2.

2.4K 372 8
                                    

Desas-desus bahwa ada ramalan yang mengatakan anak yang lahir di akhir bulan Juli akan mengalahkan Pangeran Kegelapan alias Voldemort. Desas-desus itu menyebar dengan cepat membuat Voldemort murka.

Narcissa di sisi lain merasakan ketakutan, meskipun bayinya lahir di bulan Juni. Voldemort itu kejam. Dia tidak segan-segan membunuh siapapun yang menghalangi jalannya. Narcissa takut bayinya juga ikut terbunuh karena merupakan ancaman. Dia mengelus perutnya yang besar.

Sebentar lagi dia akan melahirkan...

Suara gelak tawa mengalihkan lamunannya. Di sana, Hermione sedang bermain di atas rumput ditemani peri rumah. Tangannya mengais-ngais gelembung yang berterbangan.

Narcissa tersenyum tipis. Sifat Hermione sudah tertebak sejak kecil. Dia mirip kedua orangtuanya.

Dia keras kepala dan berkeinginan kuat.

***

Malam ini Lucius dan Narcissa akan makan malam di Lestrange Manor. Bellatrix sudah menyuruh peri rumah untuk menyiapkan semuanya.

"Nyonya Lestrange, Tuan dan Nyonya Malfoy sudah sampai," kata peri rumah memberitahu.

"Bawa mereka ke ruang tamu."

"Baik," cicit peri rumah itu.

Bellatrix dengan gaun hitam panjangnya melangkah keluar kamar. Dia melenggang menuju ruang makan di mana Lucius dan Narcissa sudah menunggu. Langkahnya terhenti ketika melihat Rodolphus dengan setelan formalnya menggendong Hermione. Bellatrix menatap suaminya skeptis.

Rodolphus yang menyadari arti tatapan Bellatrix menatap dingin istrinya itu. Matanya berkilat tajam.

"Jangan tanya," desis Rodolphus.

Bellatrix mengangkat bahunya acuh. Dia berjalan bersisian dengan Rodolphus. Mereka sampai di ruang makan di mana pasangan Malfoy sudah menunggu mereka.

Lucius dan Narcissa yang menyadari kehadiran tuan rumah membungkuk sopan. Narcissa melirik Rodolphus yang menggendong Hermione. Anehnya wajahnya kaku.

Mereka akhirnya memulai makan malam mereka diiringi dengan perbincangan seputar politik. Narcissa yang tidak tertarik dengan bidang politik hanya diam, sesekali melirik Hermione.

Tumben sekali Rodolphus mau memeluk Hermione, apalagi sambil makan, pikir Narcissa.

"Kalian sudah mendengar bukan kalau ada rumor bahwa anak yang lahir bukan Juli akan mengalahkan Dark Lord." Lucius memulai pembicaraan tentang masalah ini.

Refleks Narcissa mengelus perut besarnya.

Bellatrix mendengus mengejek.

"Jangan meremehkan kekuatan Dark Lord. Dia sangat kuat. Tidak ada yang bisa menandinginya," ujar Bellatrix.

"Tapi kita tidak bisa meremehkan ramalan tersebut," bantah Rodolphus.

"Jaga ucapanmu Rod, jika Dark Lord mendengar, kau akan habis," desis Bellatrix marah.

Rodolphus mendengus dan memilih diam.

"Ngomong-ngomong kapan kau akan melahirkan, Cissy?" Bellatrix dengan cepat mengubah topik.

"Juni," balas Narcissa tersenyum bahagia.

"Ah yah, aku berencana membawa Hermione ke Diagon Alley untuk menemaniku membeli perlengkapan bayi. Bolehkah?" Narcissa memberitahu. Berharap diberi izin oleh pasangan Lastrange itu.

"Bawa saja," balas Bellatrix acuh tak acuh.

Hermione yang dipangkuan Ayahnya menatap pria itu dengan mata biru safir besarnya. Rodolphus yang ditatap seperti itu tidak nyaman. Tangan Hermione mengais-ngais wajahnya dan jemari mungilnya memegang dagunya. Bayi perempuan itu tertawa. Air liurnya mengalir dari mulutnya. Hermione mengambil air liurnya kemudian dia tempelkan ke hidung Ayahya.

la viéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang