"Aku tidak akan melebarkan kerah kimono ini!"

Setelah berkutat cukup lama di depan cermin, akhirnya gadis itu keluar dari ruang ganti dan berjalan menghampiri laki-laki bercadar itu.

"Wah, wah, wah... kau cantik sekali."

"Apakah kau tidak punya baju yang lebih biasa lagi dari ini?"

"Sayangnya tidak ada.... Cepat sana!"

"Aku berangkat, ya...."

Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk sampai di Desa Konoha, karena gadis ini adalah seorang ninja. Gadis itu sampai di depan pintu gerbang Desa Konoha. Ada empat orang yang berjaga di pintu masuk desa itu. Mereka tidak memakai pakaian tugas mereka, sepertinya untuk mengenali para penjaga di desa ini sulit untuk diketahui. Gadis itu berjalan dengan perlahan melewati pintu masuk Desa Konoha. Gadis itu disambut dengan ucapan selamat datang dan dibalas senyum manis oleh gadis itu.

Sangat ramai, desa ini penuh dengan orang. Hiasan-hiasan festival menggantung di sepanjang jalan. Gadis itu berjalan sesuai petunjuk menuju tempat festival berlangsung. Ini pertamakalinya gadis itu datang ke desa ini. Sepertinya desa ini sangat damai dan orang-orangnya terlihat sangat bahagia.

"Apakah aku bisa seperti mereka? Sepertinya tidak, itu cuma mimpi...."

Gadis itu terus berjalan menelusuri jalan-jalan di Desa Konoha, pandangannya memperhatikan setiap orang yang dilewatinya.

"Mudah," Gadis itu menyeringai menyeramkan.

Setelah puas memperhatikan dan sedikit menikmati acara festival ini, gadis itu ikut berkumpul di sebuah lapangan yang sangat luas tempat diadakannya festival kembang api dinyalakan. Saat orang-orang fokus menikmati kembang api yang meledak-ledak di gelapnya langit malam, gadis itu memulai aksinya. Satu kantong, dua, tiga, empat kantong sudah didapatkannya.

"Sepertinya cukup. Sebelum mereka menyadarinya, sebaiknya aku pergi."

Gadis itu tersenyum senang dan segera pergi dari tempat itu. Jalan desa sangat sepi, orang-orang sepertinya berkumpul di lapangan tadi, gadis itu berjalan tanpa menyadari ada seseorang yang sedang berlari dengan sangat terburu-buru dari belakangnya.

BRUUKK

Gadis itu terjatuh dengan keras ke tanah. Gadis itu merintih kesakitan.

"Maaf, Nona... kau tidak apa-apa?"

Gadis itu menatap tajam laki-laki yang ada di depannya. Tapi, yang membuat gadis itu bingung, kenapa wajah laki-laki itu terlihat malu? Gugup? Salah tingkah? Kenapa? Akhirnya gadis itu menyadari kalau kimononya itu terbuka, menampakkan kaki sampai paha gadis itu. Dengan cepat, gadis itu bangun dari jatuhnya dan masih menatap tajam laki-laki berambut kuning jabrik di depannya.

"Kau harus membayarnya karena telah melihatnya!" rutuk gadis itu dalam hati.

"Ma-maaf, aku tidak sengaja menabrakmu...."

"Ka-kakiku sakit...."

Gadis itu merintih sambil memegang kakinya. Laki-laki itu mendekat dan gadis itu pura-pura terjatuh saat akan berjalan, dengan sigap laki-laki itu meraih tubuh gadis itu dan membantunya untuk berdiri.

"Te-terima kasih,"

"Tidak apa-apa..."

Gadis itu tersenyum manis lalu pergi meninggalkan laki-laki itu yang terlihat bingung dengan wajah sedikit memerah.

"Yeah! Mudah sekali!"

Gadis itu kini sudah berada di luar Desa Konoha. Ia berjalan menuju rumah hiburan yang akan menjadi tempatnya tidur selama seminggu.

Seperti Matahari TerbitWhere stories live. Discover now