuat Rama semakin kesal. Ia kembali menutup wajahnya menggunakan lengan sang istri.

Dira memelototi Rey sambil menahan tawa, “Eh, jangan digituin! Ntar nangis,” bisiknya pada sang suami.

“Om Rey, huwaaaaaa!” pekik Rama dan mulai menangis, membuat Dira panik.

DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]Where stories live. Discover now