Idola

2 2 4
                                    

"Mengagumi seseorang itu wajar, tapi jika sikapnya sudah tidak wajar, maka kamu harus mewaspadai kemungkinan yang akan terjadi."

***

Suara langkah kaki berirma membuat Erlan tersenyum, langkah tegas dengan suara yang mampu mengintimidasi siapapun yang mendengarnya. Apalagi ketika semua mata tertuju padanya.

Lelaki itu duduk di depan Erlan, dia membuka kacamata hitamnya juga jas yang membalut tubuhnya. Otot-otot lengannya terlihat meski dibalut kemeja putih. Umurnya sudah 35 tahun,tapi wajah lelaki itu tak beda jauh dengan Erlan. Karismanya membuat wanita terpesona. Bahkan satu kedipan matanya membuat seorang wanita muda mengiris jarinya sendiri.

Erlan meringis. “Ieuww, Sudah tua, jadi duda beranak dua, tapi tetap jadi idola semua wanita, luar biasa.”

“Jaga ucapanmu bung, sebentar lagi aku akan melepaskan status itu.”
“Oh ya? Wah, jadi kamu benar-benar bisa terlepas dari mantan istrimu yang sakit itu.” Erlan tersenyum menggoda.

Lelaki itu menghela napas. “Kenapa bertemu di sini?” Dia bertanya dengan nada datar.

“Aku suka tempat ini, sama sepertimu, bukan? kamu pun tidak akan menolak mengunjungi tempat ini, terlebih hari ini kamu sudah ada janji dengan rekan kerjamu.”

Lelaki itu mengangguk, mengiyakan pernyataan Erlan benar adanya. “Lalu, ada hal penting apa yang membuatmu ingin bertemu denganku?"

Erlan diam sejenak, ia mengeluarkan sebuah kotak berisi liontin peninggalan ibunya. “Aku akan menikah, sebagai saudara satu-satunya, kamu harus menjadi waliku, Awan.”

Awan terkekeh, “Kenapa tiba-tiba?” lalu ia melanjutkan, “Siapa wanita beruntung itu?”

“Sebenarnya sudah lama, dia cinta pertamaku, seharusnya kita sudah menikah, tapi karena kebodohanku di masa lalu, .. “Erlan diam sejenak. “Dia akan segera datang, ketika melihatnya kamu akan tau alasanku ingin menikahinya.”

“Baiklah, tapi sebelum gadismu datang, aku juga ingin memberikan undangan pernikahanku, datanglah dengan calon istrimu, atau mungkin kita bisa melangsungkan resefsi bersama.” Awan tersenyum penuh arti.

“Ah, itu dia calon kakak iparmu ada di sini ternyata.” Awan menunjuk wanita yang berjalan mendekat di belakang Erlan.

Erlan menoleh, tak ada wanita lain di sana, hanya ada Kayla yang berjalan ke arah mereka berdua. “Kayla.”

***

ErlanWhere stories live. Discover now