Chapter 33 ~ Hilangnya kepercayaan

Start from the beginning
                                    

"Aniya, kau itu sudah sangat berusaha. Lagipula semua yang terjadi itu bukan kehendak kita, tapi kehendak Tuhan. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Jadi semua itu bukan salahmu." perkataan Ochie begitu menenangakan di telinga Kevin. Suara cantiknya mampu membuat hati Kevin damai tanpa takut apa pun termasuk kematian.

Mata Kevin mulai berkaca-kaca. "Aku sangat bangga menjadi kekasih wanita berhati malaikat sepertimu."

"Aku lebih bangga karena memiliki kekasih sekuat dirimu. Saranghae, Kevin Woo."

"Nado saranghae, Ochie Shin."

"Kau tidak usah khawatir, biar aku dan Minho yang menyelidiki masalah obatmu. Kau tinggal terima beres dan kita selesaikan begitu pelakunya sudah ditemukan."

"Aku harus ikut. Mana mungkin hanya kalian berdua saja? Ini masalahku juga."

"Andwae. Aku tidak ingin kondisimu semakin memburuk karena kelelahan. Kau harus ingat jika kesehatanmu itu yang utama."

"Tapi aku---"

"Serahkan saja semuanya padaku dan Minho." potong Ochie sambil meraih jemari kurus Kevin dan mengelusnya lembut. Kevin hanya menghela napas pasrah. Kekasihnya ini memang tegas dan susah dibantah. Sepertinya Ochie sudah semakin memahami Kevin yang keras kepala.

"Arraseo. Geundae, jika ada apa-apa langsung hubungi aku." pinta Kevin tidak bisa benar-benar berdiam diri saja. Ochie mengangguk menyetujuinya. Menghargai keputusan Kevin.

Ochie mengelus rambut kecoklatan Kevin dengan sangat lembut. Ia tatap manik mata sayu Kevin sedalam mungkin. Sungguh Ochie tidak ingin kehilangan Kevin sampai kapan pun. Bahkan sekali pun maut yang memisahkanya dan Kevin ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. "Jangan khawatir. Apa pun akan aku lakukan untukmu."

"Aku pastikan dia membayar perbuatannya padamu." batin Ochie dengan tatapan tajam penuh emosi. Wanita itu sepertinya marah bercampur kecewa dengan si pelaku.

###

*Seoul National University*
*Keesokan hari pukul 09.00 AM KST

"Minho-ya, kau sudah menemukannya?" Ochie menelepon Minho begitu kelasnya berakhir. Ia harus cepat menemukan bukti jika dirinya tidak bersalah dan memperbaiki semuanya.

"----------"

"Geurae jaraesseo. Jangan sampai ada yang terlewat sedikit pun."

"----------"

"Arraseo. Kita bertemu di gazebo gedung arsitektur sekarang." perintah Ochie kemudian menutup teleponnya. Sepuluh menit berlalu, Minho sampai juga di gazebo gedung arsitektur. Pria itu lalu menyerahkan sebuah flashdisk yang sepertinya berisi file penting.

"Untung saja tidak ada yang tahu jika aku yang memasang kamera tersembunyi ini."

"Jinjjaya? Jadi ini inisiatifmu sendiri?" tanya Ochie tidak percaya. Minho menjawabnya dengan tersenyum bangga.

"Neoneun?"

"Kemarin aku menemukan bukti yang sangat kuat dan aku yakin bukti ini tidak akan bisa membuatnya mengelak." Ochie mengatakannya dengan raut wajah penuh amarah.

"Kau harus pastikan dia benar-benar menyesal." ujar Minho serius. Tatapan matanya tersirat kebencian yang sangat besar dan dalam. Sepertinya Minho tidak akan mengampuni perbuatan

"Setelah masalah obat Kevin selesai, aku minta kau dan Kevin harus bahagia lagi. Meskipun masalah Eomma Kevin dan juga masalah restu Ayahmu belum selesai, tapi kalian berdua jangan pernah menyerah. Sedikit lagi semua masalah akan selesai." pinta Minho menyemangati. Ia berjanji akan selalu mendukung Kevin dan Ochie apa pun yang terjadi.

My Love is You (Ending Soon)Where stories live. Discover now