19. [ Epilog ]

3.7K 248 39
                                    

Setelah kabur dari Malfoy Manor, Harry, Ron, dan Hermione merencanakan kembali perburuan Horcrux. Mereka berhasil mendapat Piala Hufflepuff (Horcrux) di lemari besi Bellatrix Lestrange. Dengan menunggangi naga penjaga di dalam bank sebagai alternatif keluar hidup-hidup dari sana.

Voldemort murka dan ketakutan saat mereka tahu tentang Horcrux-Horcruxnya. Di kanan-kirinya terdapat lautan mayat yang dibunuh oleh Voldemort.

Keluarga Malfoy meringkuk takut di pojok ruangan. Mereka nyaris menahan napasnya melihat kemurkaan Tuan mereka.

Voldemort mengayun-ngayunkan tongkat Elder yang menolaknya. Dia memandang Draco kemudian menyeringai.

"Malfoy Muda..."

***

"Kita harus ke Hogwarts. Ada sebuah Horcrux di sana," kata Harry menggigil.

"A-apa? Kau gila? Kita tidak bisa ke sana!" sanggah Hermione.

"Itu satu-satunya cara."

Akhirnya setelah berdebat panjang mereka menuju Hogwarts lewat jalan pintas di Hogsmeade. Tapi siapa sangka, saat sampai di Hogsmeade, alarm pertanda Harry Potter muncul bunyi. Akibatnya Pelahap Maut berdatangan untuk memeriksa.

Mereka diam-diam berlari ke jalan sempit untuk masuk ke Hogwarts. Sayangnya gerbangnya tertutup.

Tapi untungnya sebuah pintu terbuka dan seorang pria berbisik agar mengikutinya.

"Bodoh sekali kalian datang ke sini," desis Aberforth. "Tidak tahukah kalian bahwa di sini sangat berbahaya!?"

"Kau adik Albus Dumbledore, kan?" tebak Hermione.

Aberforth memilih tidak menjawab. Dia mengambil beberapa makanan dari dapurnya dan meletakkannya di atas meja.

Hermione dan Ron mengambil makanannya dengan sedikit terburu-buru. Mereka sangat lapar. Saat melihat poster yang sudah lecek di kursi, Hermione tersedak.

"Apa ini?"

Tidak diinginkan nomor 2.

Hermione Lestrange.

10,000 Galleons untuk yang menangkapnya.

"Itu sudah jelas bukan? Orang-orang berbondong-bondong untuk memburumu, memburu kalian," jawab Aberforth.

Setelah memberitahu tujuan mereka di sini. Akhirnya Aberforth menunjukkan jalan rahasia ke kastil lewat potret Ariana. Di sana, Neville sudah menjemput mereka.

"Hai teman-teman. Lihat apa yang kubawa," ujar Neville bergeser untuk memperlihatkan tiga orang yang paling dicari.

Anak-anak Gryffindor bersorak melihat Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Lestrange.

"Kami sedang mencari benda yang berhubungan dengan Ravenclaw. Kecil dan mudah disembunyikan," kata Harry.

"Apa itu?" tanya Dean.

"Diadem. Diadem Ravenclaw," sahut Hermione cepat. "Benar, kan?" menatap anak-anak Ravenclaw.

"Tapi diadem itu sudah hilang puluhan tahun yang lalu. Tidak ada orang hidup yang melihatnya." Cho menambahkan.

Kedatangan mereka bertiga ternyata diketahui oleh kepala sekolah, Snape. Dia mengumpulkan semua siswa di Aula Besar untuk menyerahkan mereka.

"Bagi siapapun yang menyembunyikan mereka akan dihukum sepantasnya," ujar Snape.

Saat Aula hening, Harry, Ron, dan Hermione maju ke depan. Murid-murid sontak terkesiap. Bersamaan dengan itu, anggota Ordo masuk ke Aula.

Di samping kanan-kiri Snape ada Alecto Carrow dan Amycus Carrow. Kedua orang tersebut sudah siap menyerang dengan tatapan membunuh.

la viéOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz