Pertemuan

24 2 1
                                    

Festival kembang api di sebuah desa yang bernama Konoha kali ini dibuat besar-besaran. Festival ini dibuka untuk umum. Warga atau penduduk yang berasal dari luar desa diijinkan untuk masuk dan melihat-lihat acara festival kembang api ini.

"Hei, kau tidak mau datang ke festival Konoha?"

"Hm, aku sedang malas...."

"Ayolah, banyak mangsa di sana! Kau pasti akan dapat banyak!"

"Iya, sih, masa aku harus pakai baju yang seperti ini? Bisa-bisa aku nanti ditangkap karena dikira mau perang!"

"Hahaha... Itu tidak masalah, kau boleh pakai baju untuk para artis panggung di belakang."

"Wah, benarkah? Terima kasih, aku tidak mau memakai baju seperti gadis-gadis manis itu!"

"Sudahlah... Kalau kau berpakaian seperti gadis-gadis normal lainnya kau tidak akan dicurigai nantinya."

"Kau memaksaku juga agar kau dapat bagian, kan?"

"Hehehe... Kalau kau dapat banyak, jangan lupa bagian ku juga, ya..."

"Tck, dasar mata duitan!"

Gadis berambut merah muda panjang yang diikat ekor kuda tinggi itu menatap tajam pada sosok laki-laki yang hampir seluruh wajahnya tertutup oleh cadar yang dikenakannya. Sebuah rumah hiburan yang berada jauh di luar Desa Konoha tampak sepi hari ini. Biasanya rumah hiburan ini ramai pengunjung karena letak rumah hiburan ini berada di jalur utama yang menuju Desa Konoha. Banyak para petualang yang mampir untuk menginap atau sekedar menikmati hiburan-hiburan yang disediakan dari rumah hiburan ini. Di salah satu meja tempat hiburan itu, gadis berambut merah muda itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju laki-laki yang memakai cadar yang sedang menghitung uang di meja kasir.

"Baiklah, kalau aku dapat banyak, aku boleh kan menginap disini gratis?"

"Kalau bagian ku banyak, kau boleh menginap disini gratis selama seminggu,"

"Seminggu? Dasar pelit!"

"Masih lebih baik daripada kau tidur di luar sana."

Tanpa membalas kata-kata laki-laki bercadar itu, gadis itu langsung berjalan menuju ruangan yang ada di belakang panggung musik.

"Apakah aku harus memakai baju kimono sexy ini??"

Gadis itu kini menatap sebuah kimono manis berwarna merah. Gadis itu berdiri di depan cermin besar yang ada di ruang ganti untuk para artis panggung berganti baju. Dengan pasrah gadis itu melepaskan satu-persatu pakaian yang dikenakannya dan menggantinya dengan kimono merah itu.

"Apa ini? Ini bukan diriku! Masih lebih baik pakaian ninja hitam itu daripada kimono ini!" gerutu gadis itu di depan cermin menatap dirinya yang sebenarnya terlihat sangat cantik.

"Apakah rambutku juga harus di rubah seperti para artis panggung itu? Sepertinya tidak perlu."

"Wajahku... Apa aku harus berdandan? Hm... Sepertinya pakai lipstik sedikit tidak apa-apa,"

Gadis itu mengambil sebuah lipstik berwarna merah delima di meja rias dan memoleskannya pada bibir tipisnya.

"Seperti ini? Wah... ini seperti bukan diriku!"

Gadis itu menatap penampilannya lagi di depan cermin, sepertinya ada yang berbeda dengan penampilannya dengan artis panggung yang biasa dia lihat.

"Artis-artis panggung itu biasanya selalu melebarkan leher kimononya hingga ujung pundaknya, seperti ini?"

BLUUSSHH

"KYYAAA... TIDAKKK...!!!"

Gadis itu memerah sendiri wajahnya ketika dia melebarkan kerah kimononya hingga ujung pundaknya. Hal itu membuat sedikit belahan dadanya terlihat.

Seperti Matahari TerbitWhere stories live. Discover now