Sahabat

3 2 0
                                    


“Gawat, ini gawat Bro. Udahan pelukannya, ayo pergi Kayla, si Awan ngamuk tuh.”

Dion membuat jarak diantara Erlan dan Kayla. Dia membawa Kayla ke pojok ruangan, menepi dari orang-orang yang tengah asik menari. Erlan mengikuti mereka berdua hingga ke luar ruangan.

Kayla melepaskan tangannya dari genggaman Dion. “Dion, apa yang kamu lakukan? Sudah kubilang lakukan sesuai rencana.”

“Rencana apa Kayla?” suara Awan terdengar mengintimidasi. Ia muncul dari sisi gelap sudut teras.

“Ah itu, hanya rencana sederhana untuk kejutan kecil di pestamu.” Kayla tersenyum, ia mendekat kepada Awan. Namun, awan berjalan melewatinya.

“Aku juga punya kejutan untukmu.” Awan mengeluarkan pisau lipat dari kantung celananya. Tanpa aba-aba dia langsung menusuk perut Dion seraya memeluknya. Seketika, tubuh Dion merosot. Terkapar di lantai.

Kayla terpaku melihat sahabatnya terluka. Mulutnya terbuka, tak percaya Awan bisa melakukan perbuatan seperti itu. Ia berlari mendekatinya, namun Awan mencegah, ia menarik paksa Kayla. Membawanya pergi meninggalkan Dion begitu saja.

Sementara Erlan menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia bertahan dalam persembunyiannya, menahan semua rasa yang bercampur dalam dirinya.

Ketika Awan dan Kayla sudah pergi, Erlan segera berlari pada Dion. Darah segar semakin banyak keluar. Jas Putih yang dikenakannya semakin lama berubah warna. Erlan memeriksa tubuh Dion, perut sebelah kirinya robek bekas pisau yang menusuknya. Erlan membuka jasnya, mengumpal asal, menaruhnya di perut yang terdapat luka lalu menekannya.

Erlan merogoh kantung celananya, mengambil ponsel dan menghubungi ambulan agar segera datang. Tiba-tiba ponselnya terjatuh. Ia melihat telapak tangannya penuh darah. Tangannya bergetar. Rasa sakit itu kembali menyergap, kegagalan di ruang operasi, tangannya yang di paku. Hingga pukulan Awan bermunculan di kepalanya.

“Aku gagal jadi dokter, tapi aku tidak boleh gagal menyelamatkan sahabat Kayla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku gagal jadi dokter, tapi aku tidak boleh gagal menyelamatkan sahabat Kayla.”

Erlan bangkit, melawan rasa sakitnya, ia menggendong Dion, membawanya pergi secepat mungkin.

***

ErlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang